Monday, March 30, 2009

Membangun Bangsa dalam Kepribadian “To Fight for Corruption”

Apabila kita melihat dalam masyarakat umum, metode yang dilakukan untuk mendisiplinkan diri adalah pemberlakuan hukuman dan kepastian akan hukum yang ditegakkan. Sekarang yang menjadi acuan kita adalah bagaimana sesungguhnya kepribadian yang kita tanamkan dalam hati nurani kita sebagai anak bangsa demi perkembangan bangsa ini. Tidak hanya janji semata untuk memberantas KKN. Membangun karakter diri adalah salah satu yang menjadi landasan suatu bangsa Namun hasilnya, yang terjadi adalah disiplin sesaat, karena ada ancaman. Itulah yang terjadi sekarang ini. Itulah sebabnya banyak tindakan KKN belum dapat diberantas secara signifikan. Dalam praktik pendisiplinan diri dapat terjadi dari orang tua kepada anak-anaknya, pemerintah kepada masyarakat, atau dari diri sendiri kepada diri sendiri. Untuk mengenal jiwa dan kepribadian sejak masa-masa kanak-kanak baik sesudah dewasa bersifat berkesinambungan, fleksibel (tidak otoriter), ada batas-batas yang pasti mana yang boleh dan tidak boleh, ada kepastian hukum, dan adanya komunikasi (yang sehat dan konstruktif, tanpa ada unsur saling merendahkan atau melecehkan).
Maka taburlah benih-benih Cinta dan Disiplin untuk berbuat sesuatu yang baik dimulai dari Keluarga sebagai contoh kecil. Cinta kepada sesama keluarga, sesama tetangga, pada rakyat, cinta pada lingkungan, cinta pada pekerjaan, cinta pada sesama, tanpa melihat adanya kecemburuan sosial antar sesama yang ingin berkuasa dan sok kaya dan ”Ingin menjadi Kaya dengan memperdaya situasi dan kondisi”. Inilah awal mulanya Corruption, Colution and Nepotism / KKN bisa kita kurangi bila perlu kita hilangkan. Dengan memberikan senyum, wajah akan tambah menawan. serta tertawa, badan akan jadi lebih sehat,dengan berdoa, jiwa akan lebih damai. Disinilah kita berarti sudah membangun bebas KKN. Semoga dengan hati nurani yang ada dalam sanubari kita menjadi sesuatu yang berharga dapat kita berikan bagi bangsa ini. (Edited and Act, by: Frans Hero K. Purba)

Tuesday, March 10, 2009

Bagaimana Dengan Paket Stimulus Perkembangan Ekonomi Dunia untuk Mengatasi Krisis Global

Dengan mewujudkan suatu kesinergian yang saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan antara pengusaha pasar modern dengan pedagang kecil, menengah, koperasi serta pasar tradisional agar dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat hal inilah yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan langkah stimulus fiskal dan moneter lanjutan. Dengan penurunan ekspor diprediksi bisa mencapai 50% di tahun 2009. Kadin mengimbau pemerintah bersama dengan Bank Indonesia segera mempersiapkan langkah stimulus fiskal dan moneter lanjutan.
Di Amerika Serikat, paket stimulus senilai 787 miliar dollar AS dan bail out terhadap sektor keuangan dan korporasi menyisakan defisit fiskal di pihak pemerintah federal sebesar 1,7 triliun dollar AS. Ini hampir empat kali lipat dari posisi defisit tahun 2008 yang 455 miliar dollar AS dan delapan kali lipat defisit 2007. Feldstein memperkirakan defisit fiskal AS tahun ini bakal melonjak di atas 10 persen dari produk domestik bruto (PDB). Stimulus sebesar itu juga membengkakkan utang nasional AS dari sekitar 9 triliun dollar AS menjadi 10,7 triliun dollar AS. Ini menjadi tanggung jawab pembayar pajak dan generasi mendatang. Dengan utang sebesar itu, setiap warga negara AS memikul beban utang 36.000 dollar AS.Negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) misalnya, telah mengumumkan paket stimulus fiskal sebesar 819 miliar dollar AS atau sekitar Rp 9.000 triliun. Jerman akan mengucurkan sekitar Rp 50 miliar euro atau sekitar Rp 750 triliun.Dari sisi moneter, bank-bank sentral secara agresif terus memangkas suku bunganya. Bank Sentral AS, Federal Reserve, hanya menyisakan besaran 0,25 persen untuk suku bunga acuannya. Ini artinya, hampir tidak ada ruang lagi untuk stimulus moneter. Jepang bahkan memangkas suku bunga acuannya hingga nol persen. Akibat pemangkasan yang agresif, suku bunga acuan di negara-negara maju kini telah di bawah 1,5 persen. Prediksi pertumbuhan ekonomi 2009 pun terus direvisi. Pada Oktober 2008, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2009 masih diprediksi mencapai 3 persen. Seiring waktu, perkiraan angka pertumbuhan terus menurun hingga akhirnya prediksi paling akhir sementara, pada Januari 2009, menetapkan pertumbuhan ekonomi dunia hanya sebesar 0,4 persen. Makin banyak negara yang diprediksi pertumbuhannya negatif, antara lain AS, negara Uni Eropa, Jepang, Kanada, dan Singapura. Situasi yang nyaris mirip juga dialami perekonomian Indonesia. Pengumuman stimulus fiskal sebesar Rp 73,3 triliun dan pemangkasan BI Rate paling dramatis sepanjang sejarah belum juga bisa menahan pelambatan ekonomi yang lebih dalam.
Sedangkan di Uni Eropa berada diambang ujian yang menentukan. Selama ini,negara dibenua Eropa sedang menuju saling pendekatan dibidang ekonomi dan moneter. Tapi itu tidak akan banyak tersisa, bila Uni Eropa tidak lolos dalam menghadapi krisis keuangan.Meskipun demikian Uni Eropa memiliki pengalaman yang panjang dengan kepentingan yang berbeda, dan membiarkan tumbuhnya harapan, bahwa juga dibawah bayangan situasi yang luar biasa, dapat menciptakan kesejahteraan bersama. Hasil dari pertemuan di Istana Elysse, jangan dianggap remeh. Dalam penjelasan bersama. dengan jelas terlihat bahwa pimpinan politik di Eropa, menolak langkah yang bersikap doktrin dan egois.

Harian Swiss SONNTAGZEITUNG mengomentari sejumlah langkah penyelamatan krisis keuangan dan kurangnya koordinasi di Eropa. Harian ini selanjutnya menulis, "Dalam waktu tiga hari,tujuh negara Eropa harus menyelamatkan lima bank dari kebangkrutan. Di Inggris, Spanyol dan Irlandia bidang properti ambruk. Bank Eropa berutang banyak ketimbang bank di Amerika Serikat.Perancis berada diambang resesi. Konjunktur dikawasan Eropa anjlok. Tapi pemerintahan masih tetap percaya, akan dapat lolos dari krisis tanpa melakukan tindakan yang dikoordinir. Kegembiraan terhadap kerugian yang dialami orang lain, dalam hal ini menyangkut krisis di Amerika Serikat telah mengaburkan pandangan, bahwa hal itu juga telah berada didepan Eropa. Harian Inggris TELEGRAPH yang terbit di London menyoroti pernyataan pemerintah Jerman untuk menjamin tabungan pribadi, sehubungan dengan terjadinya krisis keuangan. Selanjutnya harian ini menulis, " Keputusan pemerintah Jerman, untuk menjamin tabungan pribadi,membuat Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling semakin mendapatkan tekanan yang besar, agar melakukan tindakan yang sama. Bagi Menteri Keuangan Alistair Darling ,yang diprioritaskan adalah kembali memulihkan kepercayaan terhadap sistem perbankan.Itu berarti, krisis manajemen yang terjadi ditahun belakangan diganti dengan rencana yang meyakinkan, agar sistem keuangan kembali berfungsi, dan sekaligus menghindarkan terjadinya sebuah bencana. Harian Jerman STUTTGARTER ZEITUNG,sehubungan dengan krisis keuangan, harian ini menurunkan komentar yang meragukan masa depan perbankan. Selanjutnya ditulis, "Kebangkrutan bank-bank,terutama di Jerman , segera membangkitkan ingatan terhadap krisis ekonomi dunia. Antrian panjang dari para nasabah yang berputus asa, yang ingin mengambil uangnya. Tapi tidak semua bank mempunyai nasabah pribadi, yang karena cemas menyerbu loket-loket bank untuk mengambil uang tabungannya. Dengan demikian tidak ada alasan, untuk bank seperti itu dalam kondisi apapun harus terus eksis. Dalam setiap krisis yang baru, harus dicari pemecahannya secara khusus dan terpisah. Dan pemecahannya juga dapat berupa penentuan bahwa sebuah bank tidak punya masa depan, melainkan hanya untuk menuntaskan transaksinya
.(sumber Koran Kompas sebagai bahan wacana, data diolah berbagai sumber dan wacana oleh Frans Hero K. Purba)

Wednesday, March 4, 2009

Bersama Membangun Negeri dalam Bebas Korupsi untuk Cermin Kemajuan Perekonomian Suatu Bangsa

Cermin suatu bangsa terletak dari kepribadian seseorang yang turut andil dalam membangun negara ini. Adanya niat, adanya kemauan dan tidak hanya sekedar janji semu belaka. Apabila kita analisa secara horisontal, praktik korupsi menyebar ke semua ranah kekuasaan baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Sementara itu, secara vertikal, praktik korupsi terjadi dari tingkat pusat sampai pada level paling rendah di daerah. Bahkan, banyak gejala memperlihatkan bahwa praktik itu juga terjadi pada institusi publik yang non-negara.
Apabila kita analisa secara umum ekonomi suatu negara pada saat tertentu tiba pada titik tertinggi, yang lalu terjadi krisis, yang disusul dengan memasuki resesi, hal itu sangat wajar. Ekonomi akan merosot terus, dan pada waktunya nanti akan dicapai titik terrendah. Bertolak dari sini, gelombangnya meningkat lagi. Modal yang tertanam dalam saham-saham di Indonesia dijual karena sedang sangat diperlukan untuk negerinya sendiri. Dampaknya IHSG anjlok. Hasil rupiahnya dibelikan dollar, nilai tukar rupiah anjlok. (sumber beberapa pakar, data diolah oleh: Frans Hero K. Purba) Dampak psikologisnya semuanya mengerem pembelian, permintaan menurun, produksi dikurangi, PHK meningkat, daya beli menurun, permintaan menurun, omset menurun, investasi dikurangi lagi dan seterusnya terjadi spiral ke bawah atau downward spiraling yang sangat kita kenali dalam resesi-resesi, apalagi depresi yang lalu. Kondisi perkonomian Indonesia pada tahun 2008 ini diperkirakan bisa lebih buruk dibanding perkiraan pemerintah yang mentargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan maksimal akan berada di sekitar 6,2 persen, bahkan bukan tidak mungkin kembali melorot ke angka di bawah 6 persen jika pemerintah juga gagal menjaga stabilitas nilai tukar. Perlambatan pertumbuhan perekonomian dunia akibat krisis ekonomi di Amerika Serikat, diperkirakan akan menjadi faktor penyebab yang penting, mengingat besarnya peranan ekspor pada pertumbuhan ekonomi nasional akhir-akhir ini
.
Dengan sikap tegas dan dukungan dari pemerintah, Businessman dan akademisi dapat membantu terwujudnya kesepakatan hendak memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, langkah-langkah pencegahan melalui penciptaan stigma dan penanaman nilai-nilai, agaknya bukan sesuatu yang mustahil untuk menyongsong generasi tanpa korupsi. Demi terwujudnya hal ini perlu adanya dukungan bersama membangun bangsa untuk perekonomian suatu bangsa.