Tuesday, December 20, 2011

Peluang Potensi Investasi Pisang Indonesia


Jika kita analisa bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia menghasilkan pisang, karena iklim untuk tanah tanaman buah pisang ini cocok untuk di Indonesia. Tentunya kita melihat potensi usaha hasil dari pisang yang beraneka ragam, seperti yang kita ketahui dan rasakan nikmatnya Pisang Goreng Pasir”, “Pisang Goreng Pontianak”, yang tentunya bukan saja enak dimakan tetapi memiliki peluang bisnis yang prospektif dari hasil pisang tersebut setelah diolah menjadi makanan yang beraneka ragam.

Negara produsen utama pisang di dunia adalah Ekuador,Kosta Rika,Panama,Filipina dan Indonesia. Negara Importir pisang terbesar di dunia adalah Amerika,Jepang,dan Uni Eropa. Dibandingkan dengan tahu-tahun sebelumnya pangsa impor negara-negara importir terus meningkat,Hal ini merupakan peluang pasar bagi Indonesia.

Jenis pisang dibagi menjadi tiga:

1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu Musa paradisiaca var Sapientum, Musa nana atau disebut juga Musa cavendishii, Musa sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.

2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.

3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.

4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).

Apabila kita tinjau tentunya untuk konsumsi pisang itu sendiri cukup besar peluang dan daya belinya. Untuk franchise “ Pisang Goreng ala Pontianak dan Pisang Goreng Pasir” tersebut hampir 100 jutaan. Hal ini dilihat dalam konsumsi domestik pasar pisang cukup besar didalam negeri. Dimana hasil olahan pisang tersebut dapat dijual ke konsumen baik dipasar tradisional supermarket dan pedagang besar yang membutuh buah ini untuk peluang bisnis.

Sentra produksi pisang di Indonesia seperti, propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan NTB. Bebagai jenis pisang kita jumpai seperti; Pisang raja, Pisang barangan,Pisang jambe, Pisang raja sere, Pisang kapok, Pisang Bali, Pisang mas,Pisang lampung dan sebagainya. Untuk Ekspor pisang Indonesia keluar negeri dari tahun 1999 sudah mencapai 77.472,68 ton dengan nilai US$14.073.670. Pada tahun 2000 volume ekspor menurun, sedangkan volume ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2002 sebesar 512,27 ton senilai US$ 979.730. Menurut Biro Pusat Statistik, Indonesia menghasilkan sekitar 6.004.615 MT pisang di tahun 2008, kebanyakan dihasilkan di Jawa Barat. Jawa Timur menghasilkan 964.263 MT atau sekitar 16% hasil nasional di tahun itu.

Untuk jenis pisang mempunyai suatu peluang yang dikembangkan untuk ekspor ialah jenis pisang emas, pisang raja, pisang ambon dan pisang raja bulu. Di Thailand, Philippines, Malaysia dan Equador pisang ekspor diusahakan secara perkebunan, tentunya dengan kemasan dan packing yang baik untuk diekspor.

Dalam hal ini tentunya kita bias menggairahkan untuk peluang ekspor pisang Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan produk pisang dari negara lain. Hal ini dilihat dari sisi untuk pemasaran Internasional, dan kedepannya untuk mengembangkan produk pisang di pasar domestik dengan mencoba mengembangkan peluang investasi dan usaha melalui “franchise” seperti pisang goreng ala pontianak tersebut. Investasi dan peluang bisnis sekarang terbuka luas, tinggal kita yang ingin melangkah pasti untuk mengembangkannya. Hitung-hitung prospek bisnis dan pengembangan agrobisnis pisang. Siapa tahu kemungkinan membuka “café banana” café pisang, yang mungkin peminatnya tidak hanya pasar domestik dan menjadikan franchise ke negara lain, yang tidak akan kalah nantinya seperti franchisenya McDonald. Hal inilah yang perlu kita perhatikan untuk prospek pengembangan dan budidaya tanaman pisang, selain enak dimakan dan mengandung protein untuk kesehatan tentunya menambah uang untuk kocek saku yang menjanjikan. (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

Wednesday, December 14, 2011

Pemanfaatan Kelapa Indonesia dalam bentuk Green Inovasi Produk Cocopot bagi peluang Ekspor


Komoditas kelapa merupakan bahan baku yang sangat potensial dan berguna yang menghasilkan produk seperti: minyak kelapa, Virgin coconut oil, gula kelapa dan aneka makanan dan minuman serta produk furniture dari yang digunakan dari kayu kelapa. Dari kondisi lahan yang ada, sebanyak 97,1 persen berupa lahan perkebunan rakyat. Para petani memiliki lahan dengan luas yang sangat sempit dengan teknologi yang masih sangat sederhana. Struktur industri kelapa belum terpadu dan hampir seluruhnya bersifat parsial.

Ternyata kelapa di Indonesia yang kaya akan tumbuhan kelapa ini masih dapat dimanfaatkan dari serabutnya untuk membuat pot bagi tanaman yang dikenal dengan Cocopot. Cocopot adalah tempat untuk tanaman yang dibuat dari serabut kelapa sama halnya dengan pot-pot tanaman lainnya tetapi kalau pot tanaman lainnya ada yang terbuat dari plastic, semen, tanah liat dan sebagainya. Cocopot ini sangat potensial bagi tempat tanaman yang ramah akan lingkungan (Eco-friendly).

Cocopot yang diperkenalkan oleh Prof. Dr. Bohringer dan Birgit Meyer-Luters kebangsaan Jerman yang menampilkan pameran pada Garden and Landscaping Middle East 2007 di Dubai, Uni Emirat Arab. Cocopot sangat berguna untuk mencegah kerusakan pada tanaman, adapun kegunaan lain dari cocopot sebagai berikut:

  1. Memproteksi akar didalam permukaan lapisan tanah.
  2. Keseimbangan suhu dan kebasahan konstant pada tanah.
  3. Proteksi ekologi dari hama.
  4. 100% dapat didaur ulang dan mempermudah proses pemindahan tanaman.
  5. Hemat didalam penggunaan konsumsi air untuk tanaman.
  6. Memperpanjang umur tanaman dengan pertumbuhan akar tanaman yang baik.

Dengan mengetahui dasar-dasar dan manfaat dari penggunaan cocopot yang ecofriendly terhadap lingkungan hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi untuk memberikan suatu keuntungan bagi petani tanaman dan masyarakat luas didalam menciptakan sesuatu yang berarti dan menguntungkan. Semoga dari cocopot ini dapat memberikan peluang ekspor bagi Indonesia, dan lebih mempelajari lagi didalam hal dan pembuataannya dan peluang pemasarannya. Di Indonesia pemanfaatan kelapa sudah banyak kita lihat dari berbagai turunan produknya, jadi dengan kita melihat dan memilah segmen mana yang sangat potensial dan yang menguntungkan bagi banyak orang, apalagi yang ramah akan lingkungan.(Berbagai sumber terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

Monday, December 12, 2011

Pembelajaran Pendidikan membangun karakter Bangsa


Seorang tokoh Rene Descartes mengatakan, saya berpikir maka saya ada, maka seorang guru mesti mengatakan pada dirinya, saya belajar maka saya ada. Karena itu apabila guru sudah berhenti belajar maka sebenarnya ia sudah tidak ada (mati). Menjadi guru / dosen tidaklah mudah. Sebagai pihak yang bertanggung jawab membantu generasi muda bangsa keluar dari pekatnya kegelapan (kebodohan) sekaligus menjadi pribadi yang layak diteladani maka seorang guru haruslah seorang makhluk pembelajar. Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh menawarkan beberapa alternatif pengembangan keutamaan untuk membentuk karakter individu menjadi pribadi berkeutamaan. Pilihan prioritas keutamaan itu didasarkan pada tiga matra pendidikan karakter yang menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan karakter utuh dan menyeluruh, yaitu matra individua, matra sosial, dan matra moral.

Integritas moral dalam diri merupakan sasaran utama pembentukan individu dalam pendidikan karakter. Integritas moral inilah yang menjadikan masing-masing individu dalam masyarakat yang plural mampu bekerjasama memperjuangkan dan merealisasikan apa yang baik, yang luhur, adil dan bermartabat bagi manusia, apapun perbedaan keyakinan yang mereka miliki. Integritas moral memberikan penghargaan utama terhadap kehidupan, harkat dan martabat manusia sebagai mahluk ciptaan yang bernilai dan berharga apapun keadaan dan kondisinya.Berbagai macam persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan, pada hakekatnya adalah sebuah sarana kritik diri, sekaligus sebuah cambukan agar mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik itu guru, masyarakat, maupun pemerintah, sama-sama mau membuka diri, dan memulai perjalanan baru bagi lapangnya harapan perbaikan dalam dunia pendidikan kita. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik. Bagaimana menerapkan diri pekerti dari pendidikan itu jika pemimpinnya sendiri atau pendidiknya sendiri tidak mencontohkan yang baik? Kembali kepada personal/individu masing-masing untuk menerapkan bahwa berbuat itu bukan untuk dirinya saja tetapi kepada bangsa dan negaranya terlebih bagi agama dan Tuhan sang pencipta. (Sources: Berbagai media terkait, data diolah F. Hero K Purba)

Friday, December 9, 2011

Negosiasi Bisnis dalam Konteks Persaingan Usaha Menang di Pasar Global


Negosiasi berjalan terlalu alot sehingga tidak ada satu pun pihak yang mengalah. Saat situasi itu terjadi, jangan terjebak pada emosi. Tapi, siapkan materi lain yang mungkin bisa dinegosiasikan ulang. Sehingga, negosiasi tak berakibat permusuhan. Karena itu, siapkan materi negosiasi sedetail mungkin, sehingga banyak rencana yang bisa Anda “belokkan” untuk tetap menguntungkan bagi usaha Anda.Negosiasi merupakan suatu hal yang pokok dan terpenting dalam bisnis untuk melalkukan rencana pengembangan dengan mitra bisnis. Jika kita telusuri pengertian Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Dalam negosiasi, kita dituntut untuk memahami medan mitra bisnis kita. Dengan begitu, kita bisa melihat banyak peluang. Ada dua hal penting yang perlu kita kuasai saat negosiasi. Pertama, menguasai materi dan mengenal partner yang akan diajak negosiasi. Kedua, mengendalikan emosi. Negosiasi ada macam-macam jenisnya. Antara lain negosiasi bisnis (jual beli) antara dua pihak yang ingin melakukan kerjasama bisnis seperti contoh diatas. Kemudian lainnya negosiasi pihak manajemen dengan pekerja, negosiasi politik hingga negosiasi sehari-hari.

Beberapa teknik negosiasi yang dapat dipergunakan, misalnya Teknik Negosiasi kompetitif yang diterapkan untuk negosiasi yang bersifat alot, Teknik Negosiasi kooperatif dimana menganggap negosiator lawan Teknik Negosiasi lunak (soft), Teknik Negosiasi keras (hard), dan Teknik Negosiasi interest based. Teknik negosiasi yang mana yang akan dipergunakan tergantung dari keadaan kasus yang bersangkutan dan siapa yang nanti menjadi negosiator lawannya. (Sumber: http://id.shvoong.com/law-and-politics/1908994-negosiasi-dalam-bisnis/#ixzz1g09jOJ1H)


Negosiasi bisnis berbeda dengan jenis negosiasi lainnya. Dalam suatu negosiasi bisnis, setiap pihak yang terlibat berusaha untuk menemukan suatu win-win solution. Dalam win-win solution, kedua pihak sama-sama mencari solusi yang dapat memuaskan bagi kedua belah pihak.

Untuk suatu negosiasi bisnis, dapat melibatkan pula pihak ketiga baik langsung maupun tidak langsung. Hal yang terpenting adalah, dalam negosiasi bisnis kita harus mengetahui pihak mana yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sehingga kita tidak melakukan langkah yang salah dalam negosiasi. Jangan sampai kita sudah melakukan negosiasi panjang, ternyata pihak lawan bukanlah key person yang berpengaruh dalam isu tersebut. Didalam negosiasi bisnis ini selain berorientasi pada transaksi bisnis, juga memperhatikan orientasi hubungan antara kedua belah pihak. Kedua pihak saling berusaha untuk memahami dan bekerjasama untuk memperoleh solusi yang memuaskan. Tuntutan dalam persaingan global sangat berarti dalam negosiasi bisnis, tentunya dengan concept yang kita gunakan win-win solution akan mengambilkan suatu hasil yang berarti dengan mitra bisnis kita. Dalam era persaingan global, negosiasi bisnis sangat penting dilakukan dengan trik dan cara yang berbeda untuk mengetahui rekan bisnis kita.

Menurut sumber penulis Cepiar bahwa ada beberapa hal penting yang diperhatikan dalam negosiasi dengan mitra bisnis: 1. Pisahkan pokok masalah yang dinegosiasikan dengan lawan. Jangan sampai masalah pribadi menghambat proses negosiasi yang sedang berjalan. Tak heran perusahaan-perusaha an besar biasanya mempunyai tim negosiasi yang terdiri dari beberapa orang dengan keahlian berlapis-lapis. Dengan begitu, tidak akan pernah terjadi konflik pribadi dengan proses negosiasi. 2. Selalu mengacu pada tujuan utama negosiasi. Apa hasil akhir yang kita inginkan dalam negosiasi ini? Bukan masalah menang atau kalah, apalagi sampai menjatuhkan lawan. So, tetap berkepala dingin dan jangan pernah terpancing dengan emosi atau ego mau menang sendiri. 3. Berikan alternatif win-win solution pada lawan. Selalu fleksibel selama negosiasi agar terhindar dari jalan buntu. Persiapkan beberapa solusi alternatif yang diprediksi bisa menciptakan kondisi saling menguntungkan bagi lawan. 4. Selesaikan proses negosiasi dengan cepat dan tidak bertele-tele. Hindari faktor-faktor yang bisa melelahkan lawan seperti proses negosiasi yang terlalu lama, tempat negosiasi yang tidak kondusif, dll. Karena faktor-faktor tersebut cenderung membuat lawan jadi emosional dan berbalik menekan kita. 5. Riset, riset dan riset. Hal terpenting dalam negosiasi sering berkaitan dengan etika dan budaya. Negosiator ulung selalu melakukan riset untuk mengetahui karakter lawannya. Apa latar belakangnya, kebiasaan, hobi, kesukaan, dll. Terbukti bahwa kebanyakan kontrak besar bisnis dimenangkan bukan di meja rapat, tapi di lapangan golf, kapal pesiar atau restoran. Jadi dalam hal ini negosiator selalu dituntut untuk selalu tahu kapan sebaiknya memberi dan kapan harus menerima, juga peka melihat situasi dan suasana kapan untuk menekan lawan bicaranya. Inilah hal hal yang perlu kita perhatikan dalam negosiasi baik dengan mitra lokal maupun International dalam persaingan global. (sources: Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)