Tuesday, May 8, 2012

Pangsa Pasar Karet Indonesia dalam akses Pasar Karet Dunia


Berdasarkan data pada tahun 2011 yang lalu produksi karet dunia 10,86 juta ton sementara kebutuhan dunia mencapai 10,9 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan sebesar 131.000 ton. Tahun 2012 ini, dia memperkirakan, produksi karet dunia sebesar 11,41 juta ton sementara permintaan mencapai 11,49 juta ton atau masih defisit 77.000 ton. Berdasarkan data di Gapkindo setempat per 19 Maret 2012 kemarin harga karet ekspor kualitas 90 persen tercatat Rp30.968 per kg, namun sehari kemudian naik menjadi Rp31.172 per kg, dan 21 Maret bergerak kisaran Rp31.150 per kg. Produksi karet alam dunia Tahun 2011 diasumsikan hanya berkisar 10,970 juta ton sementara untuk konsumsi diperkirakan mencapai 11,151 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan atau minus sekitar 181.000 ton. Kurangnya produk karet alam dunia di tahun 2011 salah satunya di karenakan terganggunya produksi karet di beberapa negara seperti Australia, hujan deras yang disebabkan oleh lamina yang juga menyebabkan banjir di negara tersebut telah mengganggu proses penyadapan karet. Kemudian di Thailand asosiasi natural rubber producing countries di Thailand memperkirakan produk karet alam pada musim dingin yang berlangsung mulai Febuari-Mei berdampak pada menurunnya produk karet hingga 50 persen. Tahun 2012 ada 2,9 juta ha karet yang ditanam antara tahun 2005-2011 yang akan mulai disadap. Tanaman yang ditanam pada tahun-tahun ini adalah klon unggul yang produksinya tinggi. Jika harga tetap tinggi peremajaan tidak dilaksanakan sehingga akan ada penambahan produksi. Hal ini berarti produksi bisa meningkat dengan baik.

Pengembangan agribisnis karet Indonesia perlu didasarkan pada perencanaan yang lebih terarah dengan sasaran yang lebih jelas serta mempertimbangkan berbagai permasalahan, peluang dan tantangan saat ini dan ke depan. Dengan demikian diharapkan dapat diwujudkan agribisnis karet yang berdaya saing dan berkelanjutan serta member manfaat optimal bagi para pelaku usahanya secara berkeadilan. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan bagi para pelaku usaha, penentu kebijakan dan stakeholders lainnya yang terkait, baik langsung ataupun tidak langsung dalam mendukung Pengembangan Agribisnis Karet Indonesia ke depan. Karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae).
Jenis industri berbahan baku karet berhasil melaksanakan diver­sifikasi produk berupa bermacam jenis ban kendaraan dan barang teknik. Peningkatan produksi ban kendaraan bermotor dan sepeda disebabkan kenaikan permintaan pasar di dalam negeri dan ekspor. Diharapkan perkembangan hilirisasi produk karet dapat lebih ditingkatkan lagi dengan melihat prospek peluang pasarnya. (Berbagai sumber terkait, media, Litbang Kemtan, data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: