Thursday, June 9, 2016

Pengembangan Kacang Tanah dalam Peluang Agribisnis



Menurut data produksi kacang  tanah   selama periode 2007-2014 cenderung turun, se­hing­ga kekurangan  permintaan, terutama dari industri harus di­pasok impor.  Selama  lima tahun terakhir kebutuhan kacang tanah dalam negeri meningkat 2,8% per tahun. Pada periode 2008-2011, impor kacang tanah berkisar 140 ribu ton hingga 252 ribu ton. Impor yang tertinggi terjadi pada tahun 2011, yakni sebesar 251.748 ton. Dapat dikatakan impor kacang tanah selama lima tahun terakhir rata-rata meningkat 21,7% per tahun. Data selama Januari-April 2012, realisasi impor kacang tanah telah mencapai 50.378 ton. Produksi kacang tanah nasional pada tahun 2006 masih mencapai 836.000 ton, kemudian pada tahun 2007 turun 790.000 ton, tahun 2008 kembali turun 770.000 ton dan 2009 763.000 ton. Volume impor kacang tanah tahun 2006 mencapai 164.000 ton dengan nilai 2006 US$ 54 juta, tahun 2007 sebanyak 173.000 ton dengan nilai US$ 62 juta, tahun 2008 sebanyak 205.000 ton dengan nilai US$ 99,6 juta. Kebutuhan kacang tanah dalam negeri mencapai 799.194 ton sedangkan kemampuan produksi atau yang kita targetkan 706 ribu ton, masih ada kekurangan 92 ribu ton. Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C - 32°C, sedikit lembab ( rH 65 % - 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka. (Data Wikipedia, data media, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba) Kacang tanah (Arachis hypogaea L.), mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang  tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol.
Potensi peluang budidaya kacang tanah memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija lain seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau. Di samping itu, kacang tanah merupakan tanaman komersial dan sebagai sumber pendapatan penting bagi petani di lahan kering dan lahan bekas sawah. Risiko kegagalan panen kacang tanah akibat serangan hama dan penyakit lebih kecil dibandingkan dengan kedelai. Sentra kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009, menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar 628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 Ton. Dari tahun ke tahun luas areal pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit, pada tahun 2006 seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007 Konsumsi kacang tanah di Indonesia sebesar 4,2 kg per kapita pada tahun 2011. Dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa pada tahun yang diperlukan kacang tanah sebanyak 1 juta ton. kacang tanah termasuk komoditas pangan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, hal itu terlihat dari  kontribusi komoditas ini terhadap pendapatan petani di Kabupaten Tuban yang merupakan penghasil utama kacang tanah di Jawa Timur mencapai 65%.
Tahun 2006 produksi hasil sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun 2006 sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak sebanding dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia yang mengakibatkan volume impor kacang meningkat. Diharapkan dari setiap daerah lebih menggali potensi produk unggulan yang ada seperti kacang tanah ini, sehingga kita tidak hanya terus ketergantungan impor. (sources data: Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero Purba)