Biodiesel merupakan suatu peluang bisnis yang potensial dimana bahan baku pembuatan biodiesel umumnya diambil dari bahan mentah minyak nabati hasil pertanian. Sebagai contoh: Amerika Serikat menggunakan minyak kedelai/soybean oil, Spanyol menggunakan minyak zaitun/olive oil, Italia dengan minyak bunga matahari/sunflower oil, Mali dan Afrika Selatan menggunakan minyak jarak pagar, Philippines menggunakan minyak kelapa, Malaysia dengan minyak sawit/palm oil.
Biodiesel didefinisikan sebagai monoalkyl ester asam lemak minyak nabati dan minyak hewani. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang sangat potensial untuk dikembangkan yang diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang ataupun minyak bekas melalui proses transesterifikasi dengan alkohol.
Biodiesel merupakan bahan bakar masa depan yang akan menggantikan peran bahan bakar fosil yang semakin menipis ke depannya. Biodiesel diyakini lebih ramah lingkungan dibandingkan conventional fossil-fuel. Biodiesel memberikan sedikit polusi dibandingkan bahan bakar petroleum, selain itu biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi ulang mesin diesel (Zhang et al., 2003).
Pengembangan biodiesel sebagai bahan bakar terbarukan berbasis minyak nabati merupakan suatu hal yang positif, karena situasi produksi-konsumsi minyak mentah dan solar telah mencapai taraf mengkhawatirkan, sementara potensi keanekaragaman sumberdaya hayati domestik sangat melimpah. Oleh karena itu, biodiesel memiliki potensi bisnis yang besar saat ini dan kedepannya.Indonesia sendiri telah dikembangkan biodiesel dari bahan baku minyak jarak pagar, minyak kelapa sawit, minyak kacang tanah dan minyak jelantah/used frying oil. Tingkat konsumsi minyak goreng di Indonesia yang sangat tinggi menggambarkan potensi yang besar untuk pemanfaatan minyak jelantah.
Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar (BXX) dapat digunakan sebagai bahan bakar diesel. B100 mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel sehingga dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel tanpa modifikasi. Biodiesel dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable), memiliki angka setana yang lebih tinggi dari spesifikasi minyak solar, tidak mengandung sulfur serta senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan ramah lingkungan.
Dari uraian di atas terlihat beberapa keuntungan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk pencampur/penggganti minyak solar/diesel, antara lain sebagai berikut:
· Merupakan sumber energi terbarukan
· Pembudidayaan lebih mudah karena sudah teradaptasi dengan iklim tropis
· Dapat mengurangi penggunaan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi
· Emisi biodiesel lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar dari minyak bumi
Saat ini Eropa adalah pasar terbesar biodiesel di dunia, berdasarkan perhitungan akuntansi untuk lebih dari 90% dari semua biodiesel yang dikonsumsi dan diproduksi, menurut Dewan Eropa Biodiesel. Pasar biodiesel AS sudah bekerja keras dan cepat untuk mengubah nomor ini. Pada tahun 2005, Eropa dikonsumsi lebih dari 900 juta galon biodiesel. Pada tahun yang sama, AS mengkonsumsi 75 juta galon biodiesel. Untuk Eropa, 900 juta galon hanya mewakili 2% dari seluruh transportasi di jalan. Di AS, 75 juta galon mewakili sekitar ½ dari 1% dari semua solar yang dikonsumsi di jalan.
Sementara itu untuk pasar AS untuk biodiesel memiliki potensi besar, masih merupakan pasar yang baru lahir. Pasar biodiesel di Amerika Serikat mewakili kurang dari satu persen dari pasokan total AS solar. Angka ini diperkirakan oleh para ahli sebagian besar saat ini berada pada sekitar 0,002%, atau dua persepuluh dari satu persen dari total konsumsi diesel. Sementara pasar Eropa untuk berdiri biodiesel sebesar 2% dari total pasokan, pasar biodiesel AS tetap kurang dari 1%. Meskipun biodiesel belum membuat dampak besar terhadap AS ' sektor bahan bakar diesel, perubahan yang sedang terjadi dalam industri.
Dalam tiga tahun terakhir, pasar AS telah menjadi "Emerging Market" untuk biodiesel. Kisah ini meroket dalam pertumbuhan pasar berbicara volume ke langkah besar dalam produksi dan distribusi biodiesel dalam beberapa tahun terakhir. Bagaimana ini terjadi? Pada tahun 2004, 70 juta galon biodiesel diproduksi di AS Pada tahun 2005, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari tiga kali lipat menjadi 240 juta galon biodiesel yang diproduksi di AS Pada akhir tahun 2006, angka ini diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat mencapai lebih dari satu milyar galon biodiesel diproduksi per tahun.Para ahli mengatakan bahwa untuk bahwa penggunaan biodiesel dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang selama ini digunakan, maka biodiesel tersebut tidak terlepas dari minyak sawit atau CPO dan minyak nabati lainnya yang merupakan salah satu bahan baku penghasil biodiesel yang dapat diperbaharui melalui sektor perkebunan. Selama harga biodiesel relatif masih lebih mahal dibandingkan dengan energi konvensional, bisnis biodiesel kurang diminati oleh masyarakat. Untuk itu perlu dibuat kebijakan untuk mendorong pengembangan usaha pemanfaatan biodiesel dalam rangka meningkatkan upaya komersialisasi, sebagai berikut:
1. Memberikan keringanan pajak bahan bakar biodiesel.
2. Memberikan kredit lunak dan keringanan pajak impor/bea masuk fasilitas pengolahan biodiesel.
3. Mengembangkan pola pembiayaan seperti kredit usaha kecil. Pola pendanaan ini dimaksudkan untuk membantu pengembang melalui pemberian modal awal dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah.
4. Meningkatkan fabrikasi peralatan biodiesel melalui lisensi, kerjasama ventura dan perakitan. Teknologi biodiesel pada umumnya masih diimpor sehingga harganya mahal dan karena tergantung dengan kurs mata uang asing yang menyebabkan harganya di dalam negeri dapat berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi rupiah. Untuk mengatasi hal tersebut, upaya peningkatan fabrikasi peralatan di dalam negeri harus ditingkatkan.
5. Menerapkan kewajiban pelaku energi untuk memanfaatkan biodiesel. Harga biodiesel yang belum dapat bersaing dengan energi konvensional mengakibatkan masyarakat lebih tertarik menggunakan energi konvensional, sehingga peranan biodiesel dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat sangat rendah. Kewajiban untuk memanfaatkan biodiesel tersebut dilakukan agar pangsa biodiesel dalam pencampuran energi meningkat antara lain mewajibkan perusahaan penyediaan listrik memanfaatkan biodiesel untuk pembangkit listrik.Perlu segera dirancang sistem insentif untuk mendorong dunia usaha yang bergerak di bidang biodesel. Insentif dapat berupa kemudahan perizinan, subsidi, dan keringanan pajak. (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K Purba)