Menurut data bahwa tananam jahe
menempati areal terluas dibandingkan dengan tanaman rimpang lainnya, pada tahun
2010 areal produksinya seluas 6053 Ha (sekitar 35 % dari areal produksi
rimpang) dengan produksi sebesar 107,7 ribu ton. Jahe salah satu
komoditas biofarmaka yang sangat potensial yang merupakan salah satu komoditas
yang potensial. Indonesia pernah menguasai pangsa pasar jahe dunia dengan nilai
ekspor terbesar pada tahun 1990 sampai 1993 namun sejak tahun 1994 sampai tahun
2007 posisi ini digantikan Cina. Lima negara pengekspor jahe terbesar pada
tahun 2007 adalah Cina dengan nilai ekspor US$ 153.298.869, Belanda US$
16.178.743, Thailand dengan nilai ekspor sebesar US$ 14.890.545, India di
urutan keempat dengan nilai US$ 8.951.147, dan Brazil sebesar US$ 6.436.831
sedangkan pada tahun 2009, Indonesia hanya menempati posisi ke-14 dengan nilai
ekspor sebesar US$ 1.635.026. Jahe
merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina.
Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali
memanfaatkan Jahe terutama
sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak
(Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan
lain-lain. Indonesia merupakan net importir tanaman
jahe karena data tahun 2010 menunjukkan ekspor jahe sebesar 1900 ton sementara
impornya sebesar 4200 ton, namun demikian dari segi jumlah, impor ini
hanya sebesar 1,7 persen dari total produksi. (Sources: data media terkait, data Kementan, data diolah F.
Hero K. Purba)
Untuk
Industri pengolahan komoditas jahe adalah industri obat tradisional industri
makanan dan minuman juga industri kosmetika. Kondisi masyarakat yang back to
nature membuat industri obat tradisional menjadi besar dan kebutuhan akan
jahe ikut meningkat karena jahe merupakan salah satu bahan penting dari
industri ini. Seiring perkembangan, industri makanan dan minuman yang berbahan
dasar jahe juga digemari oleh masyarakat sehingga kedua industri ini menjadi
industri yang sangat kuat mendukung perkembangan dalam komoditas jahe.
Jahe
pada umumnya ditanam pada daerah tropik dan sub tropik yang mendapat curah
hujan yang agak merata sepanjang tahun dan curah hujan yang cocok berkisar
antara 1.500 – 4.000 mm / tahun. Selain
itu tanaman jahe paling cocok ditanam pada daerah yang beriklim sejuk dengan
ketinggian tempat antara 500 – 1.000 m dari permukaan laut. Walaupun demikian jahe gajah masih dapat
ditanam pada lahan yang curah hujannya kurang dari 2.500 mm, dataran rendah dan
lahan gambut dengan penambahan unsur hara dan pengaturan drainase.
Bubuk jahe kering sangat populer di Eropa dan
Amerika Serikat sebagai penyedap untuk sajian salad, permen panggang, sup,
kari, daging, dan makanan penutup, seperti roti jahe dan kue kering jahe.Bntuk nilai ekspor dan volume, jahe adalah
salah satu rempah-rempah perdagangan utama di dunia. Negara-negara pengekspor utama
jahe adalah Cina, Belanda, Thailand, India dan Nepal. Pertumbuhan tahunan nilai
antara tahun 2005 sampai 2010 adalah 9%. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 2008
(ITC, 2010). Tabel 6 memberikan indikator perdagangan dari top 10 negara
pengekspor pada tahun 2010. Menurut data, jumlah total ekspor jahe pada tahun
2010 adalah 491.408 MT dengan nilai USD 406 juta. Cina memiliki dominasi yang
besar untuk ekspor jahe. China tetap berada di posisi teratas dalam jumlah ekspor
dan menangkap pangsa 69,3% di ekspor dunia. Beberapa negara utama pengimpor jahe
Cina adalah Jepang, Pakistan, Amerika Serikat, Bangladesh, negara-negara Arab, Inggris,
Belanda, Kanada, Republik Korea dan Vietnam. Nilai unit tertinggi (USD / MT) ditawarkan
kepada jahe Cina adalah USD 5000 oleh Suriname yang diimpor hanya 3 MT sedangkan
nilai unit terendah yang ditawarkan adalah USD 305 oleh Vietnam. Nilai unit
rata-rata dihitung untuk ekspor Cina sebesar USD 828. Nepal juga mengimpor 6110
MT jahe yang dihargai Rupee 3.578.000 dari China dengan nilai satuan rata-rata USD
586.