Menurut data produksi kacang
tanah selama periode 2007-2014 cenderung turun, sehingga
kekurangan permintaan, terutama dari industri harus dipasok impor.
Selama lima tahun terakhir kebutuhan kacang tanah dalam negeri meningkat
2,8% per tahun. Pada periode
2008-2011, impor kacang tanah berkisar 140 ribu ton hingga 252 ribu ton. Impor
yang tertinggi terjadi pada tahun 2011, yakni sebesar 251.748 ton. Dapat
dikatakan impor kacang tanah selama lima tahun terakhir rata-rata meningkat
21,7% per tahun. Data
selama Januari-April 2012, realisasi impor kacang tanah telah mencapai 50.378
ton. Produksi kacang tanah nasional pada tahun 2006 masih mencapai 836.000 ton,
kemudian pada tahun 2007 turun 790.000 ton, tahun 2008 kembali turun 770.000
ton dan 2009 763.000 ton. Volume impor kacang tanah tahun 2006 mencapai 164.000
ton dengan nilai 2006 US$ 54 juta, tahun 2007 sebanyak 173.000 ton dengan nilai
US$ 62 juta, tahun 2008 sebanyak 205.000 ton dengan nilai US$ 99,6 juta. Kebutuhan
kacang tanah dalam negeri mencapai 799.194 ton sedangkan kemampuan produksi
atau yang kita targetkan 706 ribu ton, masih ada kekurangan 92 ribu ton. Di
Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah yang
berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan
tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C - 32°C, sedikit lembab (
rH 65 % - 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka. (Data
Wikipedia, data media, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba) Kacang tanah (Arachis hypogaea L.),
mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang
merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang tanah terdapat 18
gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang
justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara
menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan
mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL
kolesterol.
Potensi
peluang budidaya kacang tanah memberikan keuntungan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija lain seperti jagung, kedelai,
dan kacang hijau. Di samping itu, kacang tanah merupakan tanaman komersial
dan sebagai sumber pendapatan penting bagi petani di lahan kering dan lahan
bekas sawah. Risiko kegagalan panen kacang tanah akibat serangan hama dan
penyakit lebih kecil dibandingkan dengan kedelai. Sentra kacang tanah terpusat
di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh
Indonesia. Dari
data yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di
Indonesa pada tahun 2009, menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman
kacang tanah sekitar 628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 Ton. Dari tahun
ke tahun luas areal pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit,
pada tahun 2006 seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007
Konsumsi kacang tanah di Indonesia sebesar 4,2 kg per kapita pada tahun 2011.
Dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa pada tahun yang diperlukan kacang tanah
sebanyak 1 juta ton. kacang tanah termasuk komoditas pangan yang mempunyai
nilai ekonomi cukup tinggi, hal itu terlihat dari kontribusi komoditas
ini terhadap pendapatan petani di Kabupaten Tuban yang merupakan penghasil
utama kacang tanah di Jawa Timur mencapai 65%.
Tahun
2006 produksi hasil sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton
selama tahun 2006 sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton,
tidak sebanding dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia
yang mengakibatkan volume impor kacang meningkat. Diharapkan dari setiap daerah
lebih menggali potensi produk unggulan yang ada seperti kacang tanah ini,
sehingga kita tidak hanya terus ketergantungan impor. (sources data: Berbagai
sumber media terkait, data diolah F. Hero Purba)