Memberdayakan
petani lokal untuk memproduksi komoditas
kacang
tanah dengan kualitas yang bagus sehingga tidak perlu mengimpor atau bisa
mengurangi jumlah impor dari luar negeri dan para petani kacang tanah juga bisa
menikmati hasilnya. Produksi
kacang tanah di Indonesia masih tergolong rendah, produksi kacang tanah di Indonesia berkisar
antra 1 – 1,3 ton/ ha (BPS 2015). Perbandingan
dengan produksi Negara-negara tetangga seperti Filipina yang mampu memproduksi
kacang tanah 3,05 ton/ha, Vietnam mampu 1,8 ton/ha, sedangkan kita 1,3 ton/ ha
hanya lebih tinggi dari pada Thailand yaitu 1,2 ton/ha. Nilai impor kacang tanah lebih tinggi dari ekspor,
rata-rata 5 tahun terakhir impor sebesar 163.745 Ton sedangkan ekspor sebesar
8.751 Ton. Kebutuhan kacang tanah dalam negeri mencapai 799.194 ton sedangkan
kemampuan produksi atau yang kita targetkan 706 ribu ton, masih ada kekurangan
92 ribu ton. Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah
yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan tanaman
Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C - 32°C, sedikit lembab ( rH 65 %
- 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka. (Data
Wikipedia, data media, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba) Kacang tanah (Arachis hypogaea L.),
mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang
merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang tanah terdapat 18
gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang
justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara
menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan
mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL
kolesterol.
Pembudidayaan kacang tanah
memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija
lain seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau. Di samping itu, kacang tanah
merupakan tanaman komersial dan sebagai sumber pendapatan penting bagi petani
di lahan kering dan lahan bekas sawah. Risiko kegagalan panen kacang tanah
akibat serangan hama dan penyakit lebih kecil dibandingkan dengan kedelai.
Sentra kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini
telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh
dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009,
menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar
628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 Ton. Dari tahun ke tahun luas areal
pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit, pada tahun 2006 seluas
706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007 Konsumsi kacang tanah di
Indonesia sebesar 4,2 kg per kapita pada tahun 2011. Dengan jumlah penduduk 237
juta jiwa pada tahun yang diperlukan kacang tanah sebanyak 1 juta ton. kacang
tanah termasuk komoditas pangan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, hal
itu terlihat dari kontribusi komoditas ini terhadap pendapatan petani di
Kabupaten Tuban yang merupakan penghasil utama kacang tanah di Jawa Timur
mencapai 65%.
Tahun 2006 produksi hasil
sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun 2006
sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak sebanding
dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia yang
mengakibatkan volume impor kacang meningkat. Diharapkan dari setiap daerah
lebih menggali potensi produk unggulan yang ada seperti kacang tanah ini, sehingga
kita tidak hanya terus ketergantungan impor. (data: berbagai sumber terkait, diolah F. Hero K. Purba)