Sistem dan
pengembangan peternakan Indonesia berbeda-beda untuk setiap kawasan daerah, ada
yang sudah menerapkan sistem modern, semi-modern dan tradisional dalam sistem
peternakan kambingnya. Menurut data Statistik peternakan populasi kambing / domba 2017 sebanyak
35.052.653 ekor dan sebanyak 4,72 ekor berada di Provinsi Jawa Timur. Populasi kambing di Indonesia meningkat dengan cepat. Untuk
daerah jawa barat saja pertumbuhan populasi kambing sekitar 6 % per tahun.
Populasi kambing total sekitar 17,5 juta ditahun 2011 termasuk 3,5 juta
peternak rumah tangga Populasi ternak kambing
Indonesia pada tahun 2001 adalah 12,6 juta ekor menjadi 15,8 juta ekor pada
tahun 2008 (BPS, 2009). Ternak kambing, tersebar diseluruh wilayah Indonesia,
meskipun penyebaran antar daerah belum merata. Populasi terbesar terdapat di pulau
Jawa, sedangkan dipulau lain, seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua dimana
luas area relatif lebih besar dan ketersediaan pakan hijauan sangat banyak,
populasi kambing masih rendah.Menurut
data tahun 2011 jumlah kambing (Capra aegagrus hircus) nasional sebanyak
17,4 juta ekor dan di Jawa Timur sebanyak 2,8 juta ekor. Selain tidak
membutuhkan kandang yang cukup luas per ekornya, faktor jumlah anak
perkelahiran dan budidaya ternak yang mudah juga berpengaruh. Peranan komoditas
kambing sampai saat ini belum banyak berarti, baik sebagai sumber daging maupun
sumber air susu. Hal ini terjadi karena usaha peternakan kambing
masih sederhana dengan jumlah pemilikan sedikit dan masih merupakan usaha
sampingan dan sebagai tabungan. Peluang usaha kambing ini sebenarnya sangat
potensial dengan melihatbeberapa jenis kambing di Indonesia
antara lain Kambing peranakan ettawa (PE), Kambing gembrong, Kambing anglo
nubian, Kambing Jawa, Kambing boer , Kambing Marica, dan
lainnya. (Sources: artikel media dan data peternakan, data diolah F.
Hero K. Purba).
Usaha agribisnis peternakan kambing sangat
dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input produksi serta
output yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan
peternak dalam mengelola usahanya dan tingkat keuntungan maksimum yang
dicapainya. Peternak dengan jumlah ternak pemilikan yang
banyak, mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
Jumlah pemilikan ternak yang lebih banyak umumnya akan lebih efisien dalam hal
tenaga kerja dan biaya produksi. Adapun beberapa keuntungan dalam memelihara
ternak kambing adalah sebagai berikut (Sudono, 2002): 1. Kebutuhan lahan untuk
memelihara ternak kambing tidak terlalu luas. 2. Kambing memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap berbagai lingkungan, sehingga mudah dipelihara dan
dikembangkan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah bahkan di daerah
kering dengan sumber makanan kasar sekalipun. 3 Kambing memiliki
perkembangbiakan yang cepat. Umur 1,5 tahun sudah mulai beranak dan dalam dua
tahun dapat beranak tiga kali. Setiap
kali beranak dapat melahirkan dua ekor. Selain daging dan susu, kambing dapat
diambil kulitnya untuk kebutuhan industri. 4. Limbah kotoran kambing dapat
digunakan sebagai pupuk pertanian. 5. Kambing merupakan sumber uang tunai yang
sewaktu-waktu lebih mudah dijual. 6. Susu kambing mengandung kadar protein dan
lemak yang lebih tinggi daripada susu sapi. 7. Investasi yang dibutuhkan untuk
memelihara ternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah.
Beberapa jenis bangsa domba dan kambing tersebut terdapat telah berkembangbiak
dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia. Komoditas domba dan
kambing terdistribusi di berbagai pulau atau Provinsi di seluruh wilayah
Indonesia atau minimum menyebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia. Luasnya
penyebaran populasi komoditas domba dan kambing tersebut membuktikan bahwa
berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk
pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan
dari sisi sosial-budaya daerah setempat.