Hasil peternakan seperti telur, susu dan daging, sehingga usaha ternak bisa dibilang sebagai usaha yang sangat
potensial.Harga daging sapi
saat ini di angka Rp 120 ribu per kg masih tergolong wajar per 17 November 2019.
Sebab, angka tersebut berbanding lurus dengan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh para peternak. Harga daging sapi impor berpengaruh negatif terhadap jumlah impor
daging sapi, namun pengaruhnya tidak nyata. Pada umumnya, konsumen daging sapi
impor mempunyai pendapatan yang relatif tinggi, maka kenaikan harga daging sapi
impor tidak memberikan pengaruh berarti terhadap volume impor. Sedangkan tahun lalu, pemerintah Indonesia memberikan kuota impor daging
sapi sekitar 90 ribu ton, dan sapi bakalan 600 ribu ekor. Untuk tingkat
konsumsi protein hewani di Indonesia pada tahun 2011 hanya 4,7 gram per orang
per hari. Angkat ini sangat rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand,
dan Filipina yang rata-rata 10 gr/orang/hari. Sementara Korea, Brasil, dan
China sekitar 20-40 gram/orang/hari. negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, prancis, Jepang, Kanada, dan Inggris mencapai 50-80 gr/kapita/hari. Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan
pangan asal ternak sendiri dan malahan berpotensi menjadi negara pengekspor produk
peternakan. Hal tersebut sangat mungkin diwujudkan karena ketersediaan sumber
daya lahan dengan berbagai jenis tanaman pakan dan keberadaan SDM yang cukup
mendukung.Untuk tingkat konsumsi yang akan menentukan kualitas sumber daya
manusia dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan daging dan produksi ternak
lainnya dan tingkat pendapatan rumahtangga (purchasing Berdasarkan data
BPS, provinsi yang memiliki populasi sapi potong lebih dari 0,5 juta ekor
berturut turut adalah Provinsi Jawa Timur 4,7 juta ekor; Jawa Tengah
1,9 juta; Sulawesi Selatan 984 ribu ekor; Provinsi NTT 778,2 ribu ekor; Lampung
742,8 ribu ekor; NTB 685,8 ribu ekor; Bali 637,5 ribu ekor; dan Sumatera Utara
541,7 ribu ekor. Sementara itu untuk sapi perah populasi terbanyak di Jawa Timur 296,3
ribu ekor sedangkan kerbau di NTT sebanyak 150 ribu ekor. Peterrnak merupakan
hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan
baku industri, jasa, dan atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
Dalam kegiatan ini, ternak yang dimaksudkan adalah Sapi Potong, Sapi Perah, dan
Kerbau. Segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan
atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen,
pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya.
Untuk wilayah
yang merupakan sumber utama ternak sapi potong adalah Jawa Timur, Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan, NAD, Sumatera Barat, Bali, NTT, Sumsel, NTB, dan Lampung.
Kemudian wilayah yang mempunyai potensi cukup besar untuk ternak kambing dan
domba adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumut, NAD, Banten,
dan Sulsel. Sedangkan wilayah yang potensial untuk perkembangan ternak domba
adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Untuk itu , Peternak
berskala kecil dan menengah diberi prioritas untuk melakukan usaha budidaya dan
pengembangbiakan ternak Indonesia yang kehidupannya masih alami dan belum
tersentuh teknologi namun berpotensi ekonomi, misalnya ternak ayam Indonesia
(baik asli maupun lokal).
Praktisi bidang peternakan,
maupun masyarakat luas harus difasilitasi dan dibina dalam upaya meningkatkan
mutu genetik ternaknya melalui program persilangan yang secara ekonomis memang
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternaknya. Indonesia, dengan penduduk yang hampir mencapai
237 juta jiwa ternyata mengkonsumsi telur dan daging ayam yang relatif rendah
dibanding di negara-negara tetangga. Rata rata konsumsi telur nasional 87
butir/ kapita/tahun dan daging ayam 7 kg/kapita/tahun, bandingkan dengan
konsumsi telur di Malaysia yang mencapai 311 butir/kapita/tahun (hampir 1
butir/kapita/hari) dan daging ayam mencapai 36 kg/kapita/tahun. Dalam hal ini
perlu upaya serius harus dilakukan oleh berbagai pihak dalam meningkatkan
konsumsi protein hewani tersebut. (Berbagai sumber terkait, data BPS,
DitjenNak,Kementan, data diolah F. Hero K. Purba)