Berdasarkan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah polulasi kambing di seluruh
Indonesia pada tahun 2019 mencapai 18.975.955 ekor, naik lebih dari 600 ribu
ekor dari 2018. Sedangkan populasi domba sebesar 17.794.344 ekor, naik sekitar
100 ribu ekor dari jumlah domba tahun 2018. Data Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menyebutkan,
ternak domba dipelihara oleh 929 ribu Rumah Tangga Usaha peternakan (RTUP), meningkat sebanyak
284 ribu jika dibandingkan pada 2017, sedangkan ternak kambing dipelihara oleh
3,06 juta RTUP, meningkat sebesar 0.36 juta jika dibandingkan pada 2017.
Untuk beternak kambing, merupakan
salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak
memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk
berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan
kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian.
Kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi. Pangsa pasar
kambing tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat
sebagai sumber pangan dan gizi serta peluang ekspornya masih terbuka.
Berdasarkan data yang diolah dari Kementerian Pertanian
(2008), terungkap bahwa daerah yang populasinya paling padat dan cocok untuk
mengembangkan kambing dan domba sebagai sumber bibit dan bakalan untuk
komoditas :(1) Kambing secara berturut-turut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur,
Jawa Barat, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darusallam, dan Sulawesi Selatan.(2)
Domba secara berturut-turut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera Utara, dan Nanggroe Aceh Darusallam.Upaya pengembangan komoditas
peternakan, termasuk pengembangan dan peningkatan produktivitas domba dan
kambing, tidak terlepas dari visi pembangunan sektor pertanian dan misi pembangunan
peternakan yang telah ditetapkan sebagai arah dalam upaya pengembangan setiap
komoditas ternak. Sementara itu untuk konsumsi daging domba dan kambing di
Indonesia sampai saat ini hanya mencapai 0,24 g (Data Diolah, 2010), sedangkan
data konsumsi daging doka di beberapa negara maju adalah sebagai berikut Jerman
3,33 g, Rusia 3,36 g, Cina 6,39, Perancis 13,89, Inggris 16,94, Yunani 38,61,
Australia 52,50 g, dan yang tertinggi adalah New Zealand yaitu 81,11 g
(Anonimous, 2003). Pada
2018 Indonesia telah mulai mengekspor ternak domba ekor tipis ke Malaysia,
dengan permintaan sebanyak 5.000 ekor per bulan, juga dilakukan ekspor domba
Garut ke Uni Emirat Arab (UEA), dengan permintaan sebanyak 3.600 ekor per
tahun.