Potensi Kopi liberika Tungkal komposit berasal dari kopi jenis liberika yang dikembangkan pertama kali oleh Haji Sayuti di Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sejarah Kopi Liberika adalah kopi yang berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dibawa oleh Belanda dari Afrika dan ditanam di Indonesia untuk menggantikan kopi jenis Arabica yang rentan terhadap serangan hama. Pohon Kopi liberika lebih besar, bisa mencapai 9 meter. Biji kopi liberika juga lebih besar, terkadang bisa dua kali ukuran dari biji arabika. Hal yang juga membuat liberika unik adalah daunnya. Pada bagian daun, ditemukan lebih banyak kafein dibandingkan pada bijinya. Kopi varietas liberika Tungkal komposit ini tergolong pada tipe pertumbuhan pohon dengan habitus tipe tinggi, diameter tajuk 3,5 – 4 m dan jika dibiarkan tumbuh melancur tinggi tanaman dapat mencapai 5 m. Keunggulan lainnya adalah varietas ini memiliki kriteria tahan – agak tahan terhadap penyakit karat daun dan terhadap serangan penggerek buah kopi. Total produksi kopi ini sebanyak 270 ton dalam setahun dengan areal tanam seluas 3000 ha, dan menjadikan Provinsi Jambi sebagai wilayah penghasil kopi jenis Liberika terbesar di Indonesia. Dari segi citarasa, hasil uji mencapai nilai kesukaan (preferensi) rata-rata 7 atau mutu citarasa bagus. Keunikan kopi Liberika dari kopi ini adalah karena ia tumbuh dan berkembang biak di dataran rendah dan lahan gambut dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi, tidak seperti tanaman kopi pada umumnya yang tumbuh subur di dataran tinggi.
Kopi
Liberika salah satu tanaman perkebunan yang cocok untuk dikembangkan pada lahan
gambut. Kopi liberika dikenal sebagai kopi khas gambut karena kemampuan untuk
bisa beradaptasi dengan baik ditanah gambut sementara kopi jenis lain (Arabica
dan Robusta) tidak bisa tumbuh (Hulupi 2014). Berbeda dengan kopi Arabika dan
kopi Robusta, kopi Liberika memiliki citarasa khas nangka, sehingga di beberapa
daerah menyebut kopi ini sebagai kopi nangka. Kopi Liberika telah menjadi
komoditas unggulan daerah di beberapa kabupaten seperti Tanjung Jabung Barat,
Jambi dan Kepulauan Meranti, Riau. Teknologi yang perlu dipersiapkan untuk
pengembangan kopi Liberika adalah; ameliorasi lahan dengan pemberian kapur dan
penambahan bahan organik untuk meningkatkan kemampuan retensi hara, pemupukan
lengkap untuk meningkatkan ketersediaan hara, perbaikan sistem drainase, dan
pengaturan sistem tata air tanah dan tinggi permukaan air tanah harus di atas
lapisan bahan sulfidik. (sumber data terkait, diolah FHKP)