Wednesday, June 23, 2010

Pengembangan Akses Peluang Pasar Produk-produk Indonesia ke Pasar Argentina

Peluang ekspansi pasar untuk negara-negara Amerika Selatan merupakan potensi yang juga sangat significant. Beberapa Negara Asia Selatan salah satunya adalah Argentina, kerjasama dalam hubungan diplomatik Indonesia-Argentina resmi dibuka pada tanggal 30 Juni 1956. KBRI di Buenos Aires mulai berfungsi sejak April 1957, sedangkan Kedutaan Besar Argentina dibuka di Jakarta pada tahun 1959. Argentina mempunyai kawasan yang luas dan merupakan negara terbesar kedelapan di dunia, sedangkan ibu kotanya Buenos Aires adalah salah satu metropolitan yang terpadat di dunia. Negara ini berbatasan dengan Paraguay dan Bolivia di sebelah utara, Brasil dan Uruguay di timur laut dan Chili di sebelah baratAkses pasar produk Indonesia ke Argentina sering terhambat dengan tingginya pajak yang dikenakan dan adanya kecenderungan pengenaan hambatan non-tarif terhadap produk Indonesia. Sebagai anggota Mercosur, Argentina menerapkan Common External Tariff antara 0-23%, dan berbagai pajak lainnya antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 21%, PPN tambahan sebesar 10%, pajak statistik sebesar 0,5% dan pajak keuntungan sebesar 3%. Dalam bidang ekonomi, setelah krisis ekonomi Argentina pada tahun 2001 yang sempat mengurangi nilai perdagangan antara kedua negara, pada tahun 2002 perlahan volume perdagangan kedua negara mulai membaik. Pada tahun 2006 ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 164,17 juta dollar membaik sebesar 37,55% dibanding dengan nilai ekspor pada tahun 2005. Sementara ekspor Indonesia meningkat, impor Indonesia dari Argentina pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005 dengan nilai impor tahun 2006 sebesar US$ 362.80 juta. Sampai dengan November tahun 2007, ekspor Indonesia ke Argentina telah mencapai angka 166.66 juta dollar sedangkan impor Indonesia mencapai 402,22 juta dollar, sehingga total volume perdagangan Indonesia-Argentina sampai dengan November 2007 mencapai 568,88 juta dollar atau meningkat sekitar 7,95% dari volume tahun sebelumnya.

Menurut data perkembangan neraca perdagangan Indonesia dan Argentina dalam tiga tahun terakhir terus menunjukan peningkatan dimana pada tahun 2009 berhasil mencapai angka kurang lebih US$ 1,1 milyar dengan surplus yang masih terus berada di pihak Argentina. Selain mebel, produk Indonesia yang masuk ke Argentina adalah benang, karet dan produk-produk alas kaki. Dalam upaya meningkatkan ekspor Indonesia ke Argentina, KBRI Buenos Aires, bekerja sama dengan pemilik Nusa Dua SA, Javier Moreyra, merencanakan pembentukan kamar dagang Indonesia-Argentina yang akan direalisasikan pada bulan April mendatang. Potensi peluang yang ada saat ini, masih banyak produk Indonesia yang perlu dipromosikan untuk masuk ke pasar Argentina. Dengan penduduk sekitar 40 juta jiwa dan pendapatan per kapita yang tinggi serta jumlah penduduk kelas menengah dan atas yang cukup tinggi, Argentina merupakan pasar besar yang cukup menarik dan belum sepenuhnya digarap oleh para eksportir Indonesia. Selama ini sumber utama impor Argentina adalah dari negara-negara kawasan Amerika Latin sesama anggota MERCOSUR dan negara-negara Eropa. Sedangkan negara Asia yang sudah aktif melakukan perdagangan dengan Argentina antara lain RRC, Jepang dan Korea. Oleh karena itu peluang ekspor Indonesia masih terbuka lebar di negara ini, khususnya untuk produk-produk tertentu yang selama ini menjadi spesialisasi negara-negara Asia.
Salah satu ekspor andalan Indonesia ke Argentina adalah produk furniture. Kualitas furniture Indonesia yang tinggi dan desainnya yang menarik membuat produk furniture asal Indonesia mempunyai harga jual yang tinggi dan banyak dicari masyarakat kelas menengah dan atas Argentina. Selain furniture dan kerajinan tangan khas Indonesia yang mulai banyak digemari masyarakat setempat, peluang lain yang cukup besar adalah untuk produk elektronik, tekstil, kendaraan bermotor dan sparepartnya, komputer, dan produk-produk komoditas, seperti kopi, cokelat dan lain-lain. (Sources data: KBRI Buenos Aires,Kemlu, data terkait lainnya, data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: