Thursday, March 31, 2011

Strategi Potensi nich market Ekspor Pertanian Indonesia menuju Pasar Amerika

Potensi pasar dari data ekspor produk pertanian AS ke Indonesia. Total ekspor produk pertanian Amerika Serikat ke Indonesia periode Januari – Maret 2008 mengalami peningkatan sebesar 72,94% menjadi US$ 623 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007 yang hanya mencapai US$ 360 juta. Amerika Serikat masih merupakan pasar tujuan utama dunia (importir utama dunia) dengan nilai US$ 2,017.1 miliar (2008 - ITC) dengan pangsa 14,4% dari total pangsa impor dunia. Sementara itu, Indonesia sendiri hanya menempati peringkat ke-24 sebagai negara pemasok di pasar USA dengan pangsa pasar sebesar (0,8%) dan nilai impor sebesar US$ 15,2 miliar. Pesaing Indonesia dari ASEAN antara lain Malaysia pada peringkat ke-14 (pangsa pasar 1.7%; nilai US$ 33,7 miliar), Thailand peringkat ke-18 (1.0%; US$ 23.8 miliar) dan Singapura peringkat ke-20 (0.9%; US$ 15.2 miliar).

Pada 2010 mencapai US$ 2,3 miliar, termasuk ekspor senilai US$ 373 juta untuk produk bernilai tinggi. Indonesia adalah negara tujuan ekspor AS ke-8 terbesar di seluruh dunia. Sementara bagi Indonesia, AS adalah pasar ekspor kedua terbesar di dunia dengan nilai ekspor sekitar US$ 4,5 miliar pada 2010Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa masih banyak peluang yang potensial bagi kedua negara. Indonesia yang dikarunia dengan kekayaan sumber daya alam dan manusia sudah mulai mencanangkan diri sebagai salah satu negara resources baru yang unggul dipasar dunia. Indonesia memiliki banyak produk berdaya saing tinggi, sementara AS mem-butuhkan banyak produk impor guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya yang demikian besar. Dengan demikian masih banyak produk Indonesia yang belum dikenal dengan baik oleh pengusaha dan masyarakat Amerika. Untuk itulah diperlukan promosi dan pemasaran yang komprehensif agar kedua belah pihak dapat mengetahui potensi supply dan demand yang dimiliki oleh masing-masing negara.Untuk kelapa sawit /CPO, Indonesia sudah melobi AS untuk bisa menerima standar nasional tentang minyak lestari (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO) sebagai pengganti persyaratan teknis menembus pasar AS yang mewajibkan sertifikasi Forum Meja Bundar Minyak Sawit Lestari (Roundtable on Sustainable Palm Oil/RSPO). Potensi DAN peluang ekspor tersebut merupakan kesempatan bagi Indonesuia untuk lebih baik lagi dalam peningkatan mutu dan standar yang lebih baik lagi. (Sources: BPS data media, data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: