
Bentuk
buah kesemek mirip buah tomat, tapi tekstur daging buahnya agak keras dan
renyah. Saat matang, warna kulitnya merah kekuningan dan rasanya manis. Tanaman
kesemek berumur 10 tahun, dapat menghasilkan sekitar 500 butir buah kesemek. Kesemek
kaya akan senyawa antioksidan, betakaroten, vitamin A dan C, serta serat.
Karenanya, konon, buah ini berkhasiat mencegah kanker, menghambat penuaan dini,
menyehatkan paru-paru, menguatkan limpa, menurunkan kolesterol, dan mencegah
sembelit. Buah kesemek yang muda mengandung zat tanin yang dinamai tanin-kaki,
yang menimbulkan rasa sepat pada buah. Zat ini akan berkurang bersama dengan
masaknya buah. Tanin-kaki dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan
tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit
hipertensi.
Perdagangan
buah kesemek ini menghadapi persaingan yang sangat ketat, terutama dalam hal
kualitas buah dengan beberapa Negara pengekspor lainnya, seperti Selandia Baru,
Australia, Jepang dan Israel. Pada tahun 1986, produksi buah kesemek di Jepang
mencapai 291.000 ton dari luas areal tanam 27.000 ha. Di Israel, diketahui dari
1.500 ha areal pertanaman buah kesemek, produksinya dapat diekspor ke negara-negara
di Eropa, dan dikenal dengan nama “Sharon fruit”. Buah kesemek yang
telah lunak dan masak setelah dipanen sehingga sifat “kekesatan”-nya (astringency)
akibat kandungan zat tanin telah hilang dapat dimakan sebagai buah segar karena
rasanya yang manis dan tekstur buah cukup keras (PECIS et al., 1986)
atau dapat pula diproses menjadi berbagai bentuk makanan olahan lain, seperti
dibuat menjadi puree, es krim, selai, jeli, dan lain sebagainya. Adapun
beberapa kultivar Astrinjen (astringent cultivars) dapat diproses
menjadi bentuk olahan kering, seperti “sale” atau manisan.
No comments:
Post a Comment