Buah durian merupakan buah tropika yang banyak tumbuh di
Asia Tenggara. Buahnya besar dan berduri dengan kulit buah yang keras dan tebal
hampir seperempat bagian dari buahnya merupakan bagian yang dibuang begitu saja
sampai akhirnya menjadi busuk. Kebutuhan yang tinggi terhadap durian
yang tidak diimbangi dengan pasokan dari dalam negeri telah nyata meningkatkan
impor durian kita dengan trend impor tumbuh 5% per tahun. Total impor sebanyak
16.334 ton di tahun 2006 menjadi 25.504 ton di tahun 2011, atau sekitar 4,49%
dari total produksi 567.519 ton. Apabila dilihat
dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat kulitnya, sebenarnya banyak manfaat
yang dapat dihasilkan dari kulit buahnya misalnya untuk bahan campuran papan
partikel, papan semen, arang briket, arang aktif, filler, campuran untuk bahan
baku obat nyamuk. Kulit durian bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar briket
karena mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa serta
lignin yang mudah terbakar. Menurut hasil penelitian, sebuah briket bisa
menyala hingga 30 menit dengan suhu rata-rata 60o C. Dalam
jumlah massal, satu kilogram briket bisa digunakan untuk memasak lebih dari
empat jam. Briket arang kulit
durian dapat dijual dengan harga Rp 1.500 per kilogram. (berbagai sumber media,
terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
Menikmati Buah
Durian di sentra-sentra Durian ini tidak ada ruginya, harganya murah namun
kualitas duriannya kelas satu. Durian
termasuk dalam genus Durio yang terdiri dari 30 spesies yang sudah
diketahui. Spesies Durio zibethinus terdiri dari ratusan
varietas, baik yang telah dibudidayakan maupun yang masih hidup liar. Setiap
varietas akan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan varietas lain,
sehingga memerlukan penanganan dan lokasi budidaya yang berbeda. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 lalu produksi durian nasional hanya
sebanyak 491.179 ton. Jika dibandingkan produksi tahun 2009 yang mencapai
797.798 ton, maka tahun 2010 lalu produksi buah durian merosot 38,43 persen.
Adapun Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di
pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalahlai (D. kutejensis), kerantungan (D.
oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D.
graveolens), serta lahung (D. dulcis). Produk Durian Nusantara
tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari
hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian
yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia,
dan Thailand telah
merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal
yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan
kualitasnya. Indonesia memiliki potensi dan peluang untuk menjadi pemasok utama
buah-buahan tropis di pasar global. Dalam hal ini perlu keseriusan dan
kerjasama semua pihak baik pemerintah, petani, dan pelaku usaha untuk
mewujudkannya.