
Adanya kuasa kelangkaan inilah yang membuat
pembeli harus membeli jauh lebih mahal. Penyebab utama dari sulitnya
pemasaran produk adalah tidak adanya sertifikat keaslian produk para produsen
kopi luwak. harga kopi luwak dihargai sangat variatif, ada produsen yang
menjual Rp 500.000 per Kg, ada juga Rp 600-800.000 per kg, ataubahkan ada yang
sampai Rp 2 juta per Kg. Untuk secangkir kopi luwak sendiri dihargai Rp.
300.000,-. Yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana menjadikan kopi
luwak itu bernilai tambah / added value
dan berdasarkan keunikannya. Berdasarkan prinsip ekonomi semakin langka suatu
produk semakin mahal produk tersebut. Serta menjaga kestabilan dari produksi
kopi Luwak. Jika dilihat semakin trendnya kopi Luwak dan banyak petani atau
masyarakat mengembangkan kopi luwak tersebut dengan memelihara luwak dan
memberikan makan kepada luwak (civet cat) tersebut. Berdasarkan analisa ekonomi
bahwa setiap manusia membutuhkan insentif dan dalam asas ilmu ekonomi yaitu
rasionalitas yaitu konsumen hanya akan memilih yang terbaik baginya.Bila
misalkan biaya produksi tinggi maka produsen akan menjual produknya lebih
mahal. Konsumen akan menurunkan konsumsi bila harga produk mahal dari biasanya.
Untuk sertifikasi kopi luwak, Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao (Koka) Indonesia yang berpusat di Jember, Jatim, membantu
meningkatkan nilai tawar petani.
Jenis kopi Luwak paling fenomenal ini, telah menyedot begitu
banyak perhatian masyarakat, dari proses pembuatannya yang menimbulkan
kontroversi, karena di produksi dari hasil hewan luwak yang memakan buah kopi
dan setelah di keluarkan bersama kotorannya, barulah kopi ini di olah lebih
lanjut untuk menjadi kopi bubuk.sehingga MUI pun turun tangan untuk
mengeluarkan Fatwa bahwa kopi luwak Halal dengan syarat di cuci sampai bersih
(hilang najis kotoran sang luwak itu).Kopi luwak ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional, antara lain hasil produksi
dalam skala besar, kualitas produk terkontrol secara analitik, harga ekonomis
dan tidak merusak kelestarian populasi hewan luwak.
Proses Kopi Luwak yang unik didapat oleh proses fermentasi
dan yang terjadi secara alami dan unik, dimana biji kopi yang telah matang
disebar oleh petani agar Luwak (Musang) dapat memakan biji –biji yang
berjatuhan. Setelah itu mereka menunggu para Luwak tersebut membuang
kotorannya. Terlebih lagi Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah riset di
Kanada yang membuktikan bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak,
membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. "Kopi
Luwak" sekarang telah menjadi merek dagang dari sebuah perusahaan kopi.
Pada umumnya, kopi dengan merek ini dapat ditemui di pertokoan atau kafe atau
kedai. Dengan adanya keberhasilan sebuah produk kopi luwak ini, tidak hanya
ditentukan oleh proses dari produk itu sendiri, namun yang paling penting
adalah dengan kualitas produk yang baik kita dapat menciptakan Branding
ataupun Brand image yang melekat di dalam masyarakat dan mampukah produk
tersebut bertahan dalam menghadapi produk yang sejenis. Serta menciptakan
sebuah keunggulan kompetitif yang tidak dapat ditiru maupun disaingi produk
lain. Sebab yang membuat sumber daya berharga adalah sejauhmana sumber daya
tersebut dapat memberikan nilai (value), maksudnya sebuah sumber daya
dapat digunakan untuk memanfaatkan kondisi ekternal yang dapat memberikan
pendapatan ke dalam sebuah organisasi. Masalah – masalah yang dijumpai terkait
dengan pemasaran produk Kopi Luwak pada pemasaran Internasional adalah: Suatu
Strategi dan Positioning apakah yang tepat dilakukan pemerintah untuk meraih
pangsa pasar yang potensial utnuk komoditi kopi luwak ini berdasarkan keunikan
dan citra rasanya? Serta sejauhmana produk komoditi kopi organik mampu menarik minat
masyarakat khususnya masyarakat dunia? (Berbagai sumber media terkait kopi
luwak, kaskus, dan analisa data, F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment