

Indonesia negara terbesar kedua penghasil karet
setelah Thailand. Areal kebun karet Indonesia mencapai 3,4 juta hektare. Adapun
Kendala peningkatan produksi karet di Indonesia adalah banyaknya tanaman karet yang kondisinya
sudah tua atau rusak (berusia di atas 20 tahun). Selain itu, tingkat
produktivitas tanaman masih rendah, karena sebagian besar berasal dari benih
sapuan, bukan klon unggul. Terutama di perkebunan rakyat, penggunaan benih klon
unggul rata-rata baru mencapai 40%. Namun produktivitas karet Indonesia masih
rendah,yakni hanya 0,8 ton per hektare. Perkembangan komoditi karet menurut
data tahun 2011, Indonesia hanya mampu memberikan kontribusi untuk kebutuhan
karet dunia sebanyak 2,41 juta ton karet alam atau urutan kedua setelah
Thailand yang sebesar 3,25 juta ton. Menurut data Gabungan Perusahaan Karet
Indonesia (GAPKINDO), untuk tahun 2011 produksi karet alam dunia diasumsikan
hanya berkisar 10,970 juta ton sementara untuk konsumsi diperkirakan mencapai
11,151 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan atau minus sekitar 181.000
ton. Kurangnya produk karet alam dunia di tahun 2011 salah satunya di karenakan
terganggunya produksi karet di beberapa negara seperti Australia, hujan deras
yang disebabkan oleh lamina yang juga menyebabkan banjir di negara tersebut
telah mengganggu proses penyadapan karet. Negara penghasil karet alam seperti
Thailand, Indonesia dan Malaysia yang dikenal dengan International Tripartite
Rubber Council (ITRC) karena ketiga negara tersebut menjadi penghasil karet
alam terbesar. Thailand menjadi negara penghasil karet alam terbesar dengan
produksi karet pada tahun 2012 sebesar 3,5 juta ton, sementara Indonesia di
peringkat kedua dengan produksi karet pada periode yang sama sebesar 3 juta ton
kemudian disusul oleh Malaysia dengan produksi 946 ribu ton pada periode yang sama.
Jika melihat kondisi harga karet di pasar rubber Tokyo, Jepang sudah berada di
level USD 3,3/kg. Untuk terus menjaga stabilitas harga karet, ITRC akan meminta
Vietnam untuk ikut bergabung. Pasalnya, secara statistik produksi karet Vietnam
juga mempunyai porsi yang cukup tinggi di kawasan Asia Tenggara (pada tahun
2012 melebihi mencapai 860 ribu ton). Empat Negara yakni Indonesia, Thailand,
Malaysia dan Vietnam akan menguasai hampir 74 persen pasar dunia. Untuk itu pemerintah
pusat dan daerah melalui Dinas Provinsi dan kabupaten atau instansi terkait
bersinergi dengan pelaku usaha agribisnis karet membangun kualitas karet dalam
potensi pemasaran Internasional dengan daya saing mutu produk karet yang
berkualitas dan kontinuitas, kapasitas dalam memenuhi pemasaran global. (Berbagai sumber media
terkait, data BPS, data diolah F. Hero K Purba).
No comments:
Post a Comment