
Sebagai
contoh pengembangan Kakao oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Reso
Pamasse awalnya berdiri pada tanggal 19 Maret 2006 di Dusun
Muhajirin, Desa Komba, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Provinsi
Sulawesi Selatan. Merupakan gabungan dari 16 kelompok tani di Kecamatan
Larompong. Reso Pammase berasal dari Bahasa Bugis: yang artinya bekerja untuk
mendapatkan rejeki yang berkah. Usaha utama kelompok adalah produksi Kakao. Gabungan Kelompok Tani Reso Pammase yang dipimpin oleh H
Lacinding. Teknologi yang telah ditransfer kepada Gapoktan Kakao
meliputi (a) pemangkasan kakao, (b) cara pemupukan, (c) sanitasi kebun kakao,
(d) pengendalian hama PBK dengan metode sarungisasi, (d) pengendalian busuk
buah, (e) penggunaan herbisida kontak, (e) teknik konservasi, (f) pengendalian
kanker batang, (g) cara sambung samping dan sambung pucuk. Program
Rehabilitasi Gernas kakao di Kabupaten Luwu mencapai luas lahan sebanyak 1.630
hektar. Sebanyak 86 kelompok petani menerima program Gernas kakao 2013 yang tersebar
pada sekitar 16 kecamatan sekabupaten Luwu. Indonesia berpotensi untuk
menjadi produsen utama kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang
dihadapi perkebunan kakao dibeberapa sentra produksi dapat diatasi dan
agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik. Komoditi kakao masih
sangat potensial untuk dikembangkan di Sulawesi Selatan, diharapkan akan
memberikan kontribusi peluang yang baik bagi perekonomian nasional. (Sumber: media terkait, Disbun, BPS, data diolah hero13)
No comments:
Post a Comment