Potensi ternak Kambing merupakan salah satu ternak penghasil daging yang dijadikan sebagai alternatif sumber protein hewani. Perkembangan produksi daging kambing di Indonesia pada periode 2001-2017 cenderung berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,86% per tahun. Total produksi daging kambing di Indonesia pada Tahun 2001 sebesar 48.702 ton tahun dan meningkat menjadi 6785 ton di Tahun 2016. Potensi usaha ternak Kambing adalah salah satu ternak penghasil daging yang dijadikan sebagai alternatif sumber protein hewani. Pemeliharaan ternak kambing di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam pengembangan usaha peternakan agar dapat memenuhi kebutuhan daging dalam negeriBerdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi daging kambing Indonesia pada 2019 sebesar 75.552,91, atau naik dibanding produksi tahun 2018 sebesar 70.154,76 ton. Sedangkan produksi daging domba 2019 sebesar 91.039,37 ton, atau lebih besar dibanging 2018 sebesar 82.274,38 ton tonPopulasi kambing di Indonesia meningkat dengan cepat. Untuk daerah jawa barat saja pertumbuhan populasi kambing sekitar 6 % per tahun. Populasi kambing total sekitar 17,5 juta ditahun 2011 termasuk 3,5 juta peternak rumah tangga Populasi ternak kambing Indonesia pada tahun 2001 adalah 12,6 juta ekor menjadi 15,8 juta ekor pada tahun 2008 (BPS, 2009). Ternak kambing, tersebar diseluruh wilayah Indonesia, meskipun penyebaran antar daerah belum merata. Populasi terbesar terdapat di pulau Jawa, sedangkan dipulau lain, seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua dimana luas area relatif lebih besar dan ketersediaan pakan hijauan sangat banyak, populasi kambing masih rendah.Menurut data tahun 2011 jumlah kambing (Capra aegagrus hircus) nasional sebanyak 17,4 juta ekor dan di Jawa Timur sebanyak 2,8 juta ekor. Selain tidak membutuhkan kandang yang cukup luas per ekornya, faktor jumlah anak perkelahiran dan budidaya ternak yang mudah juga berpengaruh. Peranan komoditas kambing sampai saat ini belum banyak berarti, baik sebagai sumber daging maupun sumber air susu. Hal ini terjadi karena usaha peternakan kambing masih sederhana dengan jumlah pemilikan sedikit dan masih merupakan usaha sampingan dan sebagai tabungan. Peluang usaha kambing ini sebenarnya sangat potensial dengan melihatbeberapa jenis kambing di Indonesia antara lain Kambing peranakan ettawa (PE), Kambing gembrong, Kambing anglo nubian, Kambing Jawa, Kambing boer , Kambing Marica, dan lainnya. (Sources: artikel media dan data peternakan, data diolah F. Hero K. Purba).
Agribisnis peternakan kambing sangat dipengaruhi
oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input produksi serta output yang
dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan peternak dalam
mengelola usahanya dan tingkat keuntungan maksimum yang dicapainya. Peternak
dengan jumlah ternak pemilikan yang banyak, mempunyai
kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Jumlah pemilikan
ternak yang lebih banyak umumnya akan lebih efisien dalam hal tenaga kerja dan
biaya produksi. Adapun beberapa keuntungan dalam memelihara ternak kambing
adalah sebagai berikut (Sudono, 2002): 1. Kebutuhan lahan untuk memelihara
ternak kambing tidak terlalu luas. 2. Kambing memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap berbagai lingkungan, sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan
baik di dataran tinggi maupun dataran rendah bahkan di daerah kering dengan
sumber makanan kasar sekalipun. 3 Kambing memiliki perkembangbiakan yang cepat.
Umur 1,5 tahun sudah mulai beranak dan dalam dua tahun dapat beranak tiga
kali. Setiap
kali beranak dapat melahirkan dua ekor. Selain daging dan susu, kambing dapat
diambil kulitnya untuk kebutuhan industri. 4. Limbah kotoran kambing dapat
digunakan sebagai pupuk pertanian. 5. Kambing merupakan sumber uang tunai yang
sewaktu-waktu lebih mudah dijual. 6. Susu kambing mengandung kadar protein dan
lemak yang lebih tinggi daripada susu sapi. 7. Investasi yang dibutuhkan untuk
memelihara ternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah.
Beberapa jenis bangsa domba dan kambing tersebut terdapat telah berkembangbiak
dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia. Komoditas domba dan
kambing terdistribusi di berbagai pulau atau Provinsi di seluruh wilayah
Indonesia atau minimum menyebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia.