Kebutuhan pangan
adalah suatu penggerak esensial roda perekonomian masyarakat dunia sehingga
ketika isu perubahan iklim mencuat, hal tersebut tidak menjadi dan memunculkan
sesuatu kekhawatiran tersendiri pada persoalan ketahanan pangan. Indonesia yang merupakan negara dengan keanekaragaman hayati
(biodiversitas) terbesar ketiga di dunia. Tercatat lebih dari 77 jenis pangan
sumber karbohidrat, 389 jenis buah-buahan, 75 jenis sumber protein, 228 jenis
sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, 110 jenis rempah dan bumbuh, serta 40 jenis
bahan minuman. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2001 sekitar 204 juta jiwa dan pada
tahun 2012 diperkirakan akan mencapai 237 juta jiwa, dan saat ini dengan jumlah
pendudk 270 Juta Jiwa serta permasalahan lain seperti kapasitas produksi panan
Nasional yang semakin terbatas karena aktivitas ekonomi dan penciutan lahan
karena alih fungsi. Diversifikasi pangan untuk aneka olahan dari Produk pertanian
akan berjalan efektif apabila industri makanan dan minuman Indonesia telah
mapan untuk mengolah ratusan jenis pangan bermutu tinggi yang dapat di produksi
negeri ini. Upaya diversifikasi pangan sebagai salah satu solusi mencukupi
kebutuhan pangan pun terus dilakukan oleh pemerintah dengan program
pengembangan diversfikasi olahan produk seperti pengembangan produk umbi-umbian
sebagai pengganti beras sebagai makanan pokok, pengembangan produk olahan.
Menurut UU No.7 tahun 1996, Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan
bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam
jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Program untuk
diversifikasi konsumsi pangan telah ada sejak dahulu, namun dalam perjalanannya
menghadapi berbagai kendala baik dalam konsep maupun pelaksanaannya. Beberapa
kelemahan diversifikasi konsumsi pangan masa lalu adalah (1) Distorsi konsep ke
aplikasi, diversifikasi konsumsi pangan bias pada aspek produksi penyediaan;
(2) Penyempitan arti, diversifikasi konsumsi pangan bias pada pangan pokok dan
energi politik untuk komoditas beras sangat dominan; (3) Koordinasi kurang
optimum, tidak ada lembaga yang menangani secara khusus dan berkelanjutan; (4)
Kebijakan antara satu departemen dengan departemen lainnya kontra produktif
terhadap perwujudan diversifikasi konsumsi pangan; (5) Kebijakan yang
sentralistik dan penyeragaman, mengabaikan aspek budaya dan potensi pangan
lokal; (6) Riset diversifikasi konsumsi pangan masih lemah, bias pada beras,
terpusat di Jawa-Bali, pada on-farm, dana hanya dari pemerintah pusat (7)
Ketiadaan alat ukur keberhasilan program, program bersifat partial tidak
berkelanjutan dan tidak memiliki target kuantitatif yang disepakati bersama;
(8) Kurangnya kemitraan dengan swasta/industri dan LSM; (9) Ketidakseimbangan
perbandingan antara biaya pengembangan dan harga produk altematif dengan beras, (Ariani dan Ashari, 2003; Martianto, 2005, Krisnamurthi,
2003). Kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia pada 2011 untuk padi-padian
masih 316 gram, padahal idealnya 275 gram. Untuk Kebijakan diversifikasi pangan
menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan serapan produk dalam negeri oleh
masyarakat. Selain itu, kegiatan riil berupa pameran juga bisa membuka
cakrawala pengetahuan terhadap produk dalam negeri. Jika kita analisa bahwa Diversifikasi pangan dari aspek
konsumsi mencakup perilaku yang didasari pertimbangan ekonomis / pendapatan dan
harga komoditas dan nonekonomis (selera, kebiasaan dan pengetahuan). Produk
agribisnis lokal setiap wilayah perlu dikembangkan dengan potensi setiap daerah
baikm Kabupaten/ kota dalam pengembangan pangan. Diversifikasi pangan dan pola konsumsi ini secara dinamis
mengalami perubahan. Jadi, diversifikasi pangan selain merupakan upaya
mengurangi ketergantungan pada beras, juga penganekaragaman dari beras ke
sumber kalori dan protein lainnya yang lebih berkualitas. Berkembangnya produk-produk pangan lokal di daerah-daerah,
otomatis masyarakat akan melihat peluang usaha dan cenderung akan tergerak
untuk ikut mengembangkan produk lokal yang ada di daerahnya. (Berbagai sumber media terkait, artikel pangan, data diolah
F. Hero K. Purba)
Dear All, Welcome to My Blogger, I hope you can enjoy sharing your experiences in you Business, Politic, Daily life and everything valuable for everybody around the world. God Bless You. Do You need Expert Consultant on Strategic Marketing, Entrepreneurship, Agribusiness, International Trade, Finance
Thursday, December 2, 2021
Pengembangan Potensi Pangan Lokal dalam Upaya Pengembangan Daerah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment