Tanaman jambu mete (Anacardiun accidentale L.) komoditas
ekspor yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan relatif stabil dibanding
komoditas ekspor Indonesia lainnya. Nilai ekspor Indonesia dari gelondong mete
pada akhir 2006 mencapai US$ 409.081.000 dengan volume 494.471 M/ton (BPEN,
2007). Kacang mete mentah dalam penjualannya
memiliki kelas-kelas sendiri dan pada setiap kelasnya memiliki spesifikasi dan
harga tersendiri. Secara umum tergolong dalam 3 jenis yaitu kacang mete utuh,
kacang mete campuran dan kacang mete pecahan. Kacang mete olahan mempunyai
proses produksi yang cukup sederhanaUntuk tanaman jambu mete banyak tumbuh
di Jawa Tengah (Jepara, Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep,
Pasuruan, dan Ponorogo), dan di Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman).
Di luar Pulau Jawa, Jambu mete banyak ditanam di Bali (Karangasem), Sulawesi Selatan
(Kepulauan Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Sinjai, Bone, dan
Barru), Sulawesi Tenggara (Muna). dan NTB (Sumbawa Besar, Dompu, dan Bima).
Menurut data jumlah penduduk India sekitar 5 kali lipat Indonesia, namun
konsumsi metenya 45 kali lipat. Kebutuhan kacang mete Amerika Utara dan Uni
Eropa selama ini dipenuhi oleh India dan Brasil. India juga mengekspor kacang
mete ke Timur Tengah, sedangkan Vietnam mengekspor kacang mete ke Amerika
Utara, China dan Australia.
Dear All, Welcome to My Blogger, I hope you can enjoy sharing your experiences in you Business, Politic, Daily life and everything valuable for everybody around the world. God Bless You. Do You need Expert Consultant on Strategic Marketing, Entrepreneurship, Agribusiness, International Trade, Finance
Monday, July 3, 2023
Potensi Ekspor Kacang Mete dan Pemasarannya
Produksi gelondong mete Indonesia nilai ekspor produk mete Indonesia rata-rata
tahun 2017-2020 mencapai US$ 119,938.25 per tahun. Pada tahun 2020 volume
ekspor gelondong mete dan kacang mete masing-masing adalah 85.584 ton dengan
nilai US$ 149.75 juta.. Sekitar 42% dari produksi tersebut
diekspor dalam bentuk gelondong mete, 10% diekspor setelah dikacip menjadi
kacang mete, dan 48% dikonsumsi di dalam negeri. Nilai ekspor mete Indonesia
pada tahun 2007 sekitar US$ 83 juta yang berasal dari ekspor gelondong mete
sebesar US$ 58 juta dan dari ekspor kacang mete US$ 25 juta. Dengan tingkat
produksi gelondong mete seperti di atas, Indonesia masih tergolong sebagai
negara kecil dalam industri mete dunia. Produksi gelondong mete dunia saat ini
sekitar 2.400.000 ton, lebih dari setengahnya dihasilkan oleh dua negara
produsen utama yaitu Vietnam (35%) dan India (20%). Berdasarkan data pada
tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke -5 penghasil biji kacang mete
terbesar di dunia. Walaupun potensi ekspor kacang mete Indonesia cukup besar,
namun nilai ekspor kacang mete dari Indonesia masih sangat rendah.Dari data
statistik FAO terlihat ada fenomena yang perlu dicermati dalam produksi kacang
mete di 6 negara penghasil kacang mete terbesar: Produksi kacang mete Vietnam
yang mulanya terus naik, turun di tahun 2009, kemudian naik kembali di tahun
2010. Produksi kacang mete Nigeria juga mengalami penurunan cukup banyak di
tahun 2009 dan belum sepenuhnya pulih di tahun 2010. Penurunan produksi kacang
mete di India yang semula naik hingga tahun 2009, turun di tahun 2010. Negara
Pantai Gading tampaknya memiliki produksi kacang mete yang meningkat dari tahun
ke tahun, hingga 2010. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesadaran negara
tersebut akan nilai ekspor kacang mete yang semakin
meningkat. Pengembangan potensi budidaya kacang mete (Cashew Nut)
Indonesia juga sudah mengintroduksi jambu mete klon unggul dari Thailand. Tahun
2001, Menteri Pertanian telah melepas varietas mete unggul Gunung Gangsir
1. Kemudian tahun 2004 ada dua varietas yang dilepas, yakni MR 851 dan PK 36.
Namun benih-benih unggul ini belum diproduksi secara massal, hingga belum
bisa menyebar ke masyarakat. Perkembangan mete saat ini penghasil utama biji
mete justru Vietnam. Data mutakhir FAO (2006), menunjukkan bahwa negeri ini
menghasilkan 941.600 ton biji mete (I), Nigeria 636.000 ton (II), India 573.000
ton (III), Brasil 236.140 ton (IV), dan Indonesia 122.000 ton (V). Tahun
sebelumnya, Nigeria, di benua Afrika ini, masih merupakan penghasil mete nomor
empat di atas Indonesia. Tiba-tiba dia menyodok ke urutan kedua menggantikan
India. Lima besar penghasil mete tahun 2005 adalah Vietnam 827.000 ton (I),
India 460.000 ton (II), Brasil 251.268 ton (III), Nigeria 213.000 ton
(IV), dan Indonesia 122.000 ton (V).Penghasil mete gelondongan (mete
yang belum dibuka cangkangnya/belum dikacip, cashews in-shell)
adalah Afrika Barat (25 % dari produksi dunia), disusul oleh India (22 %),
Vietnam (21 %), Brazil (16 %), Afrika Timur (9 %) dan kemudian Indonesia (5 %).
Hampir seluruh produksi mete di dunia (90 %) dihasilkan oleh petani kecil di
pedesaan. Walaupun ada sekitar 25 negara penghasil mete, namun sebagian besar
(99 %) pangsa pasar kacang mete (biji mete olahan, cashews kernels)
dikuasai oleh tiga negara saja, yaitu India, Vietnam dan Brasil. Indonesia
merupakan penghasil mete terbesar di dunia setelah India, Vietnam, Afrika
Barat, Afrika Timur dan Brasil. India merupakan negara pengekspor kacang mete
terbesar di dunia, menggantikan kedudukan Afrika Barat yang industri kacang
metenya rontok sejak era 1980-an, disusul oleh Vietnam, yang industri metenya
baru berkembang sekitar 15 tahun lalu, namun karena pesatnya pertumbuhan
berpeluang menjadi pengekspor kacang mete terbesar di dunia. Untuk memenuhi
industri kacang metenya, India mengimpor mete gelondongan dari Afrika Barat,
Afrika Timur dan Indonesia. Sedangkan Vietnam mengimpor mete dari Afrika Barat
dan Indonesia. Sekitar 600 ton mete gelondongan dunia diekspor ke India dan
Vietnam setiap tahunnya. Brasil sebagai pengekspor kacang mete terbesar ketiga,
selama ini masih dapat memenuhi kebutuhan metenya sendiri. Konsumen kacang mete
dunia adalah negara-negara di Amerika Utara, Uni Eropa, China, Timur Tengah,
India dan Australia. Yang menarik, India merupakan negara produsen dan
sekaligus konsumen mete terbesar di dunia. (Sources: Berbagai media terkait,
data diolah F. Hero K. Purba).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment