Produksi gula kelapa asal Banyumas
bisa mencapai 63.102 per tahun. Dari hasil produksi perajin gula kelapa ini,
tidak hanya dipasarkan di dalam negeri. Namun sudah ada yang diekspor ke
Singapura, Jepang, Korea, Belanda, Jerman, Timur Tengah dan AS. Masyarakat
bermata pencaharian sebagai petani, pekebun dan buruh.Mayoritas asyarakat
sekitar 634 KK bermata pencaharian sebagai petani penderes gula kelapa.Kondisi masyarakat masih
banyak yang mengalami kemiskinan.
Pengolahan gula kelapa masih sederhana terfokus pada gula cetak dan secara turun temurun.Masyarakat masih
terbelit sistim ijon demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk gula kelapa kualitas ekspor,
misalnya, di tingkat petani (belum termasuk ongkos kirim dan kemasan) harganya
sekitar Rp 5.000 per kilogram. Perajin di Banyumas mempunyai posisi tawar
karena mampu menjaga kualitas gulanya. Untuk mempertahankan harga dan lebih
menyejahterakan petani, salah satu inovasi yang dilakukan para perajin adalah
membuat gula kelapa kristal yang sering disebut brown sugar. Dalam waktu
pengerjaan gula ini empat jam lebih lama, tetapi harga di tingkat petani bisa
mencapai Rp 9.000 per kilogram. Gula jenis ini banyak diminati di luar negeri,
khususnya Jerman dan Jepang untuk industri perhotelan, supermarket, pabrik
kecap.
Pemerintah Kabupaten Banyumas tengah
mendorong peningkatan mutu dengan pabrikasi dan diversifikasi produk olahan dan
pemberian bantuan bibit pohon kelapa berkualitas untuk peremajaan. Selain itu
memberikan pembinaan dan pelatihan kepada perajin berupa teknik dan budidaya
tanaman serta peralatan pengolah gula kelapa, pemberian bantuan simpan pinjam
dan fasilitasi pinjaman perbankan. Untuk meningkatkan kualitas dalam memproses
gula kelapa, termasuk dari sisi higienitas dan keseragaman produk diperlukan
pemahaman secara menyeluruh kepada kelompok perajin gula kelapa sehingga
prospek ke depan dapat mempertahankan permintaan pasar lebih baik lagi.
(Berbagai sumber terkait, data diolah Hero13)
No comments:
Post a Comment