
Bapak Ones pertama kali
bertemu dia duyung dugong pada tahun 2009. Pertama saya pergi dengan kapal dia ikuti
saya. Pulang dari laut dia antar saya, ada sekitar empat kali," cerita
One. Dengan kepercayaan bahwa Bapak Ones percaya
pertemuannya dengan dugong diawali oleh niatnya yang ingin menjaga lingkungan. Pulau
Sika seluas 53,683 hektar ini juga menyimpan potensi sebagai rumah bagi
mangrove atau bakau. Ketika kita berjalan mengitari pulau ini akan terlihat
semacam sabuk hijau di pantai. Sabuk hijau ini adalah kumpulan dari anakan
mangrove yang mulai tumbuh secara rapat. Anakan mangrove yang ditanam umumnya
dari jenis Rhizopora. Ekosistem
mangrove ini tidak tumbuh secara alami, namun hasil dari upaya penanaman yang
diinisiasi oleh para penggiat lingkungan yang ada di Kabupaten Alor. Salah
satunya adalah Bapak Onesimus Laa.
Hidup didalam melestarikan
alam kawasan mangrove atau bakau merupakan jidup mencintai alam. Kita dapat
belajar terhadap alam dan pelestariaannya, sehingga nikmat karunia kekayaan
dari alam itu bisa kita jaga dan lestarikan dari karya pemberian Tuhan dan
tidak kita rusak. Apapun jenis pekerjaan kita, lakukanlah itu untuk kemulian
Tuhan dan menjadi berkat bagi sesame, itulah yang dapat kita petik dalam hal
ini. (Sources: data sumber lainnya, data survey lapang dan wawancara dan cerita
Bapak Ones, data diolah F.HeroK. Purba)
No comments:
Post a Comment