Ibukota dari Kabupaten Alor, Kalabahi dikenal dengan sebutan
Kota Kenari karena menghasilkan kenari dengan kualitas baik. Kenari dapat
dengan mudah dibeli di pasar tradisional Kalabahi. Pengembangan perkebunan di Kabupaten
Alor untuk komoditi kakao, kopi dan jambu mete merupakan komoditas
sosial, artinya usaha
perkebunan tersebut hampir 100% diusahakan secara perkebunan rakyat. Di Nusa Tenggara Timur (NTT) tanaman tersebut memiliki
potensi besar sebagai pemasok kebutuhan baku
baik untuk pasar domestik maupun global. Pengembangan tanaman perkebunan dapat dilakukan dengan intensifikasi,
rehabilitasi dan peremajaan. Kegiatan pendampingan
kawasan perkebunan telah dilakukan di Kabupaten Sikka, Ende, Ngada, Manggarai Timur dan Kabupaten Alor.
Menikmati keindahan pulau alor dan keluar dari penginapan Hotel Pulau Alor. Perjalanan ke
Desa Adat ini memakan waktu sekitar 30 menit dari Kalabahi. Setelah mobil yang
membawa kami berhenti, menandakan kami tiba di tempat tujuan, kami melanjutkan
dengan berjalan kaki dan menaiki beberapa anak tangga sebelum benar-benar
mencapai pemukiman suku Abui, suku yang mendiami Desa Adat Takpala, yang
berarti orang gunung, karena memang Desa Adat ini berada di ketinggian.
Sesampai di anak tangga terakhir kami menjumpai tempat tinggal mereka yang
berbetuk limas dan beratapkan Ilalang. Ada pula bangunan yang bertingkat dimana
bagian bawah merupakan tempat terbuka berisikan peralatan masak dan ruang
kosong beralaskan tikar tempat mereka melakukan kegiatan sehari-hari, kemudian
terlihat ada tangga menuju ke bagian atas bangunan, tempat menyimpan persediaan
makanan dan tinggal. Mungkin karena itulah rumah Desa Takpala disebut juga
sebagai Rumah Gudang. Di Desa Takpala terdapat dua
rumah simbol utama yang menghadap ke tengah lapangan dimana terdapat tumpukan
batu berbentuk lingkaran, yang di sebut Mesbah. Biasanya lapangan ini dipakai
saat melakukan tarian Lego-lego, tarian yang dilakukan dengan membetuk
lingkaran di sekitar Mesbah sambil berpegangan tangan dan menari mengikuti
irama lagu dan bergerak dalam lingkaran. ulau Alor juga
memiliki segudang keunikan alam dan budaya. Pulau ini dijuluki Pulau Seribu
Moko. Julukan Pulau Seribu Moko karena masyarakat penghuni Pulau Alor memiliki
budaya unik, yakni merawat ribuan gendang perunggu (moko) yang menjadi pusaka
sekaligus mahar perkawinan adat setempat yang memiliki filosofi bagi masyarakat
Alor beserta berbagai kearifan lokal Alor. Pulau Alor
juga memiliki banyak sekali bahasa daerah (Bahasa Suku), hingga kini ada lebih
dari 40 bahasa. Kain tenun dengan ragam corak dengan pewarna alami merupakan
nilai luar biasa yang dimiliki Alor. Alor tidak saja memiliki keragaman budaya
setiap suku, namun memiliki kekayaan luar biasa soal kerukunan beragama
sehingga Alor memiliki salah satu Alquran tertua (1519) di Indonesia dan
tersimpan di museum Alor. Destinasi wisata Pulau Alor ini juga sudah terpilih sebagai wisata bahwa laut
terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2016. Berbagai sumber terkait,
hasil kunjungan, data diolah F Hero Purba)
No comments:
Post a Comment