Berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15
juta hektar, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen. Luas tanam jagung nasional Oktober 2019
-September 2020 mencapai 5,5 juta hektar (ha). Luas panen jagung nasional
Januari- Desember 2020 mencapai 5,16 juta ha.Ketersediaan produksi jagung November 2018 sebesar 1,51 juta ton dengan
luas panen 282.381 hektare, sementara Desember 1,53 juta ton dengan luas panen
285.993 hektare. Produksi ini tersebar di sentra produksi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontolo, Lampung, dan
provinsi lainnya. Mensukseskan swasembada pangan, dimana gema
swasembada pangan untuk Padi Jagung dan Kedelai, salah satu komoditasnya yaitu
jagung, realisasi target dan pencapaian yang perlu dipertimbangkan. Pemenuhan untuk kebutuhan jagung yang
mengandalkan impor akan berisiko menghambat indutri peternakan dan
pakan dalam negeri. Sebab sebagian besar produksi jagung dikonsumsi oleh
negara produsennya.Dalam hal ini produktivitas jagung yang merupakan memang sangat dipengaruhi faktor benih, tanah, irigasi, pemupukan,
pengendalian hama, hingga panen dan pascapanen. Selain itu faktor alam, kondisi
geografis, dan agroklimat juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas.
Hal-hal yang bisa dilakukan pemerintah adalah menjalankan kebijakan untuk
menunjang peningkatan produktivitas pangan di Indonesia baik benih, pupuk,
infrastruktur, termasuk irigasi, hingga permodalan dan jaminan pasar bagi
produk pangan. Indonesia harusmeningkatkan prioritas peningkatan produksi
jagung. Komoditas jagung yang diperdagangkan di pasar dunia sebagian besar
berasal dari Amerika Serikat, kemudian diikuti China, Fiji, Brazil, Mexico dan
Argentina. Namun tidak semua negara produsen jagung menjadi negara pengekspor. Pemerintah
memutuskan untuk mengimpor jagung sebanyak 2,4 juta ton untuk kebutuhan pakan
ternak pada 2016. Impor itu akan direalisasikan secara bertahap sebanyak 200
ribu ton setiap bulan. Impor tahun depan hanya mencapai 30% dari total
kebutuhan jagung nasional yang mencapai 8,6 juta ton per tahun atau sekitar 665
ribu ton per bulan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan
kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia,
jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Negara pesaing utama
Indonesia dalam merebut pasar ekspor adalah adalah Amerika Serikat dan
Argentina. Impor jagung bahkan mencapai 182 ribu ton atau US$ 53,7 juta. Selama
Januari-September, total impor tercatat sebesar 2 juta ton atau US$ 578,1
juta.Asal dari jagung impor tersebut berbeda-beda. Brasil merupakan negara
terbesar dalam memasok jagung. Tercatat di bulan September volume impor
mencapai 40.080 ton atau US$ 11,6 juta.Kemudian adalah Argentina dengan 34.039
ton atau US$ 10,7 juta, India 36.470 ton atau US$ 11,2 juta, Thailand 82 ton
atau US$ 171 ribu dan negara lainnya sebesar 229 ton atau US$ 163 ribu.Menurut
data bahwa harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Juli 2012
tampak mengalami kenaikan sebesar 4 sen dan ditutup pada posisi 5.98 dolar per
bushel. Sedangkan harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan
September tampak mengalami peningkatan 8 sen dan ditutup pada posisi 5.51 dolar
per bushel. Untuk produksi jagung terbesar di Indonesia terjadi di Pulau Jawa
yakni Jawa Timur, Jawa Tengah masing-masing lima juta ton per tahun, setelah
itu menyusul beberapa daerah di Sumatra antara lain Medan dan Lampung, sehingga
produksi jagung Indonesia mencapai 16 juta ton per tahun.Di Indonesia
daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung di Indonesia adalah, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Khususnya di Daerah Jawa Timur dan
Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah
dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya. Di Indonesia pada
tahun 2004 produksinya baru 11,225 juta ton,
pada 2005 meningkat menjadi 12,52 juta ton. Dan prediksi untuk tahun 2006
diperkirakan 12,13 Juta ton.
Berbagai studi telah dilakukan oleh para ahli
untuk komoditas jagung berdasarkan beberapa permasalahan dengan mengkaji kesesuaian sebaran sentra produksi jagung, pabrik pakan,
dan populasi ternak di Indonesia; menganalisis
kebutuhan pakan pabrikan untuk ternak; Menganalisis kebutuhan jagung untuk pakan pabrikan; serta menyusunalternatif
kebijakan dalam upaya memenuhi kebutuhan jagung untuk pakan. Untuk mewujudkan suatu sistem pertanian yang terpadu, bahwa perlunya
peningkatan produksi jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan apabila
memungkinkan dengan kapasitas produksi yang besar dapat membuka jaringan pasar
ekspor Internasional. Apabila dilihat dari kondisi lahan, iklim serta kapasitas
produksinya Indonesia cukup mampu didalam peningkatan agribisnis jagung untuk
memenuhi permintaan daripada konsumen domestik dan Internasional. Dalam hal ini
bagaimana sttrategi dan pelaksanaan pertanian yang digalakkan dengan integritas
dan pemanfaatan lahan serta budidaya dan pertumbuhannya. Menurut survey dan pencatatan USDA, Departemen Pertanian, USA tahun 2005
stoknya masih 122,6 juta ton. Namun, sampai Oktober 2006 yang lalu tinggal 88,1
juta ton.
Menurut data analisa
bahwa produksi jagung dalam negeri memang belum mampu mencukupi kebutuhan bahan
baku industri pakan ternak, untuk itulah dengan berbagai upaya dalam memenuhi
permintaan konsumen agribisnis jagung ini, Pemerintah Indonesia telah
mencanangkan swasembada jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta ton
dikarenakan kebutuhan konsumsi dan industri pakan ternak yang melonjak.
Diharapkan dalam pencanangan swasembada agribisnis jagung 2007 dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan mutu bibit tanaman jagung yang berkualitas didalam
pengembangannya. Dimana dengan terbatasnya persediaan jagung dunia untuk ekspor
dan meningkatnya permintaan etanol baik di Amerika, China dan berbagai negara
berpotensi menciptakan ekspektasi kenaikan harga jagung di pasar dunia untuk
beberapa tahun ke depan, Indonesia diharapkan dapat mampu menangkap peluang
pasar ini menjadi salah satu acuan untuk mencari celah pasar kebutuhan konsumen
di pasar dunia. (Berbagai sumber terkait, vizbiz, data usda, etc, data diolah
F. Hero K Purba)
Perkiraan ketersediaan produksi jagung November 2018 sebesar 1,51 juta
ton dengan luas panen 282.381 hektare, sementara Desember 1,53 juta ton dengan
luas panen 285.993 hektare. Produksi ini tersebar di sentra produksi Jawa
Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontolo,
Lampung, dan provinsi lainnya. Panen jagung nasional berlangsung hingga akhir
2021, diperkirakan luas panen September ini 299.059 hektar, Oktober 230.157
hektar, November 207.264 hektar dan Desember seluas 197.265 hektar dengan
produksi masing-masing 1,21 juta ton, 916.759 ton, 1 juta ton dan 881.787 ton.
No comments:
Post a Comment