Budidaya
singkong relatif mudah dan banyak dilakukan oleh para petani, karena tanaman
singkong dapat tumbuh disemua tipe tanah (dataran tinggi, dataran rendah) dan
tanaman singkong tidak banyak penyakitnya. Untuk komoditi Singkong dan
produk-produk berbahan baku singkong sangat dikenal masyarakat luas dan telah
menghidupi keluarga petani dalam jumlah besar. Singkong sebagai bahan baku
pangan non beras dan non gandum adalah salah satu komoditas penting pendukung
diversifikasi pangan. Adapun manfaat dan khasiat singkong singkong juga dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit yaitu: 1. Meningkatkan Stamina;
Untuk meningkatkan stamina, campurkan 100 gram singkong, 5 butir angco (sejenis
kurma Tiongkok), dan air. Untuk menghindari rasa pahit, tambahkan sedikit
madu.2. Demam.;Rebus 60 gram batang singkong dan 300 gram daun singkong dengan
800 cc air. Biarkan rebusan menyusut sampai 400 cc, saring dan minum. Untuk
hasil maksimal, harus meminumnya dua kali sehari. 3. Luka; Singkong juga dapat
digunakan untuk mengobati luka yang telah memasuki tahap infeksi. Caranya:
Tumbuk batang singkong yang masih segar, lalu boreh di daerah yang luka. Boleh
juga dibalut lagi dengan perban. Untuk luka yang disebabkan oleh benda panas,
singkong dapat diparut dan diperas. Kemudian olesi di daerah luka. Lakukan hingga
luka mengering. 4. Sakit Kepala.;Minum obat sakit kepala terlalu banyak juga
tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya coba cara alami dengan
menumbuk daun singkong sampai halus, lalu menaruhnya di atas kepala untuk
kompres.5. Diare.;Untuk mengobati diare atau sakit perut, coba deh gunakan daun
singkong. Caranya dengan merebus tujuh lembar daun singkong, dengan 800 cc air,
biarkan hingga menyusut 400 cc, saring dan minum.;6. Rematik.; Untuk mengobati
rematik, pengobatan dengan singkong bisa dari dalam maupun luar. Pada pemakaian
luar, gunakan daun singkong lima lembar ditambah 15 gram jahe. Lalu aduk dan
oleskan pada tubuh. Untuk pengobatan dari dalam, gunakan 100 gram batang
singkong, serai, garam, jahe 15 gram. Semua bahan tersebut direbus dengan
1000cc air hingga menjadi 400 cc, saring. Minum sebanyak 200cc sekali dalam
sehari. Lakukan selama dua hari. 7. Beri-beri.;Beruntung bagi mereka yang gemar
menyantap daun singkong, karena akan terhindar dari penyakit ini.
Namun, bagi yang sudah terkena penyakit beri-beri, harus mengonsumsi 200 gram
daun singkong rebus seperti sayuran segar. (Berbagai sumber media terkait, dan
peluang usaha, majalah kesehatan, wikipedia, data diolah F. Hero K.
Purba).Dalam pengembangan agroindustri untuk ditingkat petani perlu adanya
Klastering Agroindustri Singkong. Manfaat singkong dalam diversifikasi pangan
dimana mulai dari raw material singkong segar dapat dibuat menjadi produk
olahan langsung dan produk awetan. Produk olahan langsung terdiri dari produk
olahan kering (misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk
olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional lainnya).
Untuk produk awetan olahan singkong dapat dijadikan produk tapioka dan
turunanya, gaplek dengan produk turunannya (antara lain tiwul, nasi rasi (beras
singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku untuk tiwul instan dan juga
berbagai aneka kue. Nilai ekonomi dari agroindustri singkong dan suatu produk
di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi
seperti pada era industri, tetapi inovasi terhadap poroduk dan pengembangaanya.
Diharapkan singkong dapat lebih baik lagi di kembangkan dan tidak menjadi
barang impor dan pengembangan dalam negeri lebih aktif dikembangkan dan dilestarikan
untuk pangan rakyat.
Dear All, Welcome to My Blogger, I hope you can enjoy sharing your experiences in you Business, Politic, Daily life and everything valuable for everybody around the world. God Bless You. Do You need Expert Consultant on Strategic Marketing, Entrepreneurship, Agribusiness, International Trade, Finance
Monday, April 25, 2022
Potensi Singkong /Cassava dalam Pemanfaatan Peluang Program Ekonomi Rakyat
Indonesia sentra produksi singkong
tersebar di 13 provinsi. Lima besar provinsi penghasil singkong ada Lampung,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DI Yogyakarta. Data Ditjen Tanaman
Pangan, luas areal penanaman singkong tahun 2019 sebesar 628.305 ha dan
produksi sebanyak 16,35 juta ton. Program pengembangan tahun 2020 seluas 11.175
ha.
Indonesia merupakan
negara yang melimpah sumber daya alamnya, yang masih luas lahan–lahan yang
tidak produktif, menunggu sentuhan program yang nyata, khususnya pembangunan
ekonomi yang pro rakyat. Mengingatkan kita akan lagunya Koes Plus, “kata orang
tanah kita tanah surga, tongkat kayu pun menjadi tanaman”. Tanaman singkong
tumbuh subur di Negara Kita. Dengan kata lain, stok singkong di negeri ini melimpah
ruah. Kita merasa terkejut, ternyata negeri ini malah mengimpor singkong dari
Cina, Vietnam hingga Italia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dari
Januari hingga Juni 2011, Indonesia mengimpor ubi kayu dengan total 4,73 ton
dengan nilai 21,9 ribu dolar AS. Negara Italia merupakan negara dengan nilai
terbesar yaitu 20,64 ribu dolar AS dengan berat 1,78 ton. Sedangkan Cina
merupakan negara pensupply ubi kayu impor terbesar yaitu 2,96 ton dengan nilai
1.273 dolar AS. Data BPS pada bulan April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton
singkong asal China dengan nilai US$ 1,3 juta masuk ke Tanah Air. Pada Mei impor singkong (manihot
utilissima) dilakukan dari negara Vietnam. Sebanyak
1.342 ton singkong dengan nilai US$ 340 ribu masuk ke Indonesia. Berdasarkan
data
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menunjukkan, Nigeria menjadi negara
produsen singkong terbesar di dunia. Nigeria mampu menghasilkan singkong
mencapai 60 juta ton pada 2020. Republik Kongo menempati urutan kedua sebagai
produsen singkong terbesar kedua dunia dengan kapasitas produksi sebanyak 41,01
juta ton. Thailand dan Ghana di urutan berikutnya dengan produksi singkong
masing-masing sebanyak 28,9 juta ton dan 21,8 juta ton. Indonesia menempati urutan kelima sebagai produsen singkong terbesar di
dunia. Indonesia tercatat mampu memproduksi singkong sebanyak 18,3 juta
singkong pada 2020.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment