Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan / Food Security and Vulnerability Atals (FSVA). “Berdasarkan data FSVA, jumlah kabupaten/kota yang rentan rawan pangan mengalami penurunan dari 76 kab/kota pada 2019 menjadi 70 Kabupaten/Kota rentan rawan pangan di tahun 2020. Perkembangan dinamika pemantapan perkembangan ketahanan pangan dilaksanakan dengan mengembangkan sumber-sumber bahan pangan, kelembagaan pangan dan budaya pangan yang dimiliki pada masyarakat masing-masing wilayah. Keunggulan dari pendekatan ini antara lain adalah bahwa bahan pangan yang di produksi secara lokal telah sesuai dengan sumberdaya pertanian. Dengan kondisi fenomena kenaikan harga pangan, terlihat jelas bagaimana lemahnya kemampuan dalam menjaga kestabilan harga pangan bagi rakyat. Hal ini seperti mengulang berbagai langkah pemerintah yang kemudian terbukti gagal, seperti saat kenaikan dan kelangkaan daging sapi beberapa waktu lalu yang kemudian di sikapi dengan cara menambah kuota dan mempercepat import daging sapi. Akan tetapi harga daging sapi tidak pernah kembali turun ke harga normal, bahkan sampai saat ini pedagang daging masih juga mengandalkan pasokan daging lokal di bandingkan import. Fakta ini menunjukan bagaimana berbagai langkah pemerintah untuk mengontrol harga pada hakikatnya tidak akan bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga.Negara akan kuat apabila dari sector pertaniannya kuat dan dukungan dari pemerintah yang serius dalam menanggapi segala persoalan dan mencari solusi yang tepat.
Pangan
tidak terpenuhi maka akan mengancam stabilitas ekonomi
suatu Negara. Teknologi pengolahan hasil pertanian harus mendorong dalam proses
hilirisasi yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah produk
pertanian. Perlu dipahami bahwa nilai tambah
produk olahan akan lebih tinggi dibandingkan dengan produk segar. Penggunaan
teknologi dalam mengolah produk yang dihasilkan dapat dirancang untuk memenuhi
syarat-syarat tertentu, termasuk syarat keamanan pangan. Integrasi yang memadai
antar kegiatan dari hulu hingga hilir dalam hal produksi harus dilakukan. Upaya
meyakinkan pada petani bahwa membangun integrasi hulu-hilir sangat bermanfaat
bagi peningkatan kualitas dan nilai produk yang dihasilkan. Kebijakan yang
harus diambil ke depan dalam rangka pengembangan dan aplikasi inovasi dan
teknologi pertanian antara lain, pertama, kebijakan moneter dan fiskal untuk
memberikan dukungan pengembangan riset dan teknologi serta pelaksanaan program
penerapan teknologi bagi masyarakat. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah
produk Pertanian merupakan upaya dalam memenuhi persaingan pasar dengan melihat
kemampuan dalam kapasitas, kualitas dan kontinuitas Keuntungan dalam Adapun
hal- hal yang perlu diperhatikan dalam Pengolahan Hasil Pertanian yaitu:
1. Peningkatan nilai tambah (Added Value)
2.
Peningkatan daya saing
(Competitive Product)
3.
Meningkatkan daya simpan
4.
Diversifikasi produk (Product
Diversification)
5.
Kemudahan distribusi
6.
Perluasan pasar produk (Market
Product Expansion)
7.
Pemenuhan nutrisi
8.
Peningkatan keamanan produk
9.
Optimalisasi sumber daya
alam (Optimalization Resources)
10. Peningkatan struktur
perekonomian
Persaingan
kompetitif harga pangan jangan menjadi imprealisme ataupun penjajahan terhadap
harga. Kondisi petani saat ini yang masih serba lemah, baik penguasaan lahan,
modal maupun teknologi maka diperlukan multi approach yakni
pendekatan modernisasi, kemandirian dan partisipatif. Untuk maksud tersebut
peran koperasi pertanian yang semakin profesional merupakan kebutuhan petani
sehingga mempunyai daya saing dan kemampuan meningkatkan nilai tambah bagi
petani. Pembangunan pertanian diarahkan pada pengembangan sistem pertanian yang
berkelanjutan yang berbudaya industri, maju dan efisien ditingkatkan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi yang berguna di masyarakat.
Diharapkan ke depan bahwa pengembangan sektor agribisnis lebih konkrit lagi hasilnya
dan pengembangan teknologi proses dan petani pun akan semakin tahu potensi
pasarnya serta dapat meningkat mutu dan kapasitas hasil olahan pertaniannya.
(sources data: media terkait, data diolah F. Hero K Purba)
No comments:
Post a Comment