Perubahan struktur
perekonomian nasional yang demikian, pada tahap selanjutnya prioritas
pembangunan ekonomi nasional mengalami perubahan. Pembangunan industri yang
didukung oleh pertanian, Kelautan Perikanan dan Pertambangan yang tangguh
menjadi titik berat pembangunan ekonomi nasional. Era perubahan untuk
pengembangan perekonomian dengan wujud nyata secara real bukan hanya wacana dan
implementasi dilapangan yang kurang tepat.Harga dunia komoditas di masa datang mengundang
kemabali pemikiran peranan sektor komoditas bagi pembangunan, khususnya
negara-negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam seperti Indonesia.
Pengembangan model bisnis hijau (Green Business) Indonesia yaitu bidang
pertanian / agriculture yang dapat berkontribusi pada perekonomian nasional.
Model bisnis Hitam (Black Business) dari hasil tambang dan mineral sangat
memiliki potensi dalam ketersediaan migas dan mineral yang terdapat dialam dan
Model Bisnis Biru (Blue Business) adalah hasil Laut dan perikanan yang
memberikan arti begitu luasnya kelautan Indonesia dengan berbagai macam hasil
laut yang dikelola.

Kondisi perikanan dan hasil laut yang merupakan Blue Business ini merupakan anugerah
yang sangat besar bagi pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan. Indonesia
merupakan negara maritime dengan luas lautan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri
dari perairan teritorial, perairan laut 12 mil dan perairan ZEE Indonesia.
Potensi lestari sumberdaya perikanan tangkap laut Indonesia adalah sekitar 6,5
juta ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 juta ton pada tahun
2011 (77,38%). "Dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan laut
tersebut, harus diakui bahwa di beberapa Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)
tertentu seperti Laut Jawa, telah terjadi lebih tangkap atau over fishing.
Dan sampai dimana pengelolaan usaha pengolahan hasil-hasil laut Indonesia jika
kita bandingkan dengan Negara-negara lain yang berpotensi perikanan. Kita harus
membangun lebih baik lagi dari sumber perikanan dan kelautan kita untuk mengisi
negeri ini dengan hasil yang memadai dengan sumber yang ada.
Dari sector Black Business yaitu pertambangan dan
mineral produksi pertambangan Indonesia yang secara mayoritas terdiri dari
batubara, timah, tembaga, emas dan ammonia mencatat pertumbuhan rata-rata 12.27
persen pada paruh waktu 2008-2011. Sementara itu, untuk periode 2012–2016,
pertumbuhannya diprediksi menjadi 8.27 persen, menurut data laporan
MarketPublishers 2012. Indonesia yang diketahui memiliki produksi emas sebesar
6,7 % dari total produksi emas di dunia atau peringkat ke-6 di dunia, Logam
tembaga di Indonesia diproduksi sebanyak 10,4 % dan menduduki posisi ke-2 di
dunia, batubara di Indonesia tercatat berproduksi sebanyak 246 juta ton atau
berada di peringkat ke-6 terbesar di dunia setelah China, Amerika, Australia,
India dan Rusia. Dan masih banyak lagi mineral-mineral lain yang akan membuka
mata kita betapa besar jumlah mineral tambang yang terkubur di dalam tanah
Indonesia. Kita menyadari kemudian adalah apakah hasil tambang itu telah
dirasakan kemanfaatannya oleh seluruh bangsa Indonesia tercinta ini? Kita
berharap agar sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia tentunya harus diolah
sebaik mungkin agar bisa memberikan manfaat lebih bagi pemenuhan kebutuhan
hidup manusia.(Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment