Perkembangan
dan potensi budidaya kacang tanah memberikan keuntungan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija lain seperti jagung,
kedelai, dan kacang hijau. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), Kacang tanah diimpor sebanyak 34.151 ton atau US$ 38,9 juta pada April
2014. Impor tersebut naik dari bulan sebelumnya yaitu 22.679 ton atau US$ 25,1
juta. Akumulasi Januari-April adalah 98.703 ton atau US$ 111,6 juta. Negara
asal kacang tanah impor pada April adalah India dengan volume 28.772 ton (US$
31,8 juta), Tiongkok 4.465 ton (US$ 6,4 juta), Malaysia 752 ton (US$ 607 ribu),
dan negara lainnya total 161 ton (US$ 165 ribu).Data selama Januari-April 2012,
realisasi impor kacang tanah telah mencapai 50.378 ton. Produksi kacang tanah nasional pada tahun 2006
masih mencapai 836.000 ton, kemudian pada tahun 2007 turun 790.000 ton, tahun
2008 kembali turun 770.000 ton dan 2009 763.000 ton. Volume impor kacang tanah
tahun 2006 mencapai 164.000 ton dengan nilai 2006 US$ 54 juta, tahun 2007
sebanyak 173.000 ton dengan nilai US$ 62 juta, tahun 2008 sebanyak 205.000 ton
dengan nilai US$ 99,6 juta. Kebutuhan kacang tanah dalam negeri mencapai
799.194 ton sedangkan kemampuan produksi atau yang kita targetkan 706 ribu ton,
masih ada kekurangan 92 ribu ton. Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok
ditanam didataran rendah yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan
laut. lklim yang dibutuhkan tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara
25°C - 32°C, sedikit lembab ( rH 65 % - 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per
tahun, tempat terbuka. (Data Wikipedia, data media, data BPS, data diolah F.
Hero K. Purba) Kacang tanah (Arachis
hypogaea L.),
mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang
merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang tanah terdapat 18
gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang
justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara
menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan
mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL
kolesterol.
Kacang tanah merupakan tanaman komersial dan
sebagai sumber pendapatan penting bagi petani di lahan kering dan lahan bekas
sawah. Risiko kegagalan panen kacang tanah akibat serangan hama dan penyakit
lebih kecil dibandingkan dengan kedelai. Sentra kacang tanah terpusat di Pulau
Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari
data yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di
Indonesa pada tahun 2009, menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman
kacang tanah sekitar 628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 Ton. Dari tahun
ke tahun luas areal pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit,
pada tahun 2006 seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007
Konsumsi kacang tanah di Indonesia sebesar 4,2 kg per kapita pada tahun 2011.
Dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa pada tahun yang diperlukan kacang tanah
sebanyak 1 juta ton. Kacang tanah termasuk komoditas pangan yang mempunyai
nilai ekonomi cukup tinggi, hal itu terlihat dari kontribusi komoditas
ini terhadap pendapatan petani di Kabupaten Tuban yang merupakan penghasil
utama kacang tanah di Jawa Timur mencapai 65%.
Tahun
2006 produksi hasil sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton
selama tahun 2006 sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton,
tidak sebanding dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di
Indonesia yang mengakibatkan volume impor kacang meningkat. Diharapkan dari
setiap daerah lebih menggali potensi produk unggulan yang ada seperti kacang
tanah ini, sehingga kita tidak hanya terus ketergantungan impor. (sources data:
Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero Purba)
No comments:
Post a Comment