
Data Badan Pusat Statistik, tahun 2011, produksi kedelai
lokal hanya 851.286 ton atau 29 persen dari total kebutuhan. Karena itu,
Indonesia harus mengimpor kedelai 2.087.986 ton untuk memenuhi 71 persen
kebutuhan kedelai dalam negeri. Pada tahun 2012, total kebutuhan kedelai
nasional 2,2 juta ton. Jumlah tersebut akan diserap untuk pangan atau perajin
83,7 persen, industri kecap, tauco, dan lainnya 14,7 persen, benih 1,2 persen,
dan untuk pakan 0,4 persen. Anomali cuaca yang melanda Amerika Serikat dan
Amerika Selatan, pasokan kedelai pun turun dan harganya melonjak. Harga kedelai
internasional pada minggu ke-3 Juli 2012 mencapai 622 dollar AS per ton atau Rp
8.345 per kilogram untuk harga paritas impornya di dalam negeri. Untuk impor
kedelai terbesar Indonesia berasal dari Amerika Serikat dengan jumlah 1.847.900
ton pada tahun 2011. Menyusul impor dari Malaysia 120.074 ton, Argentina 73.037
ton, Uruguay 16.825 ton, dan Brasil 13.550 ton.Tempe yang merupakan makanan
khas tradisional Indonesia bisa dikelompokkan dalam kategori pangan fungsional
yang mempunyai manfaat kesehatan di luar kandungan gizinya. Selain
lecithin yang merupakan unsur gizi, kedelai juga mengandung genistein (senyawa
nongizi) yang bersifat antikanker. Untuk itu perlu pengembangan kedelai untuk produksi
nasional, konsumsi kedelai penduduk Indonesia seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya industri pangan olahan yang
berbahan baku kedelai tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri yang mencukupi sehingga impor kedelai terus dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. . (Sources media terkait dan artikel, data diolah F.
Hero K. Purba).
No comments:
Post a Comment