Hidup sehat menjadi idaman
setiap orang, sehat itu mahal. Demikian halnya untuk produk pertanian organik
yang merupakan potensi untuk dikembangkan didalam waktu mendatang. Semakin banyak masyarakat di seluruh
dunia yang peduli akan keberlangsungan ekosistem alam. Itu sebabnya gerakan back to nature gencar digalakkan di seluruh dunia untuk menjaga
keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia itu sendiri. Untuk volume produk pertanian organik mencapai 5-7%
dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional.
Sebagian besar disuplay oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan
Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh
negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea. Pola hidup sehat
mulai sangat penting diperhatikan terutama dari segi pangan organik untuk
kesehatan sebagai pengembangan agribisnis. Konsumen akan memilih bahan pangan yang aman bagikesehatan dan ramah lingkungan, sehingga mendorong
meningkatnya permintaan produk organik.Tentunya kita harus
mengetahui apa sesungguhnya pertanian organik yakni adalah teknik budidaya
pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan
kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah
melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian
harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi
tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling
attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk
pertanian organik dunia meningkat pesat. (Berbagai sumber terkait, data diolah
F Hero K. Purba).Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia
sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian,
baru sekitar 26,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS,
2016). Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum
tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan
luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar
adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang
subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan
menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini
memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.Potensi pasar produk
pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat
menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain:1) Belum ada
insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik. 2) Perlu
adanya investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang
benar-benar steril dari bahan agrokimia. 3) Belum ada kepastian pasar, sehingga
petani enggan memproduksi komoditas tersebut Dalam Budidaya organik
pertaniannya menggunakan teknologi dan pengetahuan organik yang dikembangkan
sendiri berdasarkan temuan-temuan kondisi di lapangan tanpa menggunakan bahan
kimiawi, non benih transgenik/hibrida, non pupuk kimiawi NPK, non racun
pestisida atau insektisida. Selain itu juga mengembangkan pola-pola SQ/EQ
pertanian dan mengembangkan usaha-usaha pertanian organik yang tergabung dalam
komunitas Organik Hijau. Selain memecahkan permasalahan budidaya konvensional
di kalangan petani, bersama petani membangun langkah-langkah praktis untuk
membangun daerahnya dengan cara efisien, menggunakan materi disekitarnya,
memangkas ongkos produksi sekaligus meningkatkan hasil budidayanya.(Sources:
organikhijau, other sources material).
Pengembangan
strategi pertanian organik sebagai agribisnis perlu dilihat dari beberapa aspek
untuk memungkinkan pengembangan dimasa yang akan datang. Budidaya pertanian
organik ternyata tidak hanya mampu memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak.
Model usaha mikro pertanian ini ternyata mampu mendatangkan keuntungan yang
lebih tinggi ketimbang budidaya anorganik. Hal ini perlu digiatkan dalam
pembentuk kelembagaan petani organik dan system sertifikasi, sehingga dapat
mampu bersaing di pasar global.
No comments:
Post a Comment