Pisang tidak hanya dikonsumsi untuk buah
semata, tapi juga diolah menjadi tepung berkarbohidrat tinggi untuk alternatif
bahan pangan. Penelitian ini mendukung riset bidang ketahanan pangan. Sentra produksi
pisang di Indonesia seperti, propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan NTB.
Bebagai jenis pisang kita jumpai seperti; Pisang raja, Pisang barangan,Pisang
jambe, Pisang raja sere, Pisang kapok, Pisang Bali, Pisang mas,Pisang lampung
dan sebagainya. Untuk Ekspor pisang Indonesia keluar negeri dari tahun 1999
sudah mencapai 77.472,68 ton dengan nilai US$14.073.670. Pada tahun 2000 volume
ekspor menurun, sedangkan volume ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2002
sebesar 512,27 ton senilai US$ 979.730. Menurut Biro Pusat Statistik, Indonesia
menghasilkan sekitar 6.004.615 MT pisang di tahun 2010, kebanyakan dihasilkan
di Jawa Barat. Jawa Timur menghasilkan 964.263 MT atau sekitar 16% hasil
nasional di tahun itu. Hampir seluruh wilayah Indonesia menghasilkan pisang,
karena iklim untuk tanah tanaman buah pisang ini cocok untuk di Indonesia. Tentunya
kita melihat potensi usaha hasil dari pisang yang beraneka ragam, seperti yang
kita ketahui dan rasakan nikmatnya Pisang Goreng Pasir”, “Pisang Goreng
Pontianak”, yang tentunya bukan saja enak dimakan tetapi memiliki peluang
bisnis yang prospektif dari hasil pisang tersebut setelah diolah menjadi makanan
yang beraneka ragam.
Negara produsen utama pisang di dunia adalah Ekuador,Kosta Rika,Panama, Filipina dan Indonesia. Negara Importir pisang
terbesar di dunia adalah Amerika,Jepang,dan Uni Eropa. Dibandingkan dengan
tahu-tahun sebelumnya pangsa impor negara-negara importir terus meningkat,Hal
ini merupakan peluang pasar bagi Indonesia. Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu Musa
paradisiaca var Sapientum, Musa nana atau disebut juga Musa cavendishii, Musa sinensis.
Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M.
paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya
pisang nangka, tanduk dan kepok.
3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia
dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila
(abaca).
Untuk konsumsi pisang
itu sendiri cukup besar peluang dan daya belinya. Untuk franchise “ Pisang
Goreng ala Pontianak dan Pisang Goreng Pasir” tersebut hampir 100 jutaan. Hal
ini dilihat dalam konsumsi domestik pasar pisang cukup besar didalam negeri.
Dimana hasil olahan pisang tersebut dapat dijual ke konsumen baik dipasar
tradisional supermarket dan pedagang besar yang membutuh buah ini untuk peluang
bisnis. Di Indonesia
panen pisang tidak mengenal musiman, karena curah hujan tersebar merata
sepanjang tahun. Dengan demikian produksi pisang dapat diatur secara rinci
sepanjang tahun sesuai kebutuhan. Hal ini sangat menguntungkan dan berdaya
saing terutama untuk tujuan usaha pascapanen buah pisang segar yang melibatkan
berbagai tahapan operasional antara lain: panen (kriteria, waktu dan cara
pemanenan), pengangkutan ke bangsal pengemasan, operasi bangsal pengemasan
(pemotongan sisir, pencucian, perlakuan fungisida, pengeringan, pengemasan),
transportasi kemasan pisang dan pemuatan ke kontainer berpendingin (cool storage) yang kemudian dimuat ke kapal,
kereta api atau truk. Untuk tujuan ekspor dalam sarana transpor pada kegiatan
distribusi hendaknya menggunakan rantai dingin.
Jenis pisang mempunyai suatu peluang yang dikembangkan untuk ekspor ialah
jenis pisang emas, pisang raja, pisang ambon dan pisang raja bulu. Di Thailand,
Philippines, Malaysia dan Equador pisang ekspor diusahakan secara perkebunan,
tentunya dengan kemasan dan packing yang baik untuk diekspor. Hal ini tentunya
kita bias menggairahkan untuk peluang ekspor pisang Indonesia yang tidak kalah
bersaing dengan produk pisang dari negara lain. Hal ini dilihat dari sisi untuk pemasaran Internasional, dan
kedepannya untuk mengembangkan produk pisang di pasar domestik dengan mencoba
mengembangkan peluang investasi dan usaha melalui “franchise” seperti pisang
goreng ala pontianak tersebut. Investasi dan peluang bisnis sekarang terbuka
luas, tinggal kita yang ingin melangkah pasti untuk mengembangkannya.
Hitung-hitung prospek bisnis dan pengembangan agrobisnis pisang. Siapa tahu
kemungkinan membuka “café banana” café pisang, yang mungkin peminatnya tidak
hanya pasar domestik dan menjadikan franchise ke negara lain, yang tidak akan
kalah nantinya seperti franchisenya McDonald. Hal inilah yang perlu kita
perhatikan untuk prospek pengembangan dan budidaya tanaman pisang, selain enak
dimakan dan mengandung protein untuk kesehatan tentunya menambah uang untuk
kocek saku yang menjanjikan. (Berbagai sumber media terkait, data litbang data
diolah F. Hero K. Purba)