Perkembangan pertumbuhan
produksi daging sapi pada tahun 2014
sebesar 23 persen. Tahun 2013 produksi daging sapi sebesar 430.000 ton, dan
tahun depan produksinya ditargetkan 530.000 ton. Tahun 2012,
pemerintah Indonesia menghitung kebutuhan daging sebesar 484 ribu ton.
ketersediaan daging sapi hanya mampu memenuhi 399 ribu ton, sisanya 85 ribu ton
dipenuhi dari impor. Untuk jumlah impor tahun 2012 terbagi atas daging sapi
sebesar 34 ribu ton, dan sapi bakalan 283 ribu ekor. Harga daging sapi impor berpengaruh
negatif terhadap jumlah impor daging sapi, namun pengaruhnya tidak nyata. Pada
umumnya, konsumen daging sapi impor mempunyai pendapatan yang relatif tinggi,
maka kenaikan harga daging sapi impor tidak memberikan pengaruh berarti terhadap
volume impor. Sedangkan tahun
lalu, pemerintah Indonesia memberikan kuota impor daging sapi sekitar 90 ribu
ton, dan sapi bakalan 600 ribu ekor. Untuk
tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia pada tahun 2011 hanya 4,7 gram per
orang per hari. Angkat ini sangat rendah jika dibandingkan dengan Malaysia,
Thailand, dan Filipina yang rata-rata 10 gr/orang/hari. Sementara Korea,
Brasil, dan China sekitar 20-40 gram/orang/hari. negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, prancis, Jepang, Kanada, dan Inggris mencapai 50-80
gr/kapita/hari. Indonesia mampu untuk memenuhi
kebutuhan pangan asal ternak sendiri dan malahan berpotensi menjadi negara
pengekspor produk peternakan. Hal tersebut sangat mungkin diwujudkan karena
ketersediaan sumber daya lahan dengan berbagai jenis tanaman pakan dan keberadaan
SDM yang cukup mendukung.Untuk tingkat konsumsi yang akan menentukan kualitas
sumber daya manusia dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan daging dan produksi
ternak lainnya dan tingkat pendapatan rumahtangga (purchasing Berdasarkan data
BPS, provinsi yang memiliki populasi sapi potong lebih dari 0,5 juta ekor
berturut turut adalah Provinsi Jawa
Timur 4,7 juta ekor; Jawa Tengah 1,9
juta; Sulawesi Selatan 984 ribu ekor; Provinsi NTT 778,2 ribu ekor; Lampung
742,8 ribu ekor; NTB 685,8 ribu ekor; Bali 637,5 ribu ekor; dan Sumatera Utara
541,7 ribu ekor. Sementara
itu untuk sapi perah populasi terbanyak di Jawa Timur 296,3 ribu ekor sedangkan
kerbau di NTT sebanyak 150 ribu ekor. Peterrnak merupakan hewan peliharaan yang
produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa,
dan atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. Dalam kegiatan ini,
ternak yang dimaksudkan adalah Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau. Segala
urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan atau bakalan,
pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen, pascapanen,
pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya.
Untuk wilayah yang merupakan sumber
utama ternak sapi potong adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, NAD,
Sumatera Barat, Bali, NTT, Sumsel, NTB, dan Lampung. Kemudian wilayah yang
mempunyai potensi cukup besar untuk ternak kambing dan domba adalah Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumut, NAD, Banten, dan Sulsel.
Sedangkan wilayah yang potensial untuk perkembangan ternak domba adalah Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Untuk itu , Peternak berskala kecil
dan menengah diberi prioritas untuk melakukan usaha budidaya dan
pengembangbiakan ternak Indonesia yang kehidupannya masih alami dan belum tersentuh
teknologi namun berpotensi ekonomi, misalnya ternak ayam Indonesia (baik asli
maupun lokal). Praktisi bidang peternakan, maupun masyarakat
luas harus difasilitasi dan dibina dalam upaya meningkatkan mutu genetik
ternaknya melalui program persilangan yang secara ekonomis memang dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternaknya. Indonesia, dengan penduduk yang
hampir mencapai 237 juta jiwa ternyata mengkonsumsi telur dan daging ayam yang
relatif rendah dibanding di negara-negara tetangga. Rata rata konsumsi telur
nasional 87 butir/ kapita/tahun dan daging ayam 7 kg/kapita/tahun, bandingkan
dengan konsumsi telur di Malaysia yang mencapai 311 butir/kapita/tahun (hampir
1 butir/kapita/hari) dan daging ayam mencapai 36 kg/kapita/tahun. Dalam hal ini
perlu upaya serius harus dilakukan oleh berbagai pihak dalam meningkatkan
konsumsi protein hewani tersebut. (Berbagai sumber terkait, data BPS, DitjenNak,Kementan, data
diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment