Penguatan untuk sektor pertanian khususnya disektor
hilir tidak hanya meningkatkan perekonomian tetapi juga memberikan suatu dampak
mutiefek bagi sektor hulu. Mewujudkan program untuk harapan pengolahan sektor
pertanian. Semua pihak bersinergi bahu membahu dalam mewujudkan hasil produk
olahan yang berdaya saing dipasar bebas, semoga tidak hanya sekedar wacana.
Jika dibandingkan produk olahan impor yang akan masuk ke pasar domestic dengan
kompetisi global. Harga impor produk olahan yang berdaya saing dibandingkan
dengan produk domestic. Pengembangan pengolahan hasil-hasil pertanian
serta menjadi wadah kemitraan untuk
pengembangan agroindustri lokal. Transformasi pembangunan dibidang pertanian kepada pembangunan yang digerakkan oleh modal
dan selanjutnya digerakkan oleh
inovasi. Sehingga melalui membangun agribisnis
akan mampu mentransformasikan perekonomian Indonesia dari berbasis pertanian
dengan produk utama (Natural resources and unskill labor intensive) kepada
perekonomian berbasis industri dengan produk utama bersifat Capital and skill
Labor Intesif dan kepada perekonomian berbasis inovasi dengan produk utama
bersifat Innovation and skill labor intensive. Aktivitas pengolahan hasil
pertanian sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan
mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat
pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah)
dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan,
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri
baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah
pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar
domestik dan pasar luar negeri.
Keunggulan
kompetitif hasil olahan produk pertanian merupakan hasil interaksi dari tiga
tingkatan pasar yaitu pasar internasional dari produk, pasar domestik dari
produk, dan pasar sarana produksi. Dengan kata lain, keunggulan kompetitif
suatu komoditas pertanian, merupakan hasil resultan dari rantai agribisnis
secara vertikal mulai dari perolehan sarana produksi, usaha tani, pemasaran
domestik, dan pemasaran internasional. Menurut data pada tahun 2010
konsumsi umbi-umbian secara nasional adalah
51,66 gram/kapita/hari, terdiri dari : Singkong: 35,32 gram/kapita/hari, Ubi jalar:
7,60 gram/kapita/hari,Kentang:5,59
gram/kapita/hari, Sagu: 1,43 gram/kapita/hari, Umbi lainnya: 1,72 gram/kapita/hari. Permasalahan
terkait dengan upaya membangun usaha pengolahan diantaranya adalah: (a) Skala
usaha kecil dan tersebar, sehingga berdampak kepada tingginya inefisiensi
karena besarnya biaya pemasaran; (b) Masih rendahnya standar penanganan pasca
panen dan pengolahan; (c) Kinerja teknologi pengolahan dinilai belum mampu
menghasilkan produk olahan berdaya saing tinggi sesuai dengan tuntutan
kompetisi pasar yang semakin tinggi; (d) Mutu produk olahan dinilai masih
rendah, kuantitas rendah, dan adanya inkontinuitas produk. Penerapan
teknologi pengolahan hasil pertanian memang membutuhkan biaya yang cukup besar
untuk membeli alatnya. Pemerintah pun melakukan dukungan dengan dikeluarkannya
kebijakan kredit perbankan. Diharapkan prospek kedepan tidak hanya
mimpi memperbaiki produk olahan yang berdaya saing dalam meningkatkan pemasaran
Domestik dan Pemasaran Internasional yang berdayasaing.(Berbagai
media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment