Potensi
Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua yang memiliki luas area kebun kopi
di berjumlah 655 ha terdiri dari tanaman yang sudah berproduksi sebesar 110 ha
dan yang belum berproduksi sebesar 545 ha dan tersebar di beberapa distrik
antara lain: Distrik Okbibab, Okbab, Kiwirok, Kiwirok Timur, Borme, Okhika,
Weime, Bime dan Pepera, dengan rata-rata produksi 500 kg/ha/tahun atau ± 55
ton/tahun dan melibatkan 375 KK. Tanaman kopi salah satu tanaman primadona di
Kabupaten Pegunungan Bintang. Tanaman kopi sangat menjanjikan untuk
dikembangkan, petani Kopi di Kabupaten Pegunungan Bintang menggunakan proses
semi washed. Setelah melakukan pengupasan, kopi difermentasi selama 8 hingga 10
jam. Kemudian dibersihkan dari getah dan biji kopi dikeringkan hingga memiliki
kandungan air 12%, atau dikupas dalam keadaan basah dan dikeringkan sebagai
biji hijau. Kopi di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua ditanam oleh petani
tradisional tanpa menggunakan pupuk organik ataupun pupuk kimia juga tanpa
pestisida sehingga menghasilan kopi dengan kualitas baik dan dengan aroma dan
rasa yang khas dibandingkan dengan kopi yang tumbuh di daerah lain di
Indonesia. Penduduk Kabupaten Bintang yang dihuni oleh Suku Ngalum ini. Sama
dengan suku-suku lain di Papua, Suku Ngalum yang sebagian besar hidup di dataran
tinggi.
Komoditi
Kopi sebagai sumber daya dari hasil perkebunan didaerah Pegunungan Bintang
tersebut dapat di daya gunakan dengan seoptimal mungkin, ini semua sangat tergantung
cara dan pendekatan yang diambil. Perlu adanya pendampingan serius sangat diperlukan dalam mengembangkan
kekuatan sumber daya alam dengan mengajak belajar membaca peluang dan potensi pengembangan
prospek Pemasaran dan potensinya..Diharapkan prospek kopi dari Papua, Khususnya
juga Kabupaten Pegunungan Bintang dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas
serta sustainable untuk rantai pasokan kopi dalam persaingan pasar
Internasional. (Sumber: Disbun Papua, data diolah frans hero13)
No comments:
Post a Comment