Sudah berapa besarkah hasil produk
pertanian Indonesia mencapai sasaran dalam bentuk bahan baku dan hasil olahan? Dalam
hal ini pentingnya Agroindustri yang merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku. Saat
ini sekitar 70 persen dari ekspor produk pertanian Nasional,
seperti biji kopi, kakao, karet, dan minyak sawit (CPO) masih dalam bentuk primer
atau produk mentah, sehingga tidak memiliki nilai tambah pengolahanUntuk
peningkatan daya saing akan difokuskan pada produk berbasis sumber daya lokal
berikut: (1)produk yang dapat meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi
dalam negeri dan (2) produk yang dapat mengurangi ketergantungan impor (substitusi
impor).Sektor pertanian khususnya disektor hilir tidak hanya meningkatkan
perekonomian tetapi juga memberikan suatu dampak mutiefek bagi sektor hulu.
Mewujudkan program untuk harapan pengolahan sektor pertanian. Semua pihak
bersinergi bahu membahu dalam mewujudkan hasil produk olahan yang berdaya saing
dipasar bebas, semoga tidak hanya sekedar wacana. Jika dibandingkan produk
olahan impor yang akan masuk ke pasar domestic dengan kompetisi global. Harga
impor produk olahan yang berdaya saing dibandingkan dengan produk domestic.
Pengembangan pengolahan
hasil-hasil pertanian serta menjadi wadah
kemitraan untuk pengembangan agroindustri lokal. Transformasi pembangunan dibidang pertanian kepada pembangunan
yang digerakkan oleh modal dan selanjutnya
digerakkan oleh inovasi. Sehingga
melalui membangun agribisnis akan mampu mentransformasikan perekonomian
Indonesia dari berbasis pertanian dengan produk utama (Natural resources and
unskill labor intensive) kepada perekonomian berbasis industri dengan produk
utama bersifat Capital and skill Labor Intesif dan kepada perekonomian berbasis
inovasi dengan produk utama bersifat Innovation and skill labor intensive.
Aktivitas pengolahan hasil pertanian sederhana di tingkat petani, tetapi
menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk
pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah
value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian
proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan,
pengeringan, dan peningkatan mutu. Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran
hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar
dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
Adapun keunggulan kompetitif hasil olahan produk
pertanian merupakan hasil interaksi dari tiga tingkatan pasar yaitu pasar
internasional dari produk, pasar domestik dari produk, dan pasar sarana
produksi. Dengan kata lain, keunggulan kompetitif suatu komoditas pertanian,
merupakan hasil resultan dari rantai agribisnis secara vertikal mulai dari
perolehan sarana produksi, usaha tani, pemasaran domestik, dan pemasaran internasional.
Menurut data pada tahun 2010 konsumsi
umbi-umbian secara nasional adalah
51,66 gram/kapita/hari, terdiri dari : Singkong: 35,32 gram/kapita/hari, Ubi jalar: 7,60 gram/kapita/hari,Kentang:5,59 gram/kapita/hari, Sagu: 1,43
gram/kapita/hari, Umbi lainnya: 1,72
gram/kapita/hari. Permasalahan
terkait dengan upaya membangun usaha pengolahan diantaranya adalah: (a) Skala
usaha kecil dan tersebar, sehingga berdampak kepada tingginya inefisiensi
karena besarnya biaya pemasaran; (b) Masih rendahnya standar penanganan pasca
panen dan pengolahan; (c) Kinerja teknologi pengolahan dinilai belum mampu
menghasilkan produk olahan berdaya saing tinggi sesuai dengan tuntutan
kompetisi pasar yang semakin tinggi; (d) Mutu produk olahan dinilai masih
rendah, kuantitas rendah, dan adanya inkontinuitas produk. Penerapan teknologi pengolahan hasil
pertanian memang membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli alatnya.
Pemerintah pun melakukan dukungan dengan dikeluarkannya kebijakan kredit
perbankan. Diharapkan prospek kedepan tidak
hanya mimpi memperbaiki produk olahan yang berdaya saing dalam meningkatkan
pemasaran Domestik dan Pemasaran Internasional yang berdayasaing.(Berbagai media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)