Kebutuhan
jagung Pada tahun 2014, untuk industri pakan ternak meningkat hingga 10 %
menjadi 14,7 juta ton dari tahun sebelumnya. Sementara angka peningkatan
produksi jagung hanya 6 % per tahun. Produk komoditas jagung yang
diperdagangkan di pasar dunia sebagian besar berasal dari Amerika Serikat,
kemudian diikuti China, Fiji, Brazil, Mexico dan Argentina. Namun tidak semua
negara produsen jagung menjadi negara pengekspor. Di Indonesia, jagung merupakan
komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan
makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Negara pesaing utama Indonesia dalam merebut
pasar ekspor adalah adalah Amerika Serikat dan Argentina. Impor jagung
bahkan mencapai 182 ribu ton atau US$ 53,7 juta. Selama Januari-September,
total impor tercatat sebesar 2 juta ton atau US$ 578,1 juta.Asal dari jagung
impor tersebut berbeda-beda. Brasil merupakan negara terbesar dalam memasok
jagung. Tercatat di bulan September volume impor mencapai 40.080 ton atau US$
11,6 juta.Kemudian adalah Argentina dengan 34.039 ton atau US$ 10,7 juta, India
36.470 ton atau US$ 11,2 juta, Thailand 82 ton atau US$ 171 ribu dan negara
lainnya sebesar 229 ton atau US$ 163 ribu.Menurut data bahwa harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan
Juli 2012 tampak mengalami kenaikan sebesar 4 sen dan ditutup pada posisi 5.98
dolar per bushel. Sedangkan harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman
bulan September tampak mengalami peningkatan 8 sen dan ditutup pada posisi 5.51
dolar per bushel. Untuk produksi jagung terbesar di Indonesia terjadi di Pulau
Jawa yakni Jawa Timur, Jawa Tengah masing-masing lima juta ton per tahun,
setelah itu menyusul beberapa daerah di Sumatra antara lain Medan dan Lampung,
sehingga produksi jagung Indonesia mencapai 16 juta ton per tahun.Di Indonesia
daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung di Indonesia adalah, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Khususnya di Daerah Jawa Timur dan
Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah
dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya. Di Indonesia pada tahun 2004 produksinya baru 11,225 juta ton, pada 2005
meningkat menjadi 12,52 juta ton. Dan prediksi untuk tahun 2006 diperkirakan
12,13 Juta ton.
Dalam mewujudkan suatu sistem
pertanian yang terpadu, bahwa perlunya peningkatan produksi agribinis jagung
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan apabila memungkinkan dengan kapasitas
produksi yang besar dapat membuka jaringan pasar ekspor Internasional. Apabila
dilihat dari kondisi lahan, iklim serta kapasitas produksinya Indonesia cukup
mampu didalam peningkatan agribisnis jagung untuk memenuhi permintaan daripada
konsumen domestik dan Internasional. Dalam hal ini bagaimana sttrategi dan
pelaksanaan pertanian yang digalakkan dengan integritas dan pemanfaatan lahan
serta budidaya dan pertumbuhannya. Menurut survey dan pencatatan USDA, Departemen
Pertanian, USA tahun 2005 stoknya masih 122,6 juta ton. Namun, sampai Oktober
2006 yang lalu tinggal 88,1 juta ton.
Produksi
jagung dalam negeri memang belum mampu mencukupi kebutuhan bahan baku industri
pakan ternak, untuk itulah dengan berbagai upaya dalam memenuhi permintaan
konsumen agribisnis jagung ini, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan
swasembada jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta ton dikarenakan
kebutuhan konsumsi dan industri pakan ternak yang melonjak. Diharapkan dalam
pencanangan swasembada agribisnis jagung 2007 dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan mutu bibit tanaman jagung yang berkualitas didalam pengembangannya.
Dimana dengan terbatasnya persediaan jagung dunia untuk ekspor dan meningkatnya
permintaan etanol baik di Amerika, China dan berbagai negara berpotensi
menciptakan ekspektasi kenaikan harga jagung di pasar dunia untuk beberapa
tahun ke depan, Indonesia diharapkan dapat mampu menangkap peluang pasar ini
menjadi salah satu acuan untuk mencari celah pasar kebutuhan konsumen di pasar
dunia. (Berbagai sumber terkait, vizbiz, data usda, etc, data diolah F. Hero K
Purba)
No comments:
Post a Comment