Potensi dan peluang produk olahan Kakao minat masyarakat untuk
dibudidayakan dan diolah menjadi produk yang bernilai tinggi. Buah yang memiliki nama latin Theobroma Cacao L tersebut,
kini menjadi salah satu komoditi ekspor yang mampu menambah penghasilan devisa
negara setiap tahunnya. Salah satu hasil olahan kakao yang menjadi komoditas
ekspor adalah produk cokelat Pengolahan dari buah kakao menjadi kunci utama
kualitas produk hasil kakao, karena dalam proses tersebut terjadi pembentukan
fisik, cita rasa, serta faktor lain yang menjadi standar produk kakao
berkualitas. Selain dalam hal tersrbut khasiat coklat
dari chocolate
shop untuk kesehatan adalah sebagai antioksidan,
antioksidan dalam coklat untuk chocolate
souvenir diperoleh dari biji kakao yang mengandung
antioksidan flavonoid yang berguna untuk menahan radikal bebas.
Dalam proses
penanganan pasca panen dan pengolahan biji kakao perlu diperhatikan berbagai aspek yang dapat mempertahankan
kualitas biji kakao tersebut. Salah satu hal terpenting yaitu pada proses
penyangraiannya. Menurut Susanto (1994), jenis yang paling banyak ditanam untuk
produksi coklat hanya 3 jenis, yaitu : 1. Jenis Criollo: Jenis Criollo terdiri
dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis ini menghasilkan
biji coklat yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai coklat mulia. Buahnya
berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis dan berbintil – bintil kasar dan
lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon
berwarna putih pada waktu basah. 2. Jenis Forastero: Jenis ini menghasilkan biji coklat yang memiliki mutu sedang atau dikenal
juga sebagai Ordinary cocoa. Buahnya
berwarna hijau, kulitnya tebal, biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledon
berwarna ungu pada waktu basah. 3. Jenis Trinitario : Merupakan campuran dari
jenis Criollo dengan jenis Forastero. Coklat Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa dan ada yang termasuk bulk cocoa. Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya
bermacam – macam. Biji buahnya juga bermacam – macam dengan kotiledon berwarna
ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah. Untuk industri Pengolahan kakao
nasional memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan mengingat
ketersediaan bahan baku biji kakao yang cukup melimpah di dalam negeri. Selama ini, Indonesia
tercatat sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading
dan Ghana.
Pada 2010 produksi biji kakao Indonesia
mencapai 600.000 ton. (Sources data, media terkait, artikel, data diolah F.
Hero K. Purba).
Sementara itu bila
dilihat berdasarkan data bahwa ekspor biji kakao sampai dengan Mei 2011
mencapai 97.265 ton, turun dibandingkan dengan ekspor Jan-Mei 2010 sebesar 158.855
ton. Sedangkan ekspor kakao olahannya meningkat pada periode Jan-Mei 2011
sebesar 55.651 ton dibandingkan Jan-Mei 2010 sebesar 35.508 ton. lndonesia
merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading
dan Ghana.
Tiga besar negara penghasil kakao sebagai berikut: Pantai Gading (1.276.000
ton), Ghana (586.000 ton), Indonesia
(456.000 ton). Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha
dengan produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata
900 Kg per ha. Diharapkan Indonesia
dapat meningkat produk industri kakao olahan dalam pencapaian pangsa pasar
target ekspor yang merupakan salah satu komoditas unggulannya.
2 comments:
pak, saya mau tanya..
pemerintah menetapkan pajak ekspor biji kering kakao tahun 2010 kmren dan ternyata ada pengaruh kebijakan tersebut terhadap pendapatan petani.
jadi saya mau melakukan penelitian untuk skripsi saya mengenai dampak pajak ekspor tersebut terhadap pendapatan petani. bisa kasih saran pak?
mg bermanfaat n sukses buat agan..
Post a Comment