Potensi untuk Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legume, setelah kedelai dan kacang tanah.
Untuk kecambah kacang hijau atau Tauge mengandung antioksidan yang dapat
membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker dan
sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan. karena
bersifat alkalis (basa). Selain itu kandungan vitamin E-nya dapat membantu
meningkatkan kesuburan. kacang hijau termasuk Kingdom: Plantae (Tumbuhan),
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi:
Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Kelas:
Rosidae, Ordo: Fabales, Famili:Fabaceae atau Leguminoseae (suku
polong-polongan), Genus: Phaseolus , dan spesies: Phaseolus radiatus L.
Kacang hijau dikenal dengan nama berbeda di beberapa negara, yaitu Mungbean,
greengran, moong, Oregon pea, Chickasaw, Chiroko. Di Indonesia terjadi
penurunan volume impor kacang hijau juga terjadi selama tahun 2011, yakni dari
996 ton pada tahun 2010 menjadi 355 ton pada tahun 2011.
Dimana manfaat kacang hijau yang
mengandung asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya
bayi kelainan jantung, bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain
itu Asam folat juga dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Kacang hijau sangat
baik bagi kesehatan Jantung. Kandungan lemak tak jenuh dalam kacang hijau aman
untuk di konsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan jantung. Karena lemaknya
merupakan lemak tak jenuh, bagi Anda yang memiliki masalah dengan berat badan
tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi kacang hijau. Pulau Jawa adalah penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena
memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sentra daerah
produksi kacang hijau adalah NAD, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi daerah 90 %
terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70 % berasal dari lahan sawah.
Potensi lahan kering daerah tersebut yang sesuai ditanami kacag hijau sangat
luas. Tantangan pengembangan agroindustri kacang hijau di lahan kering adalah
peningkatan produktivitas dan mempertahankan kualitas ;lahan untuk berproduksi
lebih lanjut. Lahan kering di Sumatera umumnya tergolong masam dan miskin hara.
Lahan kering di Jawa, Sulawesi dan Nusatenggara masalah utamanya adalah
kekeringan dan miskin hara. Pengembangan agroindustri kacang hijau merupakan
solusi murah untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam kesiapan teknologi dalam
Pengembangan kacang hijau di lahan kering. Keterbatasan modal, garapan lahan
kering yang relatif luas, anggapan petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman
kedua, dan infrastruktur yang kurang memadai merupakan faktor biofisik dan
sosial ekonomi yang menghambat pengembangan kacang hijau di lahan kering. (Berbagai
sumber media terkait, litbang, data diolah F. Hero K. Purba)