Perkembangan potensi tumbuhan obat asli Indonesia
dapat terlihat dari kontribusinya pada produksi obat dunia. Sebagai contoh dari
45 macam obat penting yang diproduksi oleh Amerika Serikat yang berasal dari
tumbuhan obat tropika, 14 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. tanaman rempah Indonesia ada 5
jenis tanaman unggulan dengan produktifitas tertinggi ada pada komoditas pala,
lada dan kayu manis. Dari segi keanekaragaman hayati, Indonesia merupakan
negara terkaya nomor dua di dunia setelah Brazil, sedangkan Malaysia menempati
urutan ke-12. Potensi bisnis biofarmaka memiliki prospek bisnis yang cerah
untuk peluang pemasaran domestik dan luar negeri. Peluang pengembangan Biofarmaka besar, baik untuk pasar domestik maupun
untuk ekspor. Tanaman biofarmaka sebagai pangan fungsional yang potensi
pengembangannya cukup besar adalah: temulawak, jahe, kencur dan kunyit,
terutama untuk bahan minuman dan obat-obatan.
Pelaku
agrobisnis biofarmaka untuk lebih berupaya lagi didalam mewujudkan potensi
biofarmaka menjadi salah satu penggerak pembangunan pertanian melalui mutu dan
kontinuitas penyediaan bahan baku. Sebagai contoh produk jamu Indonesia seperti
Jamu Nyonya Meneer, Jamu Jago, Jamu Sido Muncul dan sebagainya baik digunakan
dan diekspor ke luar negeri dan tidak kalah bersaing dengan produk China dan
India. Dalam kesempatan ini peluang prospek bisnis tanaman berbasis biofarmaka
masih memiliki peluang yang cerah untuk memenuhi potensi pasar. Sebagai dasar
bahan konsumsi obat-obatan untuk pasokan pabrik obat/medicinal factory tentunya memerlukan jumlah untuk bahan baku yang
cukup sesuai dengan mutu dan standardisasinya. (Berbagai sumber media terkait,
data diolah F. Hero K. Purba). Indonesia adalah negara kedua terkaya di dunia dalam hal
keanekaragaman hayati. Terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telah
diidentifikasi dan 950 spesies diantaranya diketahui memiliki fungsi
biofarmaka, yaitu tumbuhan, hewan, maupun mikroba yang memiliki potensi sebagai
obat, makanan kesehatan, nutraceuticals, baik untuk manusia, hewan maupun
tanaman termasuk tanaman obat. Dengan kekayaan tersebut Indonesia berpeluang
besar untuk menjadi salah satu negara terbesar dalam industri obat tradisional
dan kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang peluang pasarnya pun
cukup besar. Salah satu alternatif pengembangan biofarmaka, fitofarmaka atau
lebih dikenal dengan tanaman obat, sangat berpotensi dalam pengembangan
industri obat tradisional dan kosmetika Indonesia. Selama ini, industri
tersebut berkembang dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diperoleh dari
hutan alam dan sangat sedikit yang telah dibudidayakan petani. Teknik budidaya
dan pengolahan bahan baku belum menerapkan persyaratan bahan baku yang
diinginkan industri , yaitu bebas bahan kimia dan tidak terkontaminasi jamur
ataupun kotoran lainnya. Dalam Teknologi pasca
panen, terutama diversifikasi produk, yang sangat penting pada saat harga produk segar tanaman
obat atau simplisia rendah diwaktu terlalu banyak pasokan, masih sangat terbatas.
Untuk peningkatan dan pengembangan hasil olahan biofarmaka perlunya keseriusan
dalam pengolahan hasil yang berkelanjutan dengan melihat seberapa besar potensi
tersebut dari segi kuantitas, kapasitas dan kualitas dalam rantai pasok bahan
biofarmaka di pasar lokal maupun pasar ekspor.
No comments:
Post a Comment