Wijen (Sesamum
indicum L. syn. Sesamum
orientalis L.) merupakan
tumbuhan yang berasal dari Afrika Khatulistiwa yang berada pada ketinggian 1000
meter dari permukaan laut. Tumbuhan wijen saat ini sudah banya tersebar, bahkan
telah sampai di Indonesia.
Pengembangan
wijen dapat juga dilakukan di lahan sawah petani banyak dilakukan secara
monokultur, akan tetapi dengan pertimbangan risiko kegagalan dan peningkatan
pendapatan dapat ditanam secara tumpangsari, tumpangsisip, atau campuran (dua
tanaman atau lebih ditanam secara bersamaan). Pengolahan wijen juga seperti Minyak
Wijen, Minyak wijen
mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan. Asam lemak omega-6
dalam minyak wijen membantu mengurangi gangguan kulit, seperti eksim.
Kandungannya sangat besar sehingga perlu diperhatikan penggunaannya.
Pengembangan komoditas wijen di Indonesia masih sangat rendah itu
karena: Masih banyak petani yang belum mengenal wijen sehingga tanaman ini tidak
sepopuler tanaman palawija (kedelai, jagung dll).Serta minat petani masih
rendah karena kurangnya teknologi budidaya wijen. Produktivitas masih rendah,
ini karena teknik budidaya yang kurang baik pada umumnya wijen hanya ditanam
sebagai tanaman selingan. Dalam hal ini kurangnya informasi pasar. Biji
wijen banyak digunakan sebagai bahan industri minyak dan makanan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut sampai saat ini Indonesia
masih mengimpor biji wijen dari Vietnam,
Thailand dan China
serta mengimpor winyak wijen dari Cina, Singapura, Hongkong. Tapi Indonesia
juga sudah mulai mengekspor wijen ke Jepang, Hongkong, Amerika Serikat dan
Turki. (Sources: Berbagai sumber media tekait, Litbang Kementan, data diolah F.
Hero K. Purba). Perkembangan komoditas wijen dunia pada tahun
1993, adalah 486.000 ton. Jepang adalah importir
terbesar mengambil 24% dari impor dunia.
Pengimpor terbesar kedua adalah Amerika Serikat dengan 8% dari impor dunia. Hal ini diperkirakan
bahwa impor biji
wijen akan tumbuh antara 6 dan 8% per tahun. Australia
diimpor 6400 t
biji wijen pada tahun 1996 (senilai $ A12.7m),
dengan China,
Meksiko dan India pemasok utama. Wijen produksi
benih Australia berpusat di Northern Territory dan Queensland, New South Wales
dengan menunjukkan minat.Meskipun produksi telah turun dari ton 291 di 1988-1989
sampai 90 t di
1993-94, diantisipasi bahwa perbaikan
dalam kultivar dan teknologi
panen akan meningkatkan
produksi. Potensi yang jelas untuk
mengembangkan pasar untuk biji
wijen Australia, baik
di lokal maupun di luar negeri. Biji
wijen saat ini diimpor ke Australia
baik sebagai biji utuh dan produk olahan. Di Indonesia pengembangan wijen di Indonesia
setiap tahun meningkat. Pada tahun 2006 areal wijen mencapai 4.788 hektar, yang
tersebar di Lampung (150 ha), Jawa Tengah (1.426 ha), Yogyakarta
(250 ha), Jawa Timur (1.473 ha), Nusa Tenggara Barat (1.217 ha), dan Sulawesi
Selatan (272 ha). Diharapkan potensi komoditas wijen ini dapat dilkembangkan
lagi dengan melihat pemanfaatannya dan peluang akses pasar lokal dan
Internasional.
No comments:
Post a Comment