Perburuan ulat jati sebagai
bahan makanan alternatif merupakan suatu potensi pangan yang bernilai gizi
protein. Dimana setelahnya,
ulat-ulat itu sudah menjadi kepompong. Warga masih bisa memanfaatkan
kepompong-kepompong itu untuk lauk atau dijual. pencari ulat itu rata-rata
mendapat tiga ember, senilai 1 Kg. Harga per Kg ulat dari pohon jati Rp.
35.000/Kg. Kondisi geografis Kabupaten Gunung Kidul adalah bertanah kapur. Tanaman yang cocok
untuk keadaan ini adalah pohon jati. Pada musim hujan, ketika daun jati
bersemi, banyak ulat yang memakan habis daun-daunnya. Namun warga sekitar hutan
justru mensyukuri hama
ini karena dapat dimakan. Ulat ini berwarna coklat muda sampai hitam. Ketika
masih dalam bentuk ulat, dia akan memakan habis daun jati hingga tersisa
kerangkanya saja. Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa,
1416 dusun, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan yang ada di Gunungkidul
antara lain : Kecamatan Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tepus,
Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong, Karangmojo, Wonosari, Playen,
Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin. Dari 144 desa, 141 desa masuk
klasifikasi swadaya dan 3 desa termasuk desa swasembada. Menggali kearifan
lokal dari hama
tumbuhan untuk sumber makanan adalah sesuatu yang jarang dilakukan. Hal
tersebut merupakan indikator bahwa sesuatu yang merugikan ternyata dapat
memberikan keuntungan lebih misalnya saja sumber makanan dari Ulat, ulat daun
jati dan ulat daun pisang misalnya terbukti mengandung protein hewani yang
tinggi sehingga cocok untuk peningkatan gizi masyarakat. Sumber makanan
tersebut akan memberikan andil cukup besar dalam usaha penganekaragan pangan, hama ulat ini sebagai
sumber alternatif protein hewani yang tinggi untuk meningkatkan gizi. Setiap
sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting pada sebagian
besar jaringan tubuh protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Diperkirakan separuh atau 50% dari berat kering sel dalam jaringan seperti misalnya
hati dan daging terdiri dari protein, dan dalam tenunan segar sekitar 20%.
Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan bertindak sebagai
bahan membran sel dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan
elastin serta membentuk protein inert seperti rambut dan kuku.
Dalam Usaha pemanfaatan nilai tambah dari
hama tanaman ulat daun yang mengandung protein hewani yang tinggi ini merupakan
usaha untuk mengurangi masalah kekurangan gizi, beberapa waktu yang lalu,
sebuah stasiun televisi swasta menayangkan sekelompok masyarakat di Taiwan
sedang antri di suatu restoran yang khusus menyajikan masakan dari aneka jenis
serangga. Makanan tersebut begitu larisnya, sehingga mereka rela antri hanya
untuk mendapatkan sepiring kecil masakan aneka serangga tersebut. Ternyata di
bagian dunia yang lain, termasuk di negara kita serangga dan ulat daun memang
dapat digunakan sebagai bahan makanan. (Berbagai sumber terkait dan pengalaman
lapangan, data F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment