Potensi
pengembangan potensi dari pulau Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur yakni
Gula dari Lontar yang berasal dari Pohon
Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis
palma /pinang-pinangan yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Adapun
Kabupaten Sabu Raijua adalah bagian Kabupaten Kupang. Merupakan pulau terpencil
dengan luas 460,78 kilometer persegi, berpenduduk sekitar 30.000 jiwa dengan
sifat mobilitas tinggi.
Potensi
lontar yang besar, dengan ribuan pohon lontar yang dimiliki daerah ini maka
tentu saja dapat diusahakan untuk menjadi salah satu komoditi andalan yang
mampu menghidupi masyarakat daerah ini. Dari sisi kualitas, hasil lontar berupa
gula sudah cukup dikenal luas. Kualitas gula baik dalam bentuk gula cair, gula
lempeng maupun gula semut boleh dikatakan cukup baik, sehingga dari sisi
kualitas hasil olahan lontar ini, diharapkan mampu menjadi salah satu potensi
lokal yang layak dijual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan
dari sisi kontinuitas, dengan jumlah waktu musim kemarau sepanjang kurang lebih
6 (enam) bulan yang digunakan oleh para penyadap lontar untuk menyadap lontar
dan menghasilkan gula olahan lontar maka kesinambungan dan ketersediaan hasil
olahan lontar dapat dipertahankan setiap tahun maka potensi ini layak dijadikan
salah satu komoditi andalan lokal yang tentu saja mampu berkontribusi bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat Pohon Lontar (Borassus flabellifer)
menjadi flora identitas Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pohon ini banyak
dimanfaatkan daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk
diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah
menjadi gula siwalan (sejenis gula merah). Pohon Siwalan (Lontar) merupakan
pohon palma (Palmae dan Arecaceae) yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal
dengan ketinggian mencapai 15-30 cm dan diameter batang sekitar 60 cm. Daunnya
besar-besar mengumpul dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat.
Setiap helai daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm. Tangkai daun
mencapai panjang 100 cm. Buah Lontar (Siwalan) bergerombol dalam tandan dengan
jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan
kulit berwarna hitam kecoklatan. Setiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging
buah yang berwarna kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras. (sumber:
Gapoktan, data lokal media, data diolah hero13).
Salah satu Gapoktan yaitu
Gapoktan Suka Maju yang membudidayakan pengolahan gula lontar di Desa Eilode,
Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten
Sabu Raijua adalah kelapa dan lontar. Bagi masyarakat Sabu, pohon lontar
dianggap sebagai pohon kehidupan karena pada saat musim kemarau yang waktunya
sangat panjang, nira dari lontar menjadi minuman yang memberikan banyak
manfaat. Nira lontar, selain dapat diminum langsung, oleh masyarakat Sabu juga
dijadikan menjadi gula air atau disebut juga gula sabu/ gula lontar. Daun
lontar yang berbentuk kipas besar dan utuh dapat dipakai untuk berbagai
keperluan. Masyarakat Sabu biasa menggunakannya untuk menampung air, nira dan
makan ternak. Selain itu, daun lontar juga digunakan sebagai atap rumah,
dipakai untuk membuat keranjang anyaman, alat musik tradisional dan lain
sebagainya. Tangkai pohon lontar yang kokoh dapat digunakan untuk pagar tanaman
dan tongkat. Sementara batangnya dapat dipakai sebagai tiang penyangga dan
balokan rumah.
Pengembangan
pengolahan potensi produksi gula lontar di Provinsi Nusa Tenggara Timur cukup
tinggi, sehingga ada kemungkinan untuk menutupi kekurangan produksi gula tebu.
Pengembangan agroindustri pengolahan gula dari pohon lontar ini dapat
memberikan nilai tambah bagi petani dan penduduk setempat.
1 comment:
Terimakasih bang buat informasihya. Sekadar mau nanya bang, ada gak ya buku tentang gula sabu yang udh di terbitkan. Atau mungkin udh ada ga yg pernah meneliti tentang gula sabu.
Post a Comment