Menurut
data pada tahun 2010, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia mencapai
211,910 juta dolar AS. Amerika Serikat masih menjadi tujuan eskpor
tanaman rempah terbesar. Sebanyak 50 persen rempah Indonesia disalurkan ke
negara Barack Obama, sisanya baru ke Uni Eropa. Ekspor rempah ke Amerika
Serikat mencapai 121,177 juta dolar AS. Indonesia
kaya akan keanekaragaman komoditas rempah-rempah, beberapa komoditas
rempah-rempah yang diperdagangkan di pasar internasional adalah lada, pala,
vanila, kayu manis, cengkeh, kapulaga, cabe dan jahe. Dari sekian banyak
komoditas rempah-rempah, lada dan pala merupakan komoditas utama dalam
perdagangan rempah-rempah dunia, sekaligus merupakan produk ekspor unggulan
Indonesia dibandingkan dengan komoditas rempah-rempah lainnya. Bahkan pala
dijuluki sebagai “King of Spices“, oleh karena merupakan produk
rempah-rempah tertua dan terpenting dalam perdagangan internasional. Di dunia terdapat dua tipe minyak pala, yaitu minyak pala
Indian Timur (East Indian) dan minyak pala Indian Barat (West Indian).
Minyak pala Indonesia termasuk minyak pala Indian Timur. Minyak pala Indian
Timur memiliki berat jenis 0,885– 0,915 g/ml dan larut dalam alkohol 90% (v/ v)
dengan perbandingan 1 bagian minyak dan 3 bagian alkohol. Produk dari
pala (biji, fuli dan minyak pala) telah diekspor lebih ke 30 negara. Adapun
negara-negara pengimpor utama produk pala antara lain adalah Singapura,
Belanda, Hongkong, Jepang, Belgia, Malaysia, Amerika Serikat, Perancis, India,
Italia, Jerman, dan Thailand.
Pala (Myristica fragrans) adalah
tumbuhan berupa pohon
yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah,
buah dan biji pala telah menjadi
komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala
disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius
"Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di
daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada). Istilah pala
juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.Sedangkan untuk harga minyak
pala naik dari US$ 26 per menjadi US$ 60 per kilogram. Harga minyak sereh juga
meningkat dari sekitar US$ 4-4,5 menjadi US$ 9-10 per kilogram.
Pala merupakan
tanaman multiguna dan komoditas ekspor Indonesia nonmigas utama ini kaya akan
vitamin C, kalsium, dan fosfor. Pala juga biasa digunakan sebagai obat diare,
kembung, mual, serta untuk meningkatkan daya cerna dan selera makan. Dalam Untuk upaya memberikan nilai tambah kepada petani
serta berdasarkan berbagai pertimbangan lain seperti tingginya permintaan pasar
dunia, harga yang menjanjikan, dan peran Indonesia sebagai pemasok utama
kebutuhan minyak pala dunia, sudah sepatutnya minyak pala lebih diutamakan
sebagai produk ekspor Maluku. Olahan pala menjadi minyak pala merupakan
peluang pangsa ekspor yang menjanjikan tentunya dengan mutu dan standar ekspor
yang baik. (Sources: Wikipedia, media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment