Potensi penggunaan pemakaian kunyit dari cenderung
meningkat baik di dalam negeri maupun di berbagai negara di dunia.Kebutuhan
kunyit untuk seluruh dunia diperkirakan sekitar 12.000 ton per tahun, namun baru
dipenuhi oleh India 1.260 ton dan sebagian kecil dari dari China. Negara pengimpor
kunyit antara lain adalah Jepang, Hongkong, negara-negara kawasan Eropa dan
Amerika. Kunyit (curcuma
domestica) yang digunakan sebagai
bahan baku farmasi, produk kunyit mampu bersaing dengan bahan-bahan lain,
terutama yang sudah dipatenkan. Misalnya saja produk untuk bahan obat radang
sendi (arthiris-rheumatoid), dan osteo-arthritis. Sementara
itu, rata - rata kebutuhan bahan baku kunyit untuk industri kosmetik atau jamu
tradisional yang ada di Indonesia antara 1,5 - 6 ton per bulan. Untuk tingkat
kebutuhan pasar dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan persentase
peningkatan 10-25% per tahunnya.Obat penyakit tersebut
antara lain berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason,
yang bisa diganti dengan bahan alternatif dari kunyit. Secara tradisional,
kunyit digunakan untuk menghilangkan bau badan, menghilangkan gangguan lambung
dan usus, dengan cara meminum secara teratur sari rimpangnya (filtratnya). Di
pasar swalayan, sekarang ini sudah banyak beredar ekstrak atau filtrat minuman
sari kunyit, serta kunyit asam. Untuk kunyit segar yang ada di pasaran,
merupakan rimpang yang setelah dipanen, langsung dijual, tanpa proses
pencucian. Sebab panen rimpang selalu terjadi pada musim kemarau, dan ketika
itu tanah cukup kering, hingga kondisi rimpang relatif bersih. Namun untuk
diolah menjadi irisan rimpang kering, dan filtrat, kunyit perlu dicuci bersih
dan dikering anginkan. Setelah itu, satu per satu rimpang kunyit diiris dengan
alat perajang manual. Irisan kunyit selanjutrnya dijemur sampai kering, dengan
kadar air 15 sd. 11%. Irisan rimpang kering ini disebut sebagai
simplisia, dan dikemas dalam karung plastik atau wadah lain untuk
dipasarkan ke pelaku industri jamu dan farmasi. (Sources: berbagai sumber media
terkait, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba)
Berdasakan data BPS
bahwa nilai perdagangan luar negeri dari kunyit selama tahun 2011 adalah
sebesar 4,5 juta US$ dengan volume seberat 2.672 ton. Sementara volume
importasinya hanya sebesar 269 ton dengan nilai 332 ribu US$. Sehingga surplus
perdagangan yang diperoleh sebesar 2.402 ton dengan nilai 4,1 juta US$. Negara
tujuan ekspor kunyit Indonesia adalah Asia (Malaysia, Singapura, Hongkong,
Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan Belanda). Produksi
kunyit tersebar hampir di seluruh provinsi, produksi tertinggi berada di
provinsi Jawa Timur 25.043 ton dengan luas panen 1,215 hektar disusul kemudian
urutan kedua adalah provinsi Jawa Tengah sebesar 18.928 ton dengan luas panen
1.023 hektar. Ekspor Indonesia tahun 2010 sebesar 6,1 ribu ton tersebut
mengalami kenaikan 129,6 % dibanding tahun 2009 sebesar 2,7 ribu ton. Kenaikan nilai mencapai 180,2 %
dari 2,7 juta pada tahun 2009 menjadi 7,5 juta pada tahun 2010. Volume maupun
nilai ekspor Indonesia tahun 2010 merupakan rekor tertinggi. Bagi India,
Indonesia juga merupakan pemasok utama, 54,3 % dari total impor India berasal
dari Indonesia. Pemasok lainnya adalah Myanmar, Vietnam, China, Nigeria
masing-masing dibawah 17 %. Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara tujuan utama
baik bagi India, Indonesia dan Malaysia. India sebagai salah satu eksportir
terbesar berhasil merebut pasar UEA hampir 16 ribu ton, sedangkan Indonesia
hanya bisa merebut 593,7 ton. India juga dapat merebut pasar Malaysia sebesar
9,4 ribu ton, sedangkan Indonesia hanya bisa memasok ke Malaysia sebesar 211
ton. India juga dapat merebut pasar AS sebesar 5,8 ribu ton sedangkan Indonesia
hanya merebut 239 ton. Indonesia sebenarnya sudah mulai mengekspor kunyit. Negara yang dituju antara lain Asia (Malaysia,
Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan
Belanda).
Kunyit yang sangat
bermanfaat dimana kandungan aktif kunyit mengarah kepada penemuan curcumin.
Secara eksperimental curcumin efektif mencegah dan memperbaiki luka lambung
yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin. Curcumin meningkatkan mukus
lambung sehingga aktivitas nyeri lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi
produksi mukus. Percobaan klinis efek kunyit pada penderita dilakukan terhadap
10 pasien. Diharapkan pengembangan budidaya kunyit dalam negeri dapat lebih
baik lagi untuk diolah sebagai bahan baku herbal maupun bahan lainnya untuk
kedepannya dapat juga memenuhi permintaan pasar ekspor.
No comments:
Post a Comment