
India
merupakan negara produsen dan sekaligus konsumen mete terbesar di dunia. Jumlah
penduduk India sekitar 5 kali lipat Indonesia, namun konsumsi metenya 45 kali
lipat. Kebutuhan kacang mete Amerika Utara dan Uni Eropa selama ini dipenuhi
oleh India dan Brasil, India juga mengekspor kacang mete ke Timur Tengah,
sedangkan Vietnam mengekspor kacang mete ke Amerika Utara, China dan Australia.
Mete Indonesia sebagian besar diekspor dalam bentuk gelondongan ke India dan
Vietnam dan kemudian dilabel sebagai produk India dan Vietnam, hanya sebagian
kecil (kurang dari 1 % dari pangsa kacang mete dunia), yang bisa berhasil
menembus pasar kacang mete internasional.(Sources: Berbagai data media terkait,
BPS, FAO, data diolah F. Hero K. Purba).
Kacang mete merupakan komoditi
perdagangan ekspor yang sangat menarik. Jerman mengimpor kacang mete dari
berbagai negara penghasil kacang mete di dunia, termasuk dari Indonesia. Jenis
produk mete yang diperdagangkan ekspor-impor adalah: a) Kacang mete dengan
kulit/gelondong mete (HS 0801 31 00) dan b) Kacang mete tanpa kulit (HS 0801 32
00). Menurut data FAO dalam kurun 5
tahun (2004 – 2009) terjadi kenaikan nilai total ekspor – impor biji kacang
mete sebesar 65% (impor) dan 57% (ekspor). Kenaikan angka ini cukup besar yang
mencerminkan kenaikan permintaan kacang mete dunia. Pada tahun 2010 Indonesia
menduduki peringkat ke-5 penghasil biji kacang mete terbesar di dunia. Kebutuhan
impor kacang mete disuplai oleh negara-negara pengekspor seperti Brasilia,
India, Vietnam, Honduras, Indonsia, Sri Lanka, dan lainnya. Dengan adanya kenaikan
jumlah impor kacang mete dari 14.458 ton di tahun 2006 sampai ke 24.077 ton di
tahun 2011 hal ini menunjukkan kenaikan permintaan akan kacang mete di Jerman
hampir 67% dalam hanya jangka waktu 5 tahun. Indonesia sendiri terdapat
kenaikan sebesar 147% dari tahun 2006 sampai 2011.
No comments:
Post a Comment