Indonesia masuk peringkat kelima dunia
setelah India, Nigeria, Brazilia, dan Tanzania. Dari hasil produksi itu,
ternyata Jawa Timur memberikan kontribusi sekitar 11 persen terhadap produksi
mete nasional.Jambu mete (Cashew Nut) menempati peringkat ketiga dalam
produksi dunia kacang goreng yang diperdagangkan secara global. Perdagangan
dunia roasted Cashew Nut/ kacang goreng telah mengalami
pertumbuhan yang relatif cepat, rata-rata sekitar 2,7 persen per tahun. Di
seluruh dunia, perdagangan kacang mete melebihi US $ 2 miliar dan permintaan yang
semakin meningkat. Dari total pasokan dunia, 0.1 juta ton yang diperdagangkan
di pasar internasional, dengan India mengklaim (40 persen) dan Vietnam (33 persen).
Dunia Baku kacang mete (RCN) produksi tahun 2004 diperkirakan sekitar 2,08 juta
ton dari total luas 3.060.000 hektar. Vietnam, India, Brasil, Nigeria dan Tanzania
ke rekening 80 persen dari output global. Pada tahun 2006, Vietnam menduduki
puncak produksi global dengan 0.64 ton yang merupakan 30 persen dari produksi
global, diikuti oleh India (0,5 juta ton) dan Brasil (0.220 ton) di posisi kedua
dan ketiga masing-masing. Pergi dengan daerah di bawah produksi mete, Vietnam berada
di posisi kelima dengan 0.260 hektar dan Brasil memiliki wilayah terbesar kedua
di bawah panen dengan 0.680 hektar setelah India. Amerika Serikat adalah importir
terbesar biji mete, terhitung lebih dari 50 persen dari impor dunia. Importir lainnya
termasuk Belanda (sepuluh persen), Jerman (tujuh persen), Jepang (lima persen) dan
Inggris (lima persen).
India
merupakan negara produsen dan sekaligus konsumen mete terbesar di dunia. Jumlah
penduduk India sekitar 5 kali lipat Indonesia, namun konsumsi metenya 45 kali
lipat. Kebutuhan kacang mete Amerika Utara dan Uni Eropa selama ini dipenuhi
oleh India dan Brasil, India juga mengekspor kacang mete ke Timur Tengah,
sedangkan Vietnam mengekspor kacang mete ke Amerika Utara, China dan Australia.
Mete Indonesia sebagian besar diekspor dalam bentuk gelondongan ke India dan
Vietnam dan kemudian dilabel sebagai produk India dan Vietnam, hanya sebagian
kecil (kurang dari 1 % dari pangsa kacang mete dunia), yang bisa berhasil
menembus pasar kacang mete internasional.(Sources: Berbagai data media terkait,
BPS, FAO, data diolah F. Hero K. Purba).
Kacang mete merupakan komoditi
perdagangan ekspor yang sangat menarik. Jerman mengimpor kacang mete dari
berbagai negara penghasil kacang mete di dunia, termasuk dari Indonesia. Jenis
produk mete yang diperdagangkan ekspor-impor adalah: a) Kacang mete dengan
kulit/gelondong mete (HS 0801 31 00) dan b) Kacang mete tanpa kulit (HS 0801 32
00). Menurut data FAO dalam kurun 5
tahun (2004 – 2009) terjadi kenaikan nilai total ekspor – impor biji kacang
mete sebesar 65% (impor) dan 57% (ekspor). Kenaikan angka ini cukup besar yang
mencerminkan kenaikan permintaan kacang mete dunia. Pada tahun 2010 Indonesia
menduduki peringkat ke-5 penghasil biji kacang mete terbesar di dunia. Kebutuhan
impor kacang mete disuplai oleh negara-negara pengekspor seperti Brasilia,
India, Vietnam, Honduras, Indonsia, Sri Lanka, dan lainnya. Dengan adanya kenaikan
jumlah impor kacang mete dari 14.458 ton di tahun 2006 sampai ke 24.077 ton di
tahun 2011 hal ini menunjukkan kenaikan permintaan akan kacang mete di Jerman
hampir 67% dalam hanya jangka waktu 5 tahun. Indonesia sendiri terdapat
kenaikan sebesar 147% dari tahun 2006 sampai 2011.
No comments:
Post a Comment