Populasi ternak kambing Indonesia pada
tahun 2001 adalah 12,6 juta ekor menjadi 15,8 juta ekor pada tahun 2008 (BPS,
2009). Ternak kambing, tersebar diseluruh wilayah Indonesia, meskipun penyebaran
antar daerah belum merata. Populasi terbesar terdapat di pulau Jawa, sedangkan
dipulau lain, seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua dimana luas area relatif
lebih besar dan ketersediaan pakan hijauan sangat banyak, populasi kambing
masih rendah.Menurut data
tahun 2011 jumlah kambing (Capra aegagrus hircus) nasional sebanyak 17,4
juta ekor dan di Jawa Timur sebanyak 2,8 juta ekor. Selain tidak membutuhkan
kandang yang cukup luas per ekornya, faktor jumlah anak perkelahiran dan
budidaya ternak yang mudah juga berpengaruh. Peranan komoditas kambing sampai
saat ini belum banyak berarti, baik sebagai sumber daging maupun sumber air
susu. Hal ini terjadi karena usaha peternakan kambing masih
sederhana dengan jumlah pemilikan sedikit dan masih merupakan usaha sampingan
dan sebagai tabungan. Peluang usaha kambing ini sebenarnya sangat potensial
dengan melihat beberapa
jenis kambing di Indonesia antara lain Kambing peranakan ettawa (PE), Kambing
gembrong, Kambing anglo nubian, Kambing Jawa, Kambing boer , Kambing Marica,
dan lainnya. (Sources: artikel media
dan majalah peternakan, data diolah F. Hero K. Purba).
Usaha agribisnis peternakan kambing
sangat dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input
produksi serta output yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan
kemampuan peternak dalam mengelola usahanya dan tingkat keuntungan maksimum
yang dicapainya. Peternak dengan jumlah ternak pemilikan yang banyak,
mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Jumlah
pemilikan ternak yang lebih banyak umumnya akan lebih efisien dalam hal tenaga
kerja dan biaya produksi. Adapun beberapa keuntungan dalam memelihara ternak
kambing adalah sebagai berikut (Sudono, 2002): 1. Kebutuhan lahan untuk
memelihara ternak kambing tidak terlalu luas. 2. Kambing memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap berbagai lingkungan, sehingga mudah dipelihara dan
dikembangkan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah bahkan di daerah
kering dengan sumber makanan kasar sekalipun. 3 Kambing memiliki
perkembangbiakan yang cepat. Umur 1,5 tahun sudah mulai beranak dan dalam dua
tahun dapat beranak tiga kali. Setiap kali
beranak dapat melahirkan dua ekor. Selain daging dan susu, kambing dapat
diambil kulitnya untuk kebutuhan industri. 4. Limbah kotoran kambing dapat
digunakan sebagai pupuk pertanian. 5. Kambing merupakan sumber uang tunai yang
sewaktu-waktu lebih mudah dijual. 6. Susu kambing mengandung kadar protein dan
lemak yang lebih tinggi daripada susu sapi. 7. Investasi yang dibutuhkan untuk
memelihara ternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah.
Beberapa jenis bangsa domba dan kambing tersebut terdapat telah berkembangbiak
dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia. Komoditas domba dan
kambing terdistribusi di berbagai pulau atau Provinsi di seluruh wilayah
Indonesia atau minimum menyebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia. Luasnya
penyebaran populasi komoditas domba dan kambing tersebut membuktikan bahwa
berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk
pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan
dari sisi sosial-budaya daerah setempat.
No comments:
Post a Comment