Karet Alam yang merupakan bahan baku industri barang jadi
karet: ban, sarung tangan karet, benang karet dan sebagainya. Pertumbuhan
ekonomi dunia yang pesat pada sepuluh tahun terakhir, terutama China dan
beberapa negara kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin seperti India, Korea
Selatan dan Brazil, memberi dampak pertumbuhan permintaan karet alam yang cukup
tinggi, walaupun pertumbuhan permintaan karet di negara-negara industri maju
seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang relatif stagnan. Harga karet yang sempat anjlok
sepanjang tahun 2012 diperkirakan akan mulai bergerak dalam trend naik tahun
ini. Kondisi ini terjadi karena tingginya permintaan karet dari AS dan China,
konsumen karet terbesar dunia. Menurut data Karet berjangka mengalami penurunan
1,6 persen menjadi 296,2 yen per kilogram atau 3.067 dollar AS per metrik ton
di Tokyo
Commodity Exchange. Rubber Trade
Association melaporkan bahwa
persediaan karet di Jepang untuk bulan Februari lalu mengalami kenaikan 3,8
persen menjadi 11. 363 ton. Persediaan karet di China untuk bulan lalu mengalami
kenaikan 4.182 ton menjadi 107.481 ton. Dengan bergerak
naiknya harga ekspor, harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan juga ikut
bergerak atau sudah Rp23.110--Rp25.110 per kg dari 1 Maret yang sempat tertekan
menjadi Rp22.574 hingga Rp 24.574 per kg.
Karet merupakan bahan baku untuk produksi ban dan srung tangan
karet. Harga komoditas ini telah mengalami kenaikan
sebesar 51% dari level terendah dalam tiga tahun belakangan yang dicapai pada
bulan Agustus lalu. Pertumbuhan ekonomi
China kembali normal dan sektor property di AS terangkat menandakan kembalinya
gairah ekonomi di negara tersebut. Produksi karet diperkirakan masih akan
melampaui konsumsi sebesar 179,000 metric ton tahun ini dan pada tahun 2014
akan turun ke 153,000 ton. Tingkat surplus ini
turun tajam dibandingkan surplus tahun 2012 yang mencapai 460,000 ton.
(Berbagai sumber media terkait, data BPS, data diolah F. Hero K Purba). Untuk kenaikan
harga karet tahun ini juga didorong oleh keputusan bersama tiga negara produsen
utama karet Indonesia, Thailand dan Malaysia. Pada bulan Agustus lalu ketiga
negara ini telah setuju untuk membatasi ekspor untuk mendorong harga di tingkat
global. Permintaan dari China diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 7.2%
tahun ini setelah di tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 4.5%. Konsumsi di AS
akan meningkat 4.5% setelah kontraksi 6.3% di 2013.
No comments:
Post a Comment