Di Indonesia terjadi penurunan volume impor kacang hijau juga terjadi
selama tahun 2011, yakni dari 996 ton pada tahun 2010 menjadi 355 ton pada
tahun 2011. Produksi kacang hijau petani kabupaten/kota di provinsi ini relatif
sedikit, dan jauh dari kebutuhan yang diharapkan konsumen. Kebutuhan kacang hijau terus
meningkat rata - rata setiap tahun +
330.000 ton, produksi rata - rata setiap tahun 38.414 ton (93,46%) dan impor
masih tinggi dengan volume impor rata - rata setiap tahun sekitar + 29.443 ton.
Areal panen kacang hijau di Indonesia pada tahun 2011 seluas 297.315 ha dan
produksi yang dicapai sebesar 341.342 ton dengan produktivitas rata- rata 11,48
ku /ha. Tahun 2008 -2009 terjadi volume impor dan ekspor yang lebih Tinggi
dibandingkan tahun sebelum dan sesudahnya. Perkembangan impor kacang hijau dari
tahun 2002 –2012 mengalami peningkatan sebesar 16,53% sedangkan produksi kacang
hijau mengalami peningkatan hanya sebesar 1,11%. Untuk itu dalam pengembangan
agroindustri kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah
tersebut. Kesiapan teknologi dalam Pengembangan kacang hijau di lahan kering.
Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan petani
terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang kurang
memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat
pengembangan kacang hijau di lahan kering.
Untuk angka rata-rata konsumsi kacang hijau per kapita
1,27 kg/tahun selama 12 tahun terakhir, Neraca Bahan Makanan/NBM 2011, Kebutuhan
kacang hijau diasumsikan akan terus meningkat, dan masih bersifat surplus, berarti semua kebutuhan
dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Manfaat kacang hijau yang mengandung asam folat
ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung, bibir
sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat
meningkatkan kecerdasan bayi. Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan Jantung.
Kandungan lemak tidak jenuh dalam kacang hijau aman untuk di konsumsi dan
bermanfaat bagi kesehatan jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh,
bagi Anda yang memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir untuk
mengonsumsi kacang hijau. Pulau Jawa adalah penghasil utama kacang hijau di
Indonesia, karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau
nasional. Sentra daerah produksi kacang hijau adalah NAD, Sumatera Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total
kontribusi daerah 90 % terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70 % berasal
dari lahan sawah. Potensi lahan kering daerah tersebut yang sesuai ditanami
kacag hijau sangat luas. Tantangan pengembangan agroindustri kacang hijau di
lahan kering adalah peningkatan produktivitas dan mempertahankan kualitas
;lahan untuk berproduksi lebih lanjut. Lahan kering di Sumatera umumnya
tergolong masam dan miskin hara. Lahan kering di Jawa, Sulawesi dan
Nusatenggara masalah utamanya adalah kekeringan dan miskin hara. Pengembangan
agroindustri kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam kesiapan teknologi dalam Pengembangan kacang hijau di lahan
kering. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan
petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang
kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat
pengembangan kacang hijau di lahan kering. (Berbagai sumber media terkait,BPS,
litbang, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment